Mohon tunggu...
Sandria Rania I
Sandria Rania I Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28

Murid SMAN 28 Kelas XI-MIPA 5

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teks Resensi: Chicken Soup For The Soul: 101 Stories To Open The Heart And Rekindle The Spirit

8 Maret 2021   23:24 Diperbarui: 8 Maret 2021   23:30 2727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: goodreads.com

IDENTITAS BUKU

Judul: Chicken Soup for the Soul: 101 Stories to Open The Heart & Rekindle The Spirit

Penulis: Jack Canfield dan Mark Victor Hansen

Penerbit: Health Communications, Inc.

Dipublikasikan kembali dalam bentuk digital oleh Internet Archive, 2012

Halaman: 330

Tahun Terbit: 1993

SINOPSIS 

Chicken Soup for the Soul: 101 Stories to Open The Heart & Rekindle The Spirit adalah salah satu buku pertama yang dipublikasikan dalam serial Chicken Soup for the Soul. Buku ini berisi kisah-kisah nyata yang disediakan oleh para penyumbang, dibagi dalam 8 bab yaitu tentang cinta, rasa percaya pada diri sendiri, berkeluarga, belajar, merealisasikan mimpi, melampaui masalah sulit, dan kebijaksanaan.

 Terdapat total 101 cerita singkat dalam buku ini. Sebagian besar cerita-cerita tersebut ditulis dalam bentuk narasi dengan sudut pandang orang pertama. Sebagian lainnya diceritakan dalam sudut pandang orang ketiga. Beberapa cerita memiliki kutipan kutipan singkat yang mengindahkan kisah tersebut, bahkan ada beberapa kisah yang dilengkapi dengan ilustrasi, baik berupa gambar maupun komik.

Salah satu cerita dalam buku ini yang berdasarkan oleh pengalaman seorang guru berjudul "Who You Are Makes A Difference". Kisah ini menunjukkan kepada pembaca betapa pentingnya menunjukkan cinta dan pengakuan kepada orang-orang terdekat di hati kita.

"Who You Are Makes A Difference" dimulai dari seorang guru di New York yang memutuskan untuk menghormati setiap muridnya di perguruan tinggi sekolah dengan memberi tahu mereka perbedaan yang telah mereka buat masing-masing.  Menggunakan suatu proses yang dikembangkan oleh Helice Bridges dari Del Mar, California, dia memanggil semua siswanya ke depan kelas, satu per satu. 

Pertama, dia memberi tahu masing-masing dari mereka bahwa mereka telah membuat sebuah perbedaan bagi dirinya dan kepada seluruh kelas. Lalu guru tersebut memberikan siswa tersebut sebuah pita biru dicetak dengan huruf emas bertuliskan,

 "Siapa Diri Saya Membuat Perbedaan."

 Setelah itu guru itu memutuskan untuk membuat proyek kelas untuk melihat seperti apa dampak sifat peduli dan menghormati akan berdampak pada komunitas di sekitarnya.  Dia memberi masing-masing siswanya tiga buah pita lagi dan memerintahkan mereka untuk keluar dan menyebar pita tersebut, dan memberikannya kepada orang yang mereka kagumi dan akui sebagaimana guru itu telah mencontohkannya kepada mereka. Kemudian dalam waktu satu minggu, para siswa akan melaporkan kembali ke kelas tentang siapa yang mereka akui dan bagaimana reaksi orang tersebut.

Seorang siswa laki-laki di kelas itu memutuskan untuk menemui seorang eksekutif junior di sebuah perusahaan karena telah membantunya dengan perencanaan karirnya.  Siswa tersebut memberinya sebuah pita biru dan menaruhnya di kemejanya.  Lalu dia memberinya dua pita ekstra, dan berkata, "Saya sedang melakukan proyek kelas tentang penghormatan, dan saya ingin anda mencari seseorang yang anda hormati, beri mereka salah satu pita ini, lalu beri mereka pita biru ekstra sehingga mereka dapat mengakui orang ketiga untuk menjaga agar proyek pengakuan ini tetap berjalan. Lalu tolong laporkan kembali padaku dan ceritakan apa yang terjadi. "

Kemudian pada hari yang sama, eksekutif junior tersebut masuk menemui bosnya, yang dikenal sebagai orang yang suka mengomel.  Dia mencari kesempatan untuk berbicara dengan bosnya, lalu dia mengatakan kepadanya bahwa dia sangat mengaguminya karena dia seorang jenius yang kreatif.  Bosnya sangat terkejut.

