Religions all have different names, but they all contain the same truths. ... I think the people of our religion should be tolerant and understand people believe different things.
I know where I'm going and I know the truth, and I don't have to be what you want me to be...I'm free to be what I want.
Once we realize we are all members of humanity, we will want to compete in the spirit of love.
In a competition of love we would not be running against one another, but with one another. We would be trying to gain victory for all humanity. ... In a competition of love we'll all share in the victory, no matter who comes first.
Ia mendapat gelar "Messenger of Peace" oleh PBB, Presidential Medal of Freedom, Lifetime Achievement Awards dari Amnesty International dan masih banyak lagi penghargaan di luar prestasi olahraganya sebagai bukti nyata bahwa ia tidak hanya peduli dengan tinju apalagi popularitas dan kekayaan. Ia peduli terhadap kedamaian dunia.
Film ini menceritakan sisi hidup Ali yang mungkin justru sering diabaikan orang. Orang lebih banyak melihat Ali sebagai petinju legendaris tetapi mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa ring tinju hanyalah panggung yang ia pilih. Aspirasi yang ingin ia sampaikan adalah tentang keadilan dan kesetaraan hak. Ali berpartisipasi juga dalam film, penulisan puisi dan lagu rap, tetapi Ali tahu ring tinju adalah tempat di mana suaranya paling bisa didengar.
Banyak sekali hal yang bisa saya pelajari dari kisah hidup Muhammad Ali. Saya masukkan dia dalam daftar idola saya. Semoga Andapun bisa belajar banyak dari Ali melalui film ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H