Mohon tunggu...
Game Penghasil Uang
Game Penghasil Uang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis Karya Untuk Dibaca Oleh Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kecanduan Bermain Game Online terhadap Anak

10 Mei 2023   16:50 Diperbarui: 12 Mei 2023   14:04 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian? Saat wabah seperti sekarang ini bekerja tidak cuma jadi keperluan orang dewasa saja. Banyak beberapa anak sekolah dan siswa Sekolah Dasar yang memakai smartphone untuk proses belajar mengajarkan dengan online. Pasti tidak jadi permasalahan bila anak makin pintar dalam memakai smartphone, tetapi anak harus arif dalam memakainya.

Sama seperti yang kita kenali, permainan online sekarang ini sedang terkenal di kelompok beberapa anak atau remaja. Walaupun permainan online bawa imbas positif, tapi permainan online malah bawa banyak imbas negatif untuk anak dan remaja.Permainan online bisa jadi permasalahan dalam perubahan bahasa anak, sering jadi lawan dan rintangan untuk orangtua dan guru saat mendidik. Mengapa begitu? Karena permainan online bisa memunculkan ketagihan pada anak dan remaja, WHO memutuskan ketagihan permainan online sebagai salah satunya masalah psikis yang membuat anak jadi lebih pemarah.

Terdapatnya beragam sejumlah fitur yang memikat dan bisa dimainkan dimanapun di saat waktu luang, sebagai factor yang jadikan permainan online makin disukai oleh beberapa anak. Apa lagi di keadaan wabah semacam ini, yang sebagian besar kegiatan dilaksanakan di dalam rumah.

Tetapi, sayang ketagihan permainan online bisa jadi memperburuk kadaan dan perubahannya. Mereka akan condong malas bersekolah, bergaul sama orang lain bahkan juga dengan beberapa temannya. Saat bermain permainan online umumnya anak condong memakai bahasa yang kasar dalam pembicaraannya, ini bisa memengaruhi perubahan bahasa anak.

Jika anak berbicara dengan rekan sama usianya yang telah memandang bahasa kasar sebagai hal yang lumrah dalam berbicara, karena itu otomatis akan membuat watak anak dan akan memandang bahasa itu lumrah untuk diucap bila tidak jadi perhatian oleh orangtua.

Lalu, bagaimanakah cara yang bisa dilaksanakan oleh orangtua untuk menghambatnya?

Sudah pasti peranan orangtua dalam memantau anak sangat penting. Dengan ajak anak beraktivitas yang menggembirakan, dampingi saat anak bermain permainan online dan batasi waktu bermain sebagai cara yang akurat.
Menurut saya, kita sebagai angkatan penerus bangsa harus bisa memisah dan pilih yang mana baik dan tidak baik. Supaya tidak terperosok ke beberapa hal yang negatif. Telah semestinya kita sebagai masyarakat negara memakai bahasa Indonesia yang benar dan baik, karena bahasa Indonesia sebagai lambang penyatu bangsa.

Kecanduan Negatif Games Online
Kecanduan negatif saat bermain permainan game online ini dapat ada saat anak bermain terlalu berlebih atau sering. Dikutip lewat situs Kementerian Kesehatan, disebutkan jika ketagihan permainan online, mempunyai karena yang fatal.

Bisa terjadi masalah dalam otak yang menyebabkan sebuah keterikatan atau ketagihan. Seorang yang alami ketagihan itu, akan kehilangan fungsi-fungsi otaknya, yakni kekuatan untuk memfokuskan perhatian, berencana perlakuan, dan kekuatan untuk batasi.

Ibu dan Ayah, selainnya karena yang fatal di awas, supaya makin mengenali Kecanduan permainan online, mari kita ulas bersama Kecanduan permainan online dari segi negatifnya lebih dulu.

1. Resiko pada Kesehatan Mata Anak
Melihat monitor smartphone lama-lama pasti berpengaruh pada kesehatan mata sang Kecil. Kesehatan mata yang terusik ini dapat berbentuk kecapekan yang dirasakan mata, ada atau pertambahan minus pada mata, sampai masalah atau kerusakan di saraf mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun