Dalam menghadapi era disrupsi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dan perubahan sosial yang dinamis, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) harus tetap relevan.Â
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana PGMI berpengaruh dalam menyiapkan calon guru Madrasah Ibtidaiyah yang mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital. Penelitian ini melihat literatur tentang kurikulum PGMI dan menemukan perbedaan antara kurikulum yang ada dan kebutuhan kompetensi guru era disrupsi.Â
Selain itu, penelitian ini melihat bagaimana para praktisi dan akademisi melihat PGMI dan perlu mengubah kurikulumnya untuk menyesuaikannya dengan teknologi modern, pembelajaran berbasis proyek, dan pengembangan keterampilan. Dan penelitian ini juga melihat apa arti PGMI dalam era disrupsi.Â
Hal-hal seperti memberikan dukungan teknologi, membangun kurikulum yang berfokus pada keterampilan masa depan, dan memberikan kualitas pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah beberapa faktor yang mempengaruhi relevansi PGMI dalam era disrupsi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan saran yang komprehensif tentang bagaimana PGMI dapat membantu menghasilkan guru MI yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.
Tantangan yang Dihadapi Guru Madrasah Ibtidaiyah di Era Disrupsi :
1. Kurangnya Kemampuan Guru Teknologi MI
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar guru MI di Indonesia masih belum mahir menggunakan teknologi digital dalam proses belajar-mengajar. Kurikulum MI belum banyak memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran yang efektif karena selama ini berfokus pada pendekatan tradisional, seperti ceramah dan hafalan. Menurut Hasanah (2020), perbedaan antara metode pembelajaran guru dan kebutuhan siswa semakin besar karena siswa lebih akrab dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Abad ke-21
Dalam dunia kerja modern, keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi sangat penting. Menurut Mulyasa (2018), guru MI harus membuat metode pengajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan ini.Â
Namun, kurikulum dan pendekatan pengajaran MI saat ini terlalu berfokus pada konten dan jarang memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pelatihan guru tentang pentingnya pengembangan keterampilan ini.
3. Integrasi Nilai-Nilai Agama dan Teknologi