[caption id="attachment_376827" align="aligncenter" width="300" caption="Kata-Kata Mutiara Kampung Adat Cirendeu"][/caption]
Teu boga sawah asal boga pare
Teu boga pare asal boga beas
Teu boga beas asal bisa nyangu
Teu nyangu asal dahar
Teu dahar asal kuat
Sebait kata di atas saya temukan dalam acara Julang Ngapak Kampung Adat Cirendeu, beberapa waktu yang lalu. Kata-kata tersebut merupakan bahasa Sunda, bagi yang tidak mengerti akan saya coba translatekan:
Tidak punya sawah yang penting punya padi
Tidak punya padi yang penting punya beras
Tidak punya beras yang penting bisa membuat nasi
Tidak bisa membuat nasi yang penting bisa makan
Tidak bisa makan yang penting kuat
Apa sebenarnya makna yang terkandung dalam kata-kata di atas? Jujur, saat berada di kampung adat Cirendeu saya bertanya-tanya akan kata-kata ini dan saya mengabadikannya pada foto diatas. Lalu saya bertanya kepada salah satu orang warga setempat, beliau menjawab dengan bahasa Sunda ieu cirina urang Cirendeu artinya "inilah orang Cirendeu". Jawaban tersebut memang masih membingungkan, tetapi ini menjadi hal yang menarik untuk saya analisis sepulangnya dari acara Julang Ngapak Kampung Adat Cirendeu.
Bagi saya, kata-kata ini merupakan kata-kata mutiara yang luar biasa. Apalagi bagi seorang manusia sederhana seperti saya, menerima kenyataan merupakan keberanian hakiki untuk menghadapi kehidupan yang semakin rumit seiring menggolaknya proses modernisasi di setiap lini.
Semoga postingan saya ini bermanfaat untuk Anda. Mari kita berikan dukungan moril & non-moril bagi setiap kampung-kampung adat yang ada di Indonesia, karena tanpa adanya kampung-kampung adat bangsa Indonesia tidak akan tahu silsilah serta ajaran akan nilai-nilai yang harus dimiliki suatu bangsa yang telah diajarkan oleh nenek moyang terdahulu.
Sandra Nurdiansyah - Ekspeditor Sobat Budaya Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H