Mohon tunggu...
Sandra Suryadana
Sandra Suryadana Mohon Tunggu... Dokter - 30 tahun lebih menjadi perempuan Indonesia

Memimpikan Indonesia yang aman bagi perempuan dan anak-anak. More of me: https://sandrasuryadana.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapan Guru Jadi Presiden?

3 Januari 2018   10:26 Diperbarui: 3 Januari 2018   10:58 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pelajaran matematika tidak hanya mengajar berhitung tetapi juga mengajarkan cara mengatur keuangan pribadi, pelajaran fisika tidak hanya memaksa soal rumus-rumus tetapi membantu menguak rahasia alam semesta, pelajaran biologi tidak hanya soal struktur tanaman tetapi juga bagaimana bercocok tanam, pelajaran bahasa tidak hanya mengajarkan tata bahasa tetapi juga mengajarkan etika berbahasa di media sosial, pelajaran sejarah tidak hanya menghafal tahun berapa perang dunia terjadi tetapi mengajarkan pola sejarah yang berulang dan bagaimana menghadapinya, dan seterusnya. 

Pendidikan tidak boleh mematikan bakat dan kreativitas seseorang tetapi justru membantu anak menemukan dan mengembangkannya, mengajarkan bagaimana cara bertahan hidup di dunia yang kejam selepas mereka selesai sekolah.

Guru

Dan terakhir yang tidak kalah penting tentunya adalah kualitas gurunya. Profesi guru harus diangkat menjadi profesi yang bergengsi dengan penghasilan yang mumpuni agar semakin banyak orang berkualitas yang ingin menjadi guru. Guru disertifikasi agar kualitasnya terstandar. Guru adalah ujung tombak pendidikan di Indonesia. 

Kualitas generasi penerus bangsa ada di tangan para guru, betapa berbahayanya bila seorang guru justru tidak memiliki karakter yang patut digugu dan ditiru, mendidik sekenanya, asal lulus 100%, tutup mata untuk kebutuhan murid di luar akademis, membiarkan murid hanya menjadi robot pintar atau malah menjadi liar, lebih parah lagi bila justru beliau yang melakukan tindakan tidak terpuji.

Di media saat ini sedang heboh kontroversi penataan jalur lalu lintas di area Tanah Abang. Ditelusuri sampai ke akarnya, bisa jadi ini akibat kualitas pendidikan yang salah di negeri kita. 

Seseorang yang tidak paham fungsi-fungsi dasar jalan raya, trotoar dan gedung pertokoan sampai di masa dewasanya bisa menjadi sebagai guru/dosen bahkan rektor, kemudian dipilih oleh rakyat yang juga dipertanyakan kualitas pendidikannya, menjadi pemimpin tertinggi di ibu kota negara, kemudian mengeluarkan kebijakan yang menyalahi aturan dan logika dan merepotkan banyak orang. Ini baru satu fenomena. Lihat, betapa besar efek pendidikan tanpa visi.

Pendidikan adalah kunci gerbang perubahan. Tanpa pendidikan, Indonesia akan menjadi bangsa yang rapuh, kopong di dalam, seperti kayu yang dimakan rayap di dalamnya, terlihat kokoh dari luar tetapi diketuk sedikit langsung ambyar. Rayap yang selalu hits adalah isu SARA. Mudah sekali memecah belah bangsa kita hanya dengan satu isu SARA dan satu berita hoax penuh kebencian. 

Bangsa kita butuh seorang pendidik skala akbar yang mampu dan mau merevolusi mental dan karakter satu generasi, tidak bisa dalam waktu cepat oleh karena itu diperlukan tonggak visi, agar kita semua bisa memandang pada tujuan yang sama kemudian bahu-membahu menuju kepada tujuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun