Apakah ini yang dikatakan dengan Revolusi Mental? merevolusi mental masyarakat untuk kemudian hanya menerima kenyataan bahwa mereka miskin dan tidak mempunyai hak atas tanah yang memberikan mereka hidup tanpa mengetahui apa yang menyebabkan kondisi mereka seperti itu.Â
Satu -- satu nya cara adalah dengan mengembalikan hak-hak mereka, kembalikan tanah sumber kehidupan mereka, sebab tidak ada gunanya membuat program perbaikan gizi dan program kesehatan lainnya selama masyarakat di Asmat dan di daerah Papua lainnya masih menghadapi persoalan-persoalan perampasan tanah, karena itulah yang memberikan mereka kehidupan.
Bentuk kritik dan isi kritikan adalah dua sisi mata koin , keduanya tidak bisa dipisahkan. Meskipun banyak tanggapan negatif mengenai pemberian kartu kuning oleh Ketua Bem UI Zaadit Taqwa kepada Presiden Jokowi , namun tidak bisa dipungkiri bahwa kejadian ini sukses membuka mata masyarakat Indonesia mengenai keadaan saudara-saudara kita di Asmat atau di daerah Papua lainnya yang masih menderita, meskipun permasalahan utama di Asmat dan daerah Papua lainnya bukanlah gizi buruk dan kelaparan, itu hanyalah suatu perwujudan dari sebab yang tidak diangkat menjadi tuntutan oleh Bem UI.
Jika kita mencium aroma yang tidak sedap maka yang kita cari adalah sumber aroma nya bukan menyemprotkan pewangi untuk menghilangkan baunya, maka jika ingin menyelesaikan suatu permasalahan kita harus kenali dulu sebabnya maka masalah itu bisa terselesaikan.
Seorang filsuf Perancis, Voltaire pernah berkata " Saya tidak setuju dengan apa yang anda katakan , tapi saya akan membela mati-matian hak anda untuk mengatakan itu". Hak memang harus diperjuangkan, dan ketika ada orang yang menggunakan hak-haknya sebagai warga negara malah di bully, ketahuilah, anda sedang melemahkan hak-hak anda sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H