Mohon tunggu...
Oksand
Oksand Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Storytelling dan Editor

Penulis Storytelling - Fiksi - Nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Menentukan "Brand Positioning"

16 Februari 2019   19:00 Diperbarui: 16 Februari 2019   19:45 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Itulah kesimpulannya. Catatan #1 digabungkan sampai #4, adalah brand positioning Oksand. Catat #5.

Kenapa perlu brand positioning? Kita bedah sedikit. Kalau mau banyak, ikut workshop di kelas Bisa Bikin Brand aja, itu kelas offline pak Bi. Setiap angkatan hanya 25 orang. Dibatasi. Biar fokus. Dua hari yang bikin otak ngebul. Otak diajak terus mikir. Brand positioning produk saya apa ya? Itu yang ada di benak semua peserta setiap kali mengikuti kelasnya.

Oke kita bedah ya. Kenapa perlu brand positioning? Hal ini diperlukan untuk membuat produk kita mempunyai niche yang spesifik. Target market yang fokus, segmented, dan punya value yang berbeda dengan kompetitor.

Contoh lagi dari novel Tuing ini. Market category Oksand adalah pembaca novel. Maka pesaing dia adalah semua penulis novel di tanah air. Siapa saja? Banyak banget kan! Maka perlu lebih spesifik lagi kategorinya.

Penulis novel bergenre komedi drama. Ada siapa pesaingnya? Ada Hilman Hariwijaya, Boim Lebon, Raditya Dika, Aditya Mulya. Tapi Hilman dan Boim kan bukan milenial? Berarti bisa dicoret dari daftar pesaing Oksand (lagi pula dua orang itu bukan pesaingnya, tapi guru menulisnya. Maaf, Guru!). Masih ada Raditya dan Aditya (kok bisa mirip sih namanya?).

Kita masuk lagi lebih spesifik. Kreatifnya Oksand, dia buat gebrakan baru di dunia percetakan novel: Novelnya dibuka dari kanan! Otomatis langsung lenyap semua pesaing! Jadi sampai tahap penentuan Core Value, usahakan sudah tidak ada pesaing. Tahun 2018, novel Tuing adalah satu-satunya novel di Indonesia yang dibuka dari kanan. Memang ada kelebihannya dibuka dari kanan? Ada nilai filosofisnya? Dia sudah menuliskannya di blog. Ini linknya.

Dan akhirnya dia menambahkan added value di karyanya, yaitu LUMEER. Lucu, mini, ringan. Ini bukan dia yang menentukan, tapi berdasarkan testimoni dari para pembacanya. Yang jika disimpulkan, 3 kata itulah jawabannya.

Tulisan ini adalah sebuah pengembangan dari tulisan ia sebelumnya di blog. Ini linknya.

Setelah hampir dua bulan, ternyata Oksand berkontemplasi, ia menemukan lagi apa brand positioning-nya. Bisakah berubah lagi? Yang akan berubah adalah zamannya, trendnya, kebiasaan dari pelanggan. 

Tapi value harus tetap dijaga. Bisa jadi 2019 nanti novel Tuing tidak akan menjadi satu-satunya lagi novel yang dibuka dari kanan. Kenapa? Karena Oksand akan mengeluarkan karya terbarunya, yang tentu tetap dibuka dari kanan. Dan dia akan memberi nilai lebih dari karya terbarunya. Apa itu? Ah, tunggu saja. 

Dan bagaimana kalau penulis lain membuat cara yang sama dengan buka dari kanan? Silakan, tapi sudah tidak otentik. Dan saat penulis lain meniru, Oksand sudah memikirkan nilai-nilai lainnya. Sudah 2-3 yang ia siapkan. Penulis tengil ini meniru pola pikir Steve Jobs dengan Applenya. Saat Apple 9 diluncurkan, di bagian riset dan pengembangan sudah ada Apple 10, hanya tinggal tunggu tanggal mainnya saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun