Jika sudah jarang melamunkan dia, sudah jarang bertemu dia, sudah jarang menghubungi dia, sudah jarang bercanda dengan dia, tapi setiap malam masih memimpikan dia, itu apa namanya.
Jika hati sudah tahu, bahwa itu tidak benar, hati sudah memilih orang lain, hati tidak lagi mengharapkan dia, tapi masih di tiap mimpi dia ada, itu apa namanya.
Dia.
Kenapa alam bawah sadar ini selalu bertanya tentang dia,
Kenapa masih memunculkan dia di permukaan mimpi
Padahal sudah berusaha menenggelamkan dia dalam lautan memori
Padahal sudah mengunci setiap kenangan bersama dia dalam brankas kerinduan
Mungkin ini efek dari diam-diam-saya-mengagumi-kamu.
Mungkin ini akibat intensitas kontinu pertemuan kita di banyak waktu terakhir.
Atau
Saya yang sudah jatuh kepada dia tapi tak pernah mau bangun.
Atau
Saya sudah terbiasa dengan keberadaan dia, sehingga meski tidak bertemu, alam bawah sadar saya tetap melibatkan dia dalam rutinitas mimpi.
Sampai kapan?
Siapa yang bisa mengatur mimpi, tanya saya.
Sampai kapan?
Tentu sampai alam mimpi saya sadar bahwa dia sudah tidak ada bagi saya. Waktu dan kesempatan bersama dia telah habis.
Harapan saya,
Semoga ada sepenggal memori yang dia ingat tentang saya.
Semoga ada sejumput peristiwa tentang kami yang membekas.
Dan meskipun tidak ada, tidak mengapa.
Semoga dia bahagia. Cukup.
Akhir Juni, 2011
Pagi hari saat terbangun karena mimpi dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H