"Ah,Gue gak denger kok!" kata Dion sambil tetap berjalan.
"Serius yon, suaranya ngikutin kita" sambil saya meraih tangan Dion,karena suara perempuan yang menangis serasa mengikuti kami.
"Ah,Elo jangan nakut2in gue dah!" Jawab Dion sambil mempercepat jalannya. Kabut turun semakin tebal membuat jarak pandang kami semangkin dekat,hingga kami harus ekstra hati-hati karena di sebelah kanan jalan setapak ada jurang yang mengangga cukup dalam dan sepintas saya melihat bayangan putih terbang di balik pohon besar di samping kami.
"Aduh setan lagi" ratap saya dalam hati mencoba mengalihkan pandangan kearah lain memegang kuat lengan Dion.
"Apaan sih lo" kata Dion melihat saya yang semakin kuat lengannya.
"Udah yon,jalan cepetan." Saya mempercepat langkah kaki karena suara perempuan yang menangis makin dekat saja terdengar ditelinga.
Akhirnya dengan susah payah kami sampai juga di tempat parkir, Hanya terlihat si John yang terparkir sambil menahan dingin di sudut tebing.
"Ah,sial kemana tuh para penjaga loket tadi" gerutu Saya dalam hati melihat tak ada seorangpun di loket penjagaan.
Sampai di dalam mobil saya masih mendengar ada suara perempuan,bahkan sekarang suara itu berubah tertawa layaknya kuntilanak.
"Dion, suara perempuan itu ngikutin kitaaaaa" Pekik saya sambil tengok kanan kiri karena suara ketawa itu makin keras terdengar.
"Ah,Gue gak denger suara apa2" Kata Dion sambil memperhatikan sekeliling.