Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar dari Kasus Pelecehan Anak oleh Babeh dan Larry Nassar

24 Januari 2018   13:06 Diperbarui: 25 Januari 2018   14:51 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Larry Nassar yang merasa sedih setelah mendengar kesaksian banyak korbannya. Ia harus melanjutkan sisa hidupnya di dalam penjara. thesun.co.uk
Larry Nassar yang merasa sedih setelah mendengar kesaksian banyak korbannya. Ia harus melanjutkan sisa hidupnya di dalam penjara. thesun.co.uk
Sejak kejadian itu ada yang mengalami depresi, gangguan kecemasan, serangan panik, post traumatic stress disorder, pikiran bunuh diri, dll. Salah satu korbannya bernama Nicole Walker menceritakan bagaimana dia mengalami serangan panik ketika dia mengantarkan anaknya berobat ke dokter dan dokter meminta dia membuka celananya untuk memeriksa hernianya.

Pelecehan seksual pada anak bukan seperti batuk pilek, yang langsung sembuh setelah minum obat. Banyak yang akhirnya tidak pernah mencapai pemulihan bahkan sampai dia meninggal, seperti Dolores O'Riordan, yang terus berjuang dengan depresi dan gangguan bipolar akibat pelecehan seksual yang dialaminya selama masa anak-anak. Waktu terbukti tidak bisa menyembuhkan.

Mari mengubah paradigma kita mengenai pelecehan seksual pada anak: SATU ANAK SUDAH TERLALU BANYAK!

Referensi: www.d2l.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun