Bagaimana kita bisa meluruskan pikiran anak yang sudah dimodifikasi seperti ini?
Pelaku menanamkan definisi yang salah tentang kasih sayang kepada korban. Belum lagi, bila korban ditakut-takuti bahwa ia akan dimarahi orang tuanya bila bercerita.Â
Dan terbukti, cerita anak sering tidak dihiraukan, disepelekan bahkan tidak dipercaya. Anak jadi merasa bahwa orang tua berada di pihak yang berseberangan dengan mereka, maka selanjutnya mereka tidak akan bercerita lagi karena mereka jadi lebih percaya pada pelaku, apa yang dikatakan pelaku terbukti benar.Â
Orang tua lebih memercayai pelaku daripada anaknya sendiri, "Anak-anak tahu apa, mereka cuma ngoceh sembarangan, saya tahu si A, orangnya baik sekali. Saya harus mendidik anak saya supaya mereka tidak menuduh orang sembarangan dan menyebar fitnah. Memalukan." Bagaimana kita meluruskan pikiran orang tua yang seperti ini?
Mengapa tidak cukup satu cerita?
Mengapa tidak cukup satu anak yang jadi korban?
Mengapa tidak cukup hanya satu kali kejadian saja?
Sebagai orang tua kita harus belajar untuk mendidik anak kita dengan lebih baik, bukan untuk bersikap tidak ramah pada orang asing tetapi agar mereka memahami dirinya sendiri, bisa menjaga dirinya dan tahu apa yang harus dilakukan bila ada batasan diri mereka yang dilanggar.Â
Anak-anak harus tahu bagian tubuh mana yang tidak boleh dipegang sembarangan oleh orang lain, tindakan-tindakan seperti apa yang membuat dia tidak nyaman, dan bagaimana dia harus menceritakan kepada orang tuanya.Â
Lebih penting lagi, kita harus bisa mendidik diri kita sendiri untuk lebih peduli dan percaya pada cerita anak-anak kita, menekankan kewajiban kita sebagai orang tua untuk melindungi mereka.
Anak-anak korban pelecehan Larry Nassar semua bersaksi di persidangan, saat ini mereka sudah dewasa. Mereka bersaksi dengan sangat emosional bahkan banyak yang menangis seakan-akan kejadiannya baru terjadi kemarin.