Teori dramaturgi, memuat konsep "front stage" (panggung depan) dan "back stage" (panggung belakang). Front stage adalah tempat di mana seseorang memainkan perannya, menampilkan dirinya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang lain. Sedangkan, Back stage adalah tempat di mana seseorang bisa lebih "asli" dan melepas pertunjukan peran (bebas berekspresi dan cenderung menjadi diri sendiri). Dalam konteks second account di Instagram, seseorang bisa melihat akun utama (main account) sebagai "front stage", di mana mereka menampilkan versi diri yang mereka ingin orang lain lihat. Akun utama ini mungkin penuh dengan foto-foto yang terlihat sempurna, kesuksesan, dan kebahagiaan. Berbeda dengan second account yang di pergunakan untuk melampiaskan diri ataupun hanya digunakan untuk bersenang-senang dengan membuat konten yang lebih tidak terkontrol dan hanya di lihatkan kepada orang-orang tertentu. Adapun self-disclosure merupakan proses di mana seseorang mengungkapkan informasi tentang diri mereka kepada orang lain, termasuk pikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi.
Lalu, Bagaimana keterkaitan teori dramaturgi dalam second account sebagai self-disclosure?
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa mahasiswa di kota Malang, menunjukkan bahwa orang yang mempunyai dua akun Instagram terungkap bahwa mereka menggunakanya sebagai media berinteraksi dan mengekspresikan diri. Setiap orang mempunyai ketertarikan, keinginan dan latar belakang yang unik dan berbeda-beda. Beberapa keinginan pengguna instagram membuat dua akun sebagai berikut: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
- Memposting konten dengan jumalah banyak
- Stalking (memantau akun seseorang)
- Curhat dan berkeluh kesah
- Mengikuti Instagram artis dan online shop
- Berjualan dan mempromosikan produk
Tidak hanya itu, beberapa pengguna juga ada yang menekankan akan pentingnya menjaga privasi, menggali kreativitas dan kebebasan mengeksplor diri tanpa takut judgement maupun pengawasan dari orang yang mereka kenal, seperti: teman, saudara, guru, bahkan orang tua. Beberapa pengguna memanfaatkan second account untuk dijadikan fokus mereka dalam mencapai tujuan. Setelah melakukan survei terhadap pengguna second account mereka berpendapat "ingin menjaga privasi mereka dari kehidupan dan ekspektasi first account". Selain itu, mereka ingin di pandang orang lain sesuai dengan keinginan pengguna.
Maka, teori dramaturgi memberikan perspektif yang relevan terhadap konsep self-disclosure dalam konteks media sosial seperti Instagram. Kaitan antara teori dramaturgi dengan self-disclosure adalah bahwa second account memberikan ruang untuk pengungkapan yang lebih intim atau aspek-aspek yang mungkin tidak ingin ditampilkan secara terbuka di front stage. Pengguna dapat merasa lebih nyaman untuk berbagi pikiran, perasaan, atau minat yang lebih pribadi di sini, tanpa terbebani oleh norma atau harapan sosial yang ada di front stage. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki berbagai fungsi, yakni sebagai alat untuk memperlihatkan diri secara publik dan sebagai tempat atau media bagi individu dalam memperluas self-disclosure mereka dengan cara yang lebih personal dan autentik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H