Bung, jangan kau marah. Â Aku tak jadi menjemputmu di perbatasan.
Kereta itu hanya singgah sebentar, dikepung selongsong peluru yang siap menghadang.
Lajulah terus menembus pekat, tiarap sejenak dari Dewi malam yang jinak.
Keriaan itu hanya jebakan  yang mengintai  di balik waktu.
Jangan kau cari aku Bung di perbatasan. Aku kan  hadir saat esok menjelang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!