Mohon tunggu...
Sandrina Hanum
Sandrina Hanum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanum

Akun Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berteman dengan yang Tulus

25 November 2022   21:04 Diperbarui: 25 November 2022   21:08 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dulu waktu masih kecil pasti ada anak tetangga yang sama-sama seumuran dengan kita, mungkin ada juga sepupu kita. Waktu masih kecil main bareng, mandi bareng, terkadang sekolah pun juga sama, selain itu teman kita sekelas juga seumuran. 

Mulai dari SD sampai saat ini kuliah pun masih tetep bareng meskipun jarang ketemu, dulu waktu masih jaman sekolah ke kantin selalu bareng,makan dengan makanan yang sama, mulai sepemikiran, mulai nyaman satu sama lain. Itulah yang dinamakan teman sebaya.

Sebelum memasuki masa remaja, anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang dewasa daripada dengan anak-anak lainnya. Sedangkan remaja menghabiskan waktunya lebih banyak dengan teman-teman dan teman sekelas dan juga waktu untuk sendirian daripada bersama dengan keluarga mereka.

Bisa di definisikan bahwa Teman Sebaya adalah sekolompok atau kumpulan orang yang saling ber interaksi, berhubungan atau bergaul karena memiliki kesamaan dalam beberapa aspek mungkin secara garis besar umur atau usia, perkembangan, cara berfikir, status social, pekerjaan, hobi dan lainnya. Orang yang memiliki usia yang hamper sama dengan temannya biasanya mempunyai tingkat kedewasaan atau perkembangan yang hampir sama.

Dalam pertemanan pasti setiap anak memiliki ciri atau karakteristik tersendiri contoh nya seperti :

  • Bersifat Sementara : kemungkinan tidak dapat bertahan lama karena dalam pertemanan tidak ada unsur organisasi, mereka juga dapat dipisahkan karena keadaan yang bisa merubah Ketika lulus sekolah melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang mereka impikan dan pasti berbeda-beda.
  • Anggota nya Individu yang Sebaya : dalam pertemanan terbentuk dengan cara yang spontan yang anggotanya memiliki persamaan usia dan posisi social.
  • Keinginan Meniru : orang lain menjadi peniru tersebut menjadikan tren, karena hal tersebut mampu meningkatkan rasa percaya diri orang
  • Bergabung Untuk Menghindari Konflik : jika sudah bergabung dengan salah satu kelompok pertemanan, pasti nya kita juga sudah siap untuk mendengar dan menerima adanya kritikan dan saran dan pastinya menimbulkan konflik.
  • Menjadi Pengikut : Ketika seseorang sudah memutuskan untuk bergabung dengn satu kelompok dia akan bingung harus berbuat apa, dan apa pun yang sudah dilakukan kelompok tersebut orang itu nurut saja dan orang tersebut menjadi dikendalikan oleh orang lain.

Dalam pertemanan ada yang teman yang tulus untuk berteman dalam keadaan apapun, atau hanya mengisi kekosongan aja, dan ada juga teman hanya say hello saja yang dimaksud yaitu jenis-jenis teman sebaya seperti :

  • Kawan : orang yang memuaskan kebutuhan temannya melalui keberadaan di lingkungan, anak dapat mendengarkan mereka tetapi tidak memiliki interaksi langsung dengan mereka, dan kawan bisa terdiri dari berbagai usia jenis kelamin.
  • Teman Bermain : bisa berbagai usia dan jenis kelamin, mempunyai minat yang sama, keuntungannya perkembangan anak tanpa intervensi dari orang tua, anak bisa belajar mengatur sendiri saat bermain Bersama
  • Sahabat : orang yang tidak hanya bermain tetapi juga berkomunikasi melalui pertukaran ide, memiliki rasa percaya, bisa dimintai saran dan kritik. Persahabatan yang kuat melibatkan komitmen yang sama dan perhatian saling memberi dan menerima.

Dalam Teman Sebaya pasti mereka memiliki fungsi dan peran dalam pertemanan tersebut misal nya seperti :

  • Mengajarkan Kebudayaan : diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu, orang luar negri masuk ke Indonesia maka teman sebaya di Indonesia atau bisa disebut sahabat pena
  • Mengajarkan Moral Orang Dewasa : mulai besikap seperti orang dewasa, untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa mereka belajar memperoleh kemantapan social.
  • Individu Dapat Mencapai Kebebasan Sendiri : kebebasan untuk berpendapat, bertindak, atau sudah menemukan identitas diri.
  • Saling Bertukar Perasaan dan Masalah : saat sudah ketemu pasti mereka menumpahkan segala perasaan dan permasalahan hidup yang tidak dapat mereka ceritakan pada orang tua maupun guru nya, mereka tidak segan untuk menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah percintaan, persahabatan, bahkan mungkin permasalahan keluarga nya.

Sikap remaja berkembang, terutama sikap sosialnya terhadap hubungan dengan teman sebaya. Sikap positif remaja awal terhadap teman sebaya berkembang pesat setelah mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama. Sikap setia kawan atau "senasib seperjuangan" dirasakan dalam kehidupan kelompok baik dalam kelompok yang sengaja dibentuk maupun yang terbentuk dengan sendirinya. Simpati dan merasakan perasaan orang lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal.

Teori Piaget (1962) menjelaskan bahwa bermain bukan saja mencerminkan tahap perkembangan anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri. Lebih lanjut Piaget menjelaskan bahwa Perkembangan bermain berkaitan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Sejalan dengan Piaget.

Vygotsky menekankan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Menurut Vygotsky seorang anak belum dapat berpikir abstrak karena bagi mereka makna dan objek menjadi satu, Melalui bermain ia akan dapat memisahkan makna dengan objek sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun