Warga Indonesia sempat dibuat kagum oleh 5 orang pemuda asal Bandung yang membersihkan sampah di sungai bahkan pantai di beberapa daerah di Indonesia yang sangat kotor sekalipun dengan tangan kosong tanpa merasa jijik atau bahkan gengsi. Kelompok atau komunitas mereka dikenal dengan nama Pandawara Group. Komunitas penggerak dan pemengaruh ini mempunyai tujuan besar yaitu mengajak pemuda - pemudi di Indonesia supaya lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dengan aksi nyata. Mereka juga memanfaatkan media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk berjejaring secara efektif. Kontennya yang menuai ribuan bahkan jutaan pujian menghasilkan beberapa pemuda lainnya bahkan orang tua yang turut menjadi relawan disaat kegiatan pembersihan dilakukan. Kegiatan yang mereka lakukan menghasilkan ratusan ton sampah yang diangkat dari sungai dan pantai di berbagai lokasi di Indonesia. Secara tidak langsung, Pandawara Group mengatasi permasalahan dimana ratusan sampah yang berada di sungai telah mencemari air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Sampah tersebut tidak lagi mencemarkan air, juga tidak menyebabkan banjir yang biasa terjadi dan merugikan masyarakat itu sendiri.Â
Kampanye kebersihan lingkungan yang dilakukan oleh Pandawara Group ini masih berlanjut sampai saat ini. Setiap anggota memiliki masing - masing kepribadian yang menarik dan berkharisma. Dimana hal tersebut menjadi daya tarik para pemuda dan pemudi untuk mengikuti langkah nyata yang berdampak baik pada lingkungan dan masyarakat sendiri. Selain Pandawara Group, masih ada beberapa komunitas yang mengolah sampah dan menjadikannya suatu barang yang bernilai, bahkan dijual dengan harga yang tinggi.Â
Gap Kepedulian Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah
Melihat beberapa komunitas atau bahkan individu yang peduli dengan pengolahan sampah yang baik bahkan menjadikan sampah sebagai ladang usaha tentu dapat menguntungkan bagi individu bahkan berpengaruh terhadap pendapatan negara, apabila hasil daur ulang diproduksi dengan skala besar dan sampai pada kancah internasional. Salah satunya ecobrick yang berupa botol plastik yang terisi penuh dengan plastik lunak yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Masih banyak lagi berbagai hasil dari sampah yang sudah di daur ulang oleh masyarakat sebagai upaya untuk mengurangi sampah yang tidak terkendali. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang tidak peduli pada permasalahan sampah yang terjadi, bahkan masih ditemukan beberapa sektor industri yang masih melakukan pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan peraturan khusus seperti, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.Â
Masyarakat berkontribusi atas masalah yang dihadapi Indonesia terkait permasalahan sampah diantaranya rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar, kurangnya pemilahan sampah organik dan anorganik, ketergantungan pada plastik sekali pakai, budaya membakar sampah yang dapat menimbulkan polusi udara, sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh masyarakat akan terpecah menjadi partikel mikroplastik, penggunaan pakaian dari bahan serat sintetis, dan masyarakat lainnya yang abai pada pengelolaan sampah di Indonesia.Â
Permasalahan Sampah di Indonesia Menjadi Solusi atau Kehancuran?
Masalah sampah di Indonesia bak pedang bermata dua. Di satu sisi, terdapat beberapa komunitas yang peduli lingkungan yang menjadi motor penggerak perubahan, seperti Pandawara Group dan pengusaha pengelola sampah dengan kreatif yang tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menghasilkan keuntungan ekonomi. Mereka membuktikan bahwa sampah memiliki nilai jika dikelola dengan baik. Namun, di sisi lain, masih masyarakat yang abai yang membiarkan sampah plastik mencemari lingkungan. Ketidakpedulian ini memperburuk krisis lingkungan, mencemari sungai, laut, dan tanah yang saat ini kita pijak.Â
Pertanyaannya, akankah kita memilih jalan menuju solusi berkelanjutan, atau justru membiarkan permasalahan sampah ini menjadi penyebab kehancuran ekosistem kita?. Semua bergantung pada kesadaran dan tindakan kolektif dari masyarakat di seluruh Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H