Eksekutif itu lalu bertanya padanya jika dia mau menerima hadiah, yaitu sebuah pita biru yang akan dia sematkan padanya jika diizinkan. Bosnya yang masih terkejut berkata, "Baiklah, tentu."

Sang eksekutif pun mengambil satu pita biru dan menyematkannya tepat di atas posisi hati bosnya.  Saat dia memberinya pita ekstra terakhir, dia berkata, "Bolehkah Anda membantu saya? Maukah Anda mengambil pita ekstra ini dan menyebarkannya dengan menghormati satu orang lain?  Seorang anak laki-laki yang pertama memberi saya pita ini sedang melakukan proyek di sekolah tentang pengakuan dan ia ingin mencari tahu bagaimana hal itu mempengaruhi orang. "

Malam itu bos itu pulang dan menemui putranya yang masih berusia 14 tahun. Dia berkata, "Hal yang paling luar biasa terjadi padaku hari ini. Saya berada di dalam kantor dan salah satu eksekutif junior masuk dan mengatakan kepada saya bahwa dia mengagumi saya, lalu memberi saya pita biru karena saya seorang jenius yang kreatif.  Bayangkan. Dia mengira saya jenius yang kreatif.  Lalu dia memasang pita biru bertuliskan 'Siapa Diri Saya Membuat Perbedaan 'di jaket saya.  Dia memberi saya pita ekstra ini dan memintaku untuk mencari orang lain untuk saya hormati. Dalam perjalanan pulang malam ini, saya mulai berpikir tentang dengan siapa yang saya akan hormati dan saya memikirkanmu.  Saya ingin menghormatimu."

 "Hari-hari ini saya sangat sibuk dan ketika saya pulang, saya tidak terlalu memperhatikamu.  Terkadang saya berteriak kepadamu karena nilai burukmu di sekolah dan kamar tidurmu yang berantakan, tapi entah kenapa malam ini, saya hanya ingin duduk di sini dan, yah, beri tahu kamu apa yang Anda lakukan telah membuat perbedaan bagi saya.  Selain ibumu, kamu adalah orang yang paling penting dalam hidup saya.  Kamu anak yang hebat dan aku mencintaimu! "

 Anak laki-laki yang terkejut itu mulai menangis, dan dia tidak bisa berhenti menangis. Seluruh tubuhnya bergetar. Dia menatap ayahnya dan berkata dengan sela-sela air matanya, "Sebenarnya aku berencana mengakhiri diriku besok, Ayah, karena aku pikir kamu tidak mencintaiku.  Sekarang sepertinya itu tidak perlu. "

KELEBIHAN 

-Jumlah kisah yang banyak dapat terus menghibur pembaca dalam jangka waktu yang lama

-Kisah-kisah hanya memakan 1-3 halaman dan memiliki topik yang ringan

-Topik yang variatif sehingga dapat disesuaikan dengan mood pembaca

-Bahasa yang mudah dipahami dan terkesan memotivasi

-Dilengkapi beberapa ilustrasi dan kutipan singkat diantara selipan-selipan kisah

-Beberapa kisah diceritakan dalam bentuk puisi

KEKURANGAN 

-Tidak dianjurkan untuk membaca buku sekaligus karena bisa cepat merasa bosan dengan inti yang berulang-ulang

-Beberapa kisah memiliki banyak kesamaan selain dari topik, seperti dalam latar dan karakter, sehingga terkesan repetitif

-Ada beberapa kisah yang konteksnya kurang sehingga inti ceritanya sulit didapat

KESIMPULAN

Buku Chicken Soup For The Soul: 101 Stories To Open The Heart And Rekindle The Spirit ini adalah sebuah buku yang dapat berperan sebagai moodbooster yang baik. Kisah-kisahnya yang pendek dan dapat menyampaikan pesan tersebut dengan jelas sangat pas untuk para pembaca yang sedang mencari hiburan semata, terutama bagi pembaca yang mungkin baru selesai membaca topik yang berat dan ingin lanjut membaca cerita-cerita yang sederhana namun bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun