Mohon tunggu...
Oksand
Oksand Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Storytelling dan Editor

Penulis Storytelling - Fiksi - Nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ngoprek Buku: "Bukan Buku Agama Bukan Resep Masakan"

28 Mei 2020   10:03 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:00 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dulu saya memang sulit menafsirkan puisi. Baru terang setelah ada yang membedahnya. Seperti Joko Pinurbo yang menafsirkan puisinya Sapardi Djoko Damono. Atau Budiman Hakim yang menafsirkan puisi "Aku" milik Chairil Anwar.

Tapi saya suka membacanya. Penuh rima. Seperti yang kita pelajari waktu pelajaran bahasa. Ada a-b-a-b. Ada a-a-b-b. Atau a-b-b-a. Banyak variasi. Indah dibaca. Tentu sarat makna bagi penulisnya. Sayang intelektualitas saya masih kurang. Kurang baca.

Iqra itu juga yang banyak diangkat dalam buku ini. Kang Maman mendukung sekali pegiat-pegiat literasi, pejuang baca buku, pasukan taman baca, yang bergerak indie. 

Ada di satu bab Kang Maman menjelaskan tentang literasi di negeri ini. Yang kita adalah negara literatif kedua... dari bawah. Urutan 60 dari 61. Setingkat saja di atas Botswana. Kemudian indeks persepsi korupsi Indonesia skornya 37 dari 100. Denmark skor 90, adalah negara paling literatif ke-4 dunia. Kesimpulannya, ada hubungan antara korupsi dan budaya baca. Menarik.

Favorit saya ada di Bab 34. Tentang Penulis. Hebatnya Kang Maman, yang rendah hati karena kehebatannya itu semata-mata karena kolaborasi, orang-orang baik, sahabat sejati, dan tentu Tuhan. Dari menulis, dia sudah menjalani banyak profesi turunan. Jurnalis, skrip, pemapar makalah, hingga lirik lagu untuk dinyanyikan orang lain.

Dari menulis, pria yang kepalanya sealiran dengan Deddy Corbuzier ini, juga sudah berganti paspor 4 kali. Yang tiket pesawat dan menginap di hotel berbagai negara tidak pernah keluar dari sakunya sendiri. Gara-gara menulis. Ini menjadi motivasi untuk saya pribadi. Bahkan lelaki berkaca mata ini dicandai oleh rekan-rekannya: Haji Abidin -- Haji Atas Biaya Dinas, atau Haji Abu Bakar -- Haji Atas Budi Baik Kantor. Tetap saja haji. Semoga mabrur. Tambahan motivasi lagi.

Dan juga Bab 48 tentang Sahabat. Yang disambung dengan puisi berjudul Bapak. Sahabat sejati akan mengingatkan, jika kita silap. Tidak di tempat umum, seperti komentar di medsos. Tapi DM, japri, atau berkunjung ke rumah. Ada adab dan etika, ada norma yang diperhatikan sahabat sejati.

Saya suka sekali paragraf di Bab 41, halaman 244:

Borges yang dikutip Baez dalam bukunya, "Penghancuran Buku dari Masa ke Masa", mengungkapkan:

"Dari berbagai instrumen manusia, tak syak lagi yang paling mencengangkan adalah BUKU. Yang lain adalah perpanjangan ragamu.

"Mikroskop dan teleskop adalah perpanjangan penglihatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun