Mohon tunggu...
SaNdiSaTya
SaNdiSaTya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu sosial dan politik jurusan Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Krisis Energi: Dampak Naiknya Bahan Bakar Minyak terhadap Perekonomian Indonesia

27 Maret 2023   09:37 Diperbarui: 27 Maret 2023   09:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis energi global telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan pasokan sumber daya energi (minyak & gas ) yang terbatas akibat pandemi covid-19 di tahun 2020 dan ditambah invasi Russia ke Ukraina. Terbatasnya pasokan sumber daya energi kemudian menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak dan gas di beberapa negara. Naiknya harga bahan bakar minyak dunia kemudian berdampak terhadap perekonomian negara seperti semakin mahalnya harga BBM Solar, gas dan bensin sehingga pemerintah juga menaikkan subsidi yang kemudian bisa menambah beban APBN. Selain itu naiknya bahan bakar akan menyebabkan perdagangan dan industri akan menaikkan harga barangnya yang kemudian membuat masyrakat semakin susah untuk mendapatkan barang karena harga semakin mahal.

Penyebab Krisis Energi

Pandemi Covid-19 menyebabkan segala aktivitas menjadi terbatas karena diberlakukannya karantina wilayah. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari karantina wilayah yaitu menurunnya aktivitas industri dan perekonomian. Ketika aktivitas industri mengalami penurunan maka tentu permintaan terhadap energi bahan bakar industri juga menurun. Oleh karena itu, para produsen bahan bakar energi memangkas produksinya sehingga pasokan menjadi terbatas.

Investasi di sektor energi mengalami penurunan akibat pembatasan aktivitas industri dan perekonomian. Tercatat secara umum investasi beberapa negara di sektor energi turun sebesar 20%. China mengalami penurunan 12%, Amerika Serikat dan Uni Eropa 17%. Penurunan imvestasi di sektor energi juga di ikuti menurunnya investasi sektor Industri minyak dan gas hingga 32,4 % di tahun 2020.

Pandemi Covid-19 juga memengaruhi operasional sektor energi terbarukan. Pasar energi angin level 1 eropa seperti spanyol, prancis dan italia terkena dampak pembatasan aktivitas dan berpotensi mengalami penutupan industri. Spanyol menjadi negara yang dikonfirmasi menutup dua industri pembangkit turbin angin LM wind power dan Siemens Gamesa. Di Amerika Serikat pembangkit tenaga surya juga mengalami penurunan produksi listrik. Produksi listrik yang awalnya sebesar 129,5 gigawatt menjadi 106,4 gigawatt. Hal ini disebabkan karena beberapa perangkat pembangkit listrik tenag surya berasal dari Asia, karena ada pembatasan aktivitas proses ekspor perangkat menjadi sulit.

Perang Russia-Ukraina yang sudah berlangsung satu tahun lebih dan sekarang masih belum menunjukkan tanda tanda akan berkahir. Perang antara kedua negara ini telah meneyebabkan semaikin parahnya krisis energi. Di saat semua dunia sedang dalam pemulihan sektor energi pasca pandemi, perang Russia- Ukraina malah memperburuk keadaan. Hal ini disebabkan kenaikan harga komoditas energi (minyak bumi dan gas).

Russia merupakan salah satu negara penghasil bahan bakar fosil terbesar di dunia terutama gas alam. Russia memiliki cadangan gas alam sebesar 38 triliun meter kubik sekitar 19% dari keseluruhan cadangan dunia. Russia memiliki peran yang sangat vital dalam memasok gas alam ke negara-negara eropa. Sejak Russia menginvasi Ukraina, Russia telah memutuskan untuk menghentikan pasokan gas alam ke beberapa negara di eropa seperti Jerman, Austria, Belanda , Italia dan Denmark. Dampaknya beberapa negara eropa yang bergantung pada gas alam Russia mengalami krisis energi. Hal ini dilakukan Russia sebagai respon atas sanksi perdagangan yang diberikan oleh Uni Eropa.

Selain gas alam Russia merupakan pemasok terbesar ketiga minyak bumi di dunia. Terjadinya perang menyebabkan gangguan pada ekspor minyak dari Russia, terlebih Russia dikenai sanksi perdagangan dari negara negara barat. Hal ini kemudian berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.

Apa dampak dari Krisis Energi Terhadap Perekonomian?

Resiko terbesar yang ditimbulkan dari krisis energi yaitu naiknya harga komoditas energi terutama minyak bumi dan gas akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar di beragai negara. Bagi negara-negara liberal yang pasarnya bebas tidak terdapat campur tangan pemerintah kenaikan harga BBM dianggap wajar, karena tidak adanya campur tangan pemerintah dalam hal kenaikan harga BBM beberapa negara liberal mengalami inflasi. Seperti yang terjadi pada Amerika Serikat inflasi 8,6%. Jerman 7,4%, Inggris 9,1% dan Kanada 7,7%.

Lalu naiknya harga bahan bakar juga akan memengaruhi harga-harga komoditas lainnya, karena biaya bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan pengangkut komoditas juga naik. Bagi negara yang miskin kenaikan harga BBM akan menjadi ancaman terhadap perekonomian negara. Harga komoditas barang entah itu sembako, pangan dan komoditas lainnya yang naik akan menyusahkan masyrakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun