Mohon tunggu...
Humaniora

Penyerangan Gereja Santa Lidwina, Wujud Intoleransi

14 Februari 2018   22:22 Diperbarui: 14 Februari 2018   22:35 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun hal ini tidak tampak pada perilaku pelaku Suliono yang tega menyerang gereja St. Lidwina tersebut. Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat keji karena dilakukan terhadap orang yang sedang melaksanakan kegiatan peribadatan.

Menurut Ngarso Dalem, yang menjenguk para korban penyerangan pada Hari Minggu, 11 Februari 2018, di Rumah Sakit Panti Rapih sekitar pukul 18.55 WIB, kekerasan yang dilakukan tanpa berperi kemanusiaan ini bukan karakter dari masyarakat Yogyakarta. Beliau sangat menyayangkan kejadian yang terjadi karena sudah seharusnya masyarakat itu saling menjaga budaya dan perbedaan. (Liputan6.com, 2018)

Situasi di Gereja St Lidwina, Sleman, Minggu (11/2/2018) paska penyerangan oleh orang bersenjata.(Sumber: BAMBANG SIGAP http://regional.kompas.com/read/2018/02/11/10104641/sedang-misa-pastor-dan-umat-gereja-st-lidwina-sleman-diserang)
Situasi di Gereja St Lidwina, Sleman, Minggu (11/2/2018) paska penyerangan oleh orang bersenjata.(Sumber: BAMBANG SIGAP http://regional.kompas.com/read/2018/02/11/10104641/sedang-misa-pastor-dan-umat-gereja-st-lidwina-sleman-diserang)
Pasca Penyerangan

Setelah kejadian penyerangan gereja St. Lidwina, masyarakat sekitar dan umat bersama-sama melakukan pembersihan gereja dari bekas-bekas penyerangan.

Salah satu berita yang viral saat umat sedang bersih-bersih gereja, ada seorang perempuan berjilbab yang ikut menyapu gereja. Perempuan tersebut bernama Jiharsani, pada Hari Senin, 12 Februari 2018, mendatangi gereja dan bersama suaminya ikut membantu umat untuk membersihkan sisa-sisa penyerangan.

Ia mengatakan bahwa sudah berniat dari malam hari sebelumnya untuk membantu. Diketahui Ibu Jiharsani adalah tetangga dari mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif. (Okezone.com, 2018)

Toleransi menjadi hal yang "mahal" saat ini, mengingat masih banyak orang yang belum bisa menghargai perbedaan. Hal yang dilakukan Ibu Jiharsani inilah yang dinamakan toleransi antar umat beragama. Tidak ada yang menghalangi perbedaan tersebut. Perbedaan yang ada -- khususnya agama, bukan menjadi masalah yang memecahkan persatuan dan kesatuan Indonesia.

Setiap orang memiliki hak masing-masing untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya, maka orang lain juga harus menghormati dan menghargai. Kesatuan Indonesia diatas segala perbedaan masyarakatnya.

Referensi:

H, Yanuar. 11 Februari 2018. Sultan soal Penyerangan Gereja: Kekerasan Bukan Karakter Orang Yogya. Liputan6.com. Diakses pada 14 Februari 2018 dari http://news.liputan6.com/read/3278069/sultan-soal-penyerangan-gereja-kekerasan-bukan-karakter-orang-yogya

Hanafi, Ristu. 12 Februari 2018. Viral Perempuan Berjilbab Bersihkan Gereja Lidwina Pasca Serangan. Detiknews.com. Diakses pada 14 Februari 2018 dari https://news.detik.com/jawatengah/3863515/viral-perempuan-berjilbab-bersihkan-gereja-lidwina-pasca-serangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun