PENDAHULUAN
Â
Perilaku membolos adalah perilaku yang dikenal dengan istilah truancy yang berarti
pelajar yang pergi ke sekolah dengan berseragam, tetapi mereka tidak sampai ke sekolah.
Perilaku membolos sekolah umumnya ditemukan pada pelajar mulai dari tingkat Sekolah
Menengah Pertama.
Membolos sekolah juga dapat diartikan sebagai perilaku pelajar yang tidak
masuk sekolah dengan alasan yang tepat. Perilaku membolos dapat dimasukkan sebagai salah
satu bagian dari kenakalan remaja. Masalah ini berkaitan dengan pelanggaran norma hukum d
norma-norma sosial.
 Dalam hal ini peserta didik yang melakukan pelanggaran terhadap aturan Gejala Peserta Didik yang Membolos.Beberapa anak yang bermasalah dalam kasus membolos masing-masing siswa memiliki gejala yang berbeda-beda, misalnya: merasa sulit untuk bisa menyesuaikan dengan teman sebayanya, merasa ada beberapa guru yang tidak dia sukai pelajarannya, mengikuti ajakan teman untuk membolos dan bangun kesiangan.
   Di SMP 4 wanasari, fenomena yang saat ini terjadi adalah ada beberapa peserta didik yang dari    rumah berangakat tidak sampai kesekolah malah Ke tempat pariwisata bahkan ada yang duduk -- duduk diwarung, bahkan ada siswa yang sudah di dalam sekolah tetapi keluar lewat kebelakang. Sekolahan mereka meninggalkan kelas dan tidak itu pelajaran. Apabila hal ini terus dilakukan sampai berlarut -- larut bisa membuat anak menjadi sebuah kebiasaan yang tidak baik. Oleh sebab itu, masalah membolos harus diselesaikan agar peserta didik mampu menjalankan proses pendidikan secara lebih optimal.
Â
PEMBAHASAN
Â
Rangkaian kegiatan konseling individual untuk mengatasi prokrastinasi akademik  secara keseluruhan akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Lokasi
: SMP Negeri 4 Wanasari
Lingkup Pendidikan
 :Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Tujuan yang ingin dicapai
- Konseli mampu mendiagnosis alasan membolos . (C4)
- Konseli mampu mengubah sikap untuk menolak ajakan teman untuk membolos (A5)
- Konseli mampu  memperbaiki diri  Untuk tidak membolos (P2)
Penulis                :
Sandra Dewi Mariana , S.Pd.
Tanggal               :
20 Januari 2024
Situasi                :
Hal-hal yang terjadi selama layanan berlangsung
Â
Kegiatan konseling individual berlangsung selama kurang lebih 40 menit. Pendekatan yang dipilih adalah konseling behavioral dengan teknik self management. Kegiatan konseling individual dilaksanakan sesuai dengan tahapan konseling individual serta menerapkan Teknik self management.
Selama kegiatan berlangsung, konseli bisa mengikuti layanan dengan baik. Proses Rapport building bisa terlaksana dengan baik sehingga memperlancar proses konseling. Selama proses konseling, konseli bersedia mengemukakan permasalahannya secara terbuka, mampu menemukan perilaku maladaptive (perilaku negative ) yang dilakukan, mampu merumuskan tujuan konseling yang ingin dicapai yaitu mampu mendiagnosis alasan kenapa konseli  membolos , mampu mengmampu menemukan hambatan yang sekiranya akan mengubah sikap untuk ajakan membolos , mampu memperbaiki diri untuk tidak membolos. Di harapkan konseli mampu merubah semua tujuan sesuai yang di harapkan,
Dari sisi konselor, selama kegiatan konseling berlangsung konselor berusaha sebaik mungkin untuk bisa melakukan setiap tahapan yang telah ditentukan dan direncanakan. Konselor berusaha menciptakan suasana yang nyaman agar proses konseling bisa berjalan dengan baik.
Membandingkan dengan apa yang ada di RPL
Â
Secara keseluruhan, kegiatan layanan konseling individual terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPL. Hal ini diketahui dari hasil evaluasi proses yang telah dilakukan berkaitan kegiatan layanan konseling individu yang sudah dilaksanakan. Tujuan layanan yang ingin dicapai juga sudah berhasil dicapai. Hal ini diketahui dari evaluasi hasil yang telah diisi oleh konseli.
Menyimpulkan apa yang telah berhasil dan yang belum berhasil
Â
Dalam kegiatan konseling individual ini, konseli sudah berhasil mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Konseli mampu menganalisis dampak membolos yang dilakukan, konseli mulai mampu membangun kebiasaan baru yang lebih disiplin dalam kehadiran di sekolah , serta konseli mampu menentukan langkah atau cara yang bisa dilakukan agar ia  lebih disiplin dalam menyelesaikan tugas dan mulai mampu menerapkannya.
Hal yang belum berhasil dalam proses konseling individual ini adalah belum membuat konseli bercerita banyak terutama terkait permasalahannya tanpa adanya pertanyaan pemantik dari konselor. Namun, konseli akan secara terbuka bercerita jika sudah ada pertanyaan pemantik dari konselor.
Pada proses konseling masih berfokus pada guru,bukan konselinya.
