Sistem Moneter Internasional merupakan serangkaian kebijakan, instrumen, struktur yang mengatur nilai tukar mata uang, pembayaran internasional, perdagangan internasional, dan aliran modal internasional. Sistem moneter Internasional saat ini telah memberikan fasilitas terhadap perluasan besar besaran pertumbuhan global, perdagangan global, pertumbuhan integrasi keuangan, pertumbuhan tahunan PDB dan peningkatan aset asing.
Khususnya melalui perdagangan dan investasi asing secara langsung (Foreign direct Investment) yang telah memberikan banyak keuntungan ke berbagai negara untuk mendapatkan akses pasar, transfer teknologi, peningkatan spesialisasi untuk meningkatkan produksi unggulan komparatifnya.
Dalam Sistem Moneter Internasional terdapat institusi yang akan berfungsi untuk menjalankan sistem moneter internasional, mengawasi keuangan global dan membangun kepatuhan terhadap peraturan moneter internasional. Berbagai institusi tersebiut adalah International Monetery Fund (IMF), Bank For International Settlement (BIS), World Bank, dan Financial Stability Board (FSB).
Sejarah Sistem Moneter Internasional
Belum lengkap rasanya jika belum mengetahui asal usul dari sistem moneter internasional. Sistem moneter internasional bermula pada tahun 1880 ketika negara Amerika Serikat, jerman, inggris, dan jepang mengadopsi sistem standar emas untuk  setiap nilai mata uang terhadap satuan mata uang lainnya bisa ditentukan dengan mudah melalui sistem standar emas. Saat itu untuk 1 US$ dolar bernilai 22,32 grain emas murni atau 1 ons emas bernilai 20,67 US$.Â
Setelah itu sistem moneter internasional kembali mengalami perkembangan setelah perang dunia II. Pada tanggal 22 juni 1944 dihasilkan perjanjian tentang sistem moneter internasional yang dikenal dengan the breton woods conference. Perjanjian tersebut menghasilkan kesepakatan emas sebagai sistem moneter internasional yang dimana emas hanya diperjual belikan oleh bank sentral bukan pribadi. Negara negara yang tergabung sebagai anggota Bretton Woods dihimbau untuk menjaga kursnya dalam interval 1% termasuk naik dan turunnya dari nilai par. Negara anggota Bretton Woods juga diminta untuk melakukan intevensi untuk menjaga kurs tetap stabil. Â Sebagai langkah untuk mengawasi sistem moneter internasional pada tahun 1946 didirikan International Monetery Fund (IMF) dan World Bank (bank dunia).Â
Selama  tahun 1944-1973 mata uang dolar menjadi mata uang yang paling penting dalam transaksi pembayaran internasional. Banyak negara eropa yang memerlukan dana dolar untuk memulihkan keadaan ekonominya, sehimgga menyebabkan permintaan terhadap US dolar meningkat. Sebagai konsekuensinya emas semakin tergeser oleh US dolar. Semakin pentingnya fungsi dolar dalam perekonomian akhirnya paraa anggota menetapkan US dolar menetapkan perbandingan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar jika ingin menukarkannya dengan emas.
Memasuki tahun 1973, sistem moneter internasional yang sebelumnya menggunakan standar emas sebagai nilai tukar mengalami perubahan menjadi US dolar. Hal ini dikarenakan spekulasi pasar terhadap sistem kurs emas atau tetap sudah tidak layak untuk dipertahankan lagi. Pada bulan maret 1973 Â pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa minggu dan ketika dibuka kurs mata uang dibiarkan menjadi sistem mengambang bebas yang ditentukan oleh mekanisme pasar.
Semenjak tahun 1973 sistem moneter internasional menjadi campuran kurs mengambang bebas dan kurs tetap. Mata uang dunia mengalami fluktuasi berdasarkan pada permintaan dan penawaran di pasar. Negara negara dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas kurs mata uang dengan cara managed or dirty float. Bank sentral dapat melakukan intervensi dengan melakukan penjualan valuta asing ketika neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit dan sebaliknya saat neraca pembayaran mengalami surplus bank sentral  melakukan intervensi dengan pembalian valuta asing.Â
Ada sistem clean float yang merupakan kebalikan dari managed or dirty float yang dimana bank sentral tidak melakukan intervensi terhadap kurs mata uang. Beberapa  negara eropa seperti jerman, Luxembrug, Swedia, Netherland dan Norwegia memberlakukan sistem kurs tersendiri yang dimana kurs mata uang yang berlaku hanya pada mereka sendiri, namun tetap bisa berfluktuasi terhadap mata uang negara lain secara bersamaan.Â
Saat ini mata uang US dolar masih menjadi mata uang yang paling berpengaruh terhadap transaksi pembayaran internasional ataupun perdagangan internasional. Beberapa organisasi internasional seperti IMF, world Bank, United Nation masih menggunakan mata uang US dolar.
Kurs Valuta Asing
Salah satu hal yang penting dalam Sistem Moneter Internasional adalah kurs valuta asing. Sebelum membahas mengenai kurs valuta asing kita perlu mengetahui pengertian kurs, valuta asing dan tentunya kurs valuta asing. pertama, kurs secara singkat bisa diartikan sebagai nilai tukar mata uang (exchange rate), kemudian secara umum kurs adalah nilai mata uang suatu negara yang memiliki nilai ukur dengan mata uang negara lain serta bisa ditukarkan dan dibeli.
kedua, Valuta asing atau valas adalah mata uang asing yang diakui oleh negara lain sebagi alat pembayaran transaksi ekonomi internasional dan perdagangan internasional. Setelah mengetahui pengertian kurs dan valas maka kurs valuta asing merupakan nilai tukar mata uang negara yang memiliki nilai tukar dengan matau uang asing yang bisa ditukar dan dibeli sebagai alat transaksi pembayaran ekonomi internasional dan perdagangan internasional.
Nilai tukar suatu mata uang akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
1. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu faktor penyebab naik turunnya nilai tukar mata uang. Suatu negara yang tingkat inflasinya rendah cenderung konsisten lebih kuat nilai tukar mata uangnyaa daripada negara yang tingkat inflasinya tinggi. Â Misalnya ketika turki mengalami inflasi tinggi nilai tukar mata uangnya menjadi sangat lemah terhadap mata uang negar lain.
2. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga yang tinggi oleh suatu negara bisa berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Â Suku bunga yang tinggi akan meningkatkan permintaan atas mata uang suatu negara, sehingga akan memicu naiknya mata uang.
3. Neraca pembayaran
jika suatu negara memiliki neraca perdagangan yang surplus maka mata uang negara tersebut akan menguat. Hal ini karena negara tersebut hanya perlu membayar ke sedikit ke mitra dagangnya. Sebaliknya jika suatu negara harus membayar lebih banyak ke mitra dagangnya atau defisit, maka nilai mata uang negara tersebut akan melemah.
4.Ekspor & Impor
Suatu negara yang memiliki nilai ekspor yang lebih besar, maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Begitu juga sebaliknya jika nilai impor suatu negara lebih besar maka nilai mata uangnya akan cenderung melemah.
5. Stabilitas politik dan ekonomiÂ
keadaan suatu negara yang cenderung normal dan stabil akan membuat kegiatan perekonomian berjalan dngan baik dan lancar, sehingga kurs mata uang akan stabil dan bisa menguat. Apabila keadaan suatu negara kacau dan tidak stabil tentu saja akan membuat kurs mata uang melemah karena kegiatan perekonomian tidak  berjalan normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H