Lama-lama saya jadi tergerak juga untuk mencari 'teman-teman'. Teman apa? Teman yang mempunyai fenomena dari kanan. Maksudnya?
Inilah teman pertama saya. Gerakan Thawaf.
Gerakan Thawaf saat berhaji. Ini dilakukan berlawanan arah jarum jam. Atau dalam dua dimensi, adalah dari kanan ke kiri.
Lalu teman kedua saya: terbitnya Matahari dari Timur.
Pusat tata surya ini terbit dari Timur dan tenggelam di Barat. Jika kita gambar empat arah mata angin, Utara ada di atas, Selatan di bawah. Timur di kanan, Barat di kiri. Jadi Matahari ini dalam dua dimensi terbit dari kanan, tenggelam di kiri. Hmm, semakin menarik. Masih ada lagi temannya!
Lintasan atletik. Coba perhatikan orang berlari di lintasan atletik. Putarannya berlawanan arah jarum juga. Kanan ke kiri. Kalau ada yang lari sebaliknya, mungkin ia sedang cari masalah. Pasti banyak nabrak orang. Di lapangan Gasibu, Bandung, semua ikut arah lintasan dari kanan ke kiri. Kalau ada yang putar arah mengikuti arah jarum jam, siap-siap dipelototin para 'ngos-ngosers'.
Masih ada? Tentu! Teman saya banyak.
Coba lihat arah putaran angin itu. Bagian ekor itu yang bagian tipis. Semakin tebal di bagian dalam, atau tengah. Artinya angin tersebut berputar berlawanan arah jarum jam juga.
Satu lagi teman saya adalah hukum Fisika: Kaidah Tangan Kanan.
Saya kurang suka pelajaran ini, makanya dulu jadinya ambil Kimia. Yang ternyata lumayan bikin pening juga, hahaha. Tapi tiba-tiba saja begitu mengingat-ingat fenomena dari kanan, jadi ingat hukum ini. Keempat jari menunjukkan arah medan magnet, dan arus listrik mengarah ke atas.
Jadi bisakah kita simpulkan semua yang bergerak berlawanan arah jarum jam akan menimbulkan arah arus ke atas? Ke atas ke mana? Langit? Menuju-Nya? Wallahu a'lam.
Tapi saya pernah lihat postingan ini, foto Bumi dari luar angkasa. Di sana ada sebuah titik yang terang.
Rasanya cukup menunjukkan 'teman'teman' saya di atas ya. Lalu ada satu lagi. Pamungkas!
Ya enggak dong, hehehe.
Siapa tahu membiasakan buka buku dari kanan seperti Al Qur'an, bisa jadi mengikuti fenomena semesta. Sebagai bentuk ibadah juga kepada-Nya.
Cocokologinya kau cari sendirilah!
***
Oksand -- penulis tengil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H