[caption id="attachment_164577" align="alignleft" width="300" caption="Air Terjun Pabeti Lakera"][/caption] Kali ini saya dan 4 orang teman yaitu Doni Wungo, Yusdi Yudi, Indri, Dedik mengunjungi air terjun Pabeti Lakera. Air terjun Pabeti Lakera berada di Desa Delo, Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. J arak air terjun Pabeti Lakera kurang lebih 35 kilometer dari Waitabula, Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Tepat pukul 10.00 , kami berangkat dari Waitabula menggunakan kendaraan roda dua. Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan kami berhenti di salah satu toko di Waimangura Kecamatan Wewewa Barat untuk membeli air mineral dan beberapa snack untuk persiapan di air terjun nanti karna disana tidak ada toko maupun kios. Setelah melengkapi perbekalan, kami kemudian melanjutkan perjalanan, namun sayangnya karena cuaca kurang mendukung, ketika sampai di Desa Kabali Dana Wewewa Barat kami diguyur hujan lebat, kami pun berhenti untuk berteduh di salah satu rumah warga. Kurang lebih 15 menit kami menunggu hingga hujan reda, akhirnya kami bisa kembali melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanan kami melewati Desa Kabali Dana, jejeran pohon kopi menjadi salah satu pemandangan menarik, berkebun kopi memang menjadi salah satu sumber pendapatan masayarakat di Desa Kabali Dana. Memasuki Tenateke Kecamatan Wewewa Selatan, kami mejumpai hamparan sawah dengan padi yang hijau. Indri yang berada mengedarai kendaraan di urutan terdepan menoleh ke arah kami dan dengan sedikit berteriak mengatakan “Indah Ya…”, kami pun mengangguk tanda setuju karna dari suasananya kami merasa seperti berada di tanah lot Bali. Sayangnya jalan disini sudah rusak, banyak jalan berlubang hampir di sepanjang jalan yang kami lewati. Setelah memasuki Desa Delo dan melewati Pustu Delo kami tiba di persimpangan. Kami pun berbelok ke kanan yang menuju Air terjun Pabeti Lakera. Jalannya masih pengerasan dengan tanah putih, Kami harus berhati-hati karena banyak kerikil lepas di sepanjang jalan dan juga karena jalannya yang menurun. Kami Akhirnya tiba di ujung jalan pengerasan dan tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan dengan motor yang kami gunakan. Kami akhirnya memilih memarkir motor dan melanjutkan dengan jalan kaki tapi karena indahnya pemandangan dari tempat kami memarkir motor, kami memilih untuk mengabadikan moment itu dalam beberapa bidikan kamera.
Sampai juga kami di terjun pertama dari air terjun Paberi Lakera, ini karena Air Terjun Pabeti Lakera memiliki 4 terjun. Di terjun pertama ini tinggi terjunnya sekitar 6 meter, karena belum banyak dikunjungi tempat ini masih sangat alami. Kami kembali mengabadikan moment itu dengan beberapa bidikian lagi, dedik tidak menunggu lama ia pun segera membasahi kepalanya hingga seluruh tubuhnya basah kuyub. Dengan antusias ia meminta untuk difoto persis dibawah air terjun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H