Masih terdapat nasihat dari konselor.
Tantangan            :
Tantangan yang dihadapi dari layanan yang dilakukan adalah:
- Membuat konseli mau terbuka menceritakan permasalahannya karena konseli cenderung susah terbuka dengan orang lain.
- Masih terdapat nasihat dalam proses konseling
- Melakukan tahapan dari teknik self management secara runtut.
Dari faktor lingkungan, kegiatan konseling individu dilaksanakan di ruang kepala sekolah . Hal ini dilakukan karena ruang BK sedang di gunakan rekan sejawat untuk Pratik ppl juga , serta di ruangan lain tidak memiliki sofa ,sehinnga proses konseling di lakukan di ruang kepala sekolah yang memiliki sofa sesuai arahan dari dosen dan guru pamong .bahwa idealnya apabila ingin menghasilkan hasil konseling yang maksimal sebaiknya ketika hendak melakukan konseling jangan duduk berhadpan antara konselor dan klien.
Aksi                :
Langkah-langkah serta proses strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah :
Â
- Menciptakan hubungan yang nyaman yang dimulai dari obrolan netral terkait hal yang disukai konseli, latar belakang orang tua berupa pekerjaan ortu,tinngal dengan siapa dll
- Mencari tahu penyebab munculnya masalah dengan melakukan wawancara konseling agar konseli bisa dengan mudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh konselor.
- Mempersiapkan diri dengan beberapa kali mempelajari setiap tahapan teknik self management sebelum melaksanakan konseling.
- Pada proses konseling kedepan diharapkan konselor tidak memberi nasihat ketika proses berlangsung, biarkan klien yang aktif dalam kegiatan konseling.
Sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut adalah:
Â
Ruang untuk pelaksanaan konseling yang memadai, Kamera, HP, tripod, lembar pemantauan diri, lembar self contracting, lembar kerja konseli.
Refleksi              :
Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan adalah:
- Seluruh rangkaian kegiatan konseling bisa terlaksana sesuai tahapan.
- Konseli terlibat aktif dalam kegiatan konseling individual.
- Konseli mampu menceritakan permasalahannya secara terbuka dan mampu bekerjasama dengan baik saat proses konseling.
- Konseli mampu menemukan langkah yang bisa dilakukan agar lebih disiplin dalam menyelesaikan tugas.
- Konseli mendapatkan manfaat dari layanan konseling individual yang telah dilaksanakan
Hasilnya Efektif atau Tidak? Mengapa?
Hasilnya adalah efektif. Hal ini berdasarkan evaluasi hasil yang telah diisi oleh konseli sudah mampu untuk :
- Menganalisis dampak dari membolos
- Membangun kebiasaan baru yang lebih disiplin dalam kehadiran siswa.
- Mampu menentukan langkah atau cara yang bisa dilakukan agar lebih disiplin dalam menyelesaikan tugas.
Setelah selesai kegiatan konseling, konseli juga mulai melakukan kegiatan absensi kerunag bk setiap hari.
Bagaimana Respon Konseli Terhadap Strategi yang Dilakukan?
Â
Respon konseli sangat antusias dalam mengikuti konseling individual. Konseli merespon baik setiap tahapan konseling sehingga tujuan yang sudah dirumuskan bisa tercapai.
Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan
Â
- Permasalahan yang dibahas sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh konseli.
- Konseli terlibat aktif selama kegiatan konseling individual sehingga memudahkan proses konseling.
- Adanya kerjasama yang baik dari konseli sehingga konseling individual bisa berjalan dengan baik.
- Konselor mampu melakukan rapport building dengan baik sehingga konseli merasa nyaman mengikuti kegiatan konseling individual.
Â
Â
Â
Â
KESIMPULAN
Dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang dibuat  secara sistematis, maka akan mempermudah pelaksanaan layanan kegiatan konseling individual. RPL yang disusun secara sistematis bisa dijadikan sebagai pedoman bagi guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual. Proses konseling yang dilaksanakan sesuai tahapan dan alur yang sesuai maka akan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan pemaparan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan konseling individual pada bab pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa konseling behavioral dengan teknik self management efektif diterapkan untuk mengatasi perilaki membolos . Perilaku membolos  berhasil dikurangi setelah konseli mendapatkan layanan konseling behavioral teknik self management. Hasil pelaksanaan kegiatan konseling individual ini nantinya bisa dijadikan bahan rujukan bagi guru BK yang lain untuk mengatasi perilaku membolos yang dialami oleh peserta didik di sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Â
Â
Ashaf, Aenur Radiatul dkk. 2021. Perilaku Prokrastinasi Akademik (Studi Kasus pada Siswa di SMP N 1 Gantarengkengke Kab. Bantaeng. (Diakses 31 Januari 2024). http://eprints.unm.ac.id/25311/1/1744042016_Aenur%20Radhiatul%20Ashaf_Artikel%20Ilmiah%20Skripsi.pdf
Riadi, Muhsin. 2021. Prokrastinasi Akademik Pengertian, Aspek, Ciri, Jenis dan Faktor Penyebab. (Diakses 31 Januari 2024). https://www.kajianpustaka.com/2021/03/prokrastinasi.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H