Dio adalah seorang anak sma yang memiliki bakat menulis, namun ia hanya menjadi penulis amatiran dimadinng sekolah, facebook, dan blognya. Meskipun masih remaja dio jarang menulis soal cinta, ia sedikit idealis, ia suka menulis tentang masalah sosial, perbedaan antara yang kaya dan miskin pokoknya permasalahan yanng jarang dibicarakan anak seusianya. namun meskipun tulisannya bagus, karyanya kurang dihargai, hanya ada segelintir orang yang menyukai karyanya. Berbeda dengan dio, irman adalah cowok populer dan tampan di sekolahnya, ia juga suka menulis, namun sepertinya gaya tulisan irman kalah jauh dibandingkan dengan dio, semua yang ia tulis hanyalah tulisan klise yang sudah sangat sering diangkat orang-orang sebelumnya. Tapi meskipun begitu setiap puisi maupun cerpen irman yang dipublikasikannya melalui mading, maupun jejaring sosial selalu mendapat sambutan hangat. Mungkin semua ini adalah karna faktor kepopulerannya. Bahkan seorang penerbit telah mengontrak irman untuk menulis sebuah novel. Sementara dio, setiap kali ingin menulis cerpen maupun puisi ia selalu berfikir dengan keras dan mati-matian, tulisannya bagus tapi sedikit sekali yang menghargainya. tapi bukan dio namanya bila menyerah, ia bersumpah akan tetap menulis, kepopuleran bukanlah tujuannya, baginya tak masalah hanya ada segelintir orang yang menyukai karyanya yang penting bermakna dan mampu menghibur orang lain. lagipula ia sangat yakin orang-orang sebenarnya menyukai karyanya hanya saja mereka tak ingin mengakuinya karena ia tidak sepopuler imran. Sungguh sangat menyedihkan jika karya seseorang sihargai bukan karena karya dan isinya, tapi ikut-ikutan menghargai karena kepopuleran si penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H