Mohon tunggu...
Sandi Sandiri
Sandi Sandiri Mohon Tunggu... -

Hari hari yang indah adalah dengan memulai hal yang baru...!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bisakah SMK Kejujuran...?

2 Mei 2011   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_104593" align="aligncenter" width="300" caption="Keterampilan Las TIG"][/caption] Jika Anda masuk kekantin mengambil makanan/minuman, dan membayar sesuai harga yang telah tercantum, kemudian mengambil kembalian uang tanpa menggunakan jasa kasir, artinya Anda sendiri yang membayar dan mengambil makanan/minuman, sedangkan petugas caffetaria/kantin hanya mengawasi saja, maka ini disebut "Kantin Kejujuran", yang memang sedang marak digalakkan sekarang ini. Bagaimana jika sistem seperti itu diterapkan dalam suatu keterampilan/skill pada diri kita sendiri, sekolah SMK mendidik para siswa untuk mempunyai skill tertentu sesuai dengan bidang keahlianya masing-masing, sekarang diantara kita yang bergelut dibidang SMK, sudahkah kita jujur dan yakin akan keterampilan/skill yang kita miliki sekarang...?, logikanya sederhana saja, jika Anda SMK dibidang otomotif baik guru atau siswa, sudahkah Anda mengaplikasikan ilmu Anda minimal untuk keperluan Anda sendiri, misalnya menservice kendaran (mobil/sepeda motor) Anda sendiri?, atau dibidang Bordir/Jahit Menjahit, apakah baju yang Anda gunakan hasil jahitan Anda sendiri?, contoh lain dibidang pengelasan, apakah pagar besi/terali yang ada dirumah merukan hasil karya kita sendiri? Dari argumen tersebut mungkin kita masih perlu koreksi diri, terkait dengan kemampuan skill yang kita miliki. Berarti kita tidak jujur dengan keterampilan yang kita miliki. untuk menjadikan sebuah "SMK Kejujuran" perlu keikhlasan dalam menempuh pendidikanya, kita harus berlatih secara tekun agar benar-benar memperoleh skill yang dapat kita manfaatkan dimasyarakat, mencari kerja, atau minimal untuk diri kita sendiri. Berarti kita jujur dengan ketrampilan yang kita miliki, jika belum mencapai tahap lulus dalam suatu test uji kompetensi, kita harus mengulang lagi latihan keterampilan tersebut sampai benar-benar mahir. Nilai pengakuan  yang kita peroleh dalam bentuk sertifikat haruslah sesaui dengan keterampilan/skill yang kita miliki, itulah yang saya maksud dengan "SMK Kejujuran" Demikianlah harapan saya pada SMK..., semoga dapat terlaksana....! Salam dari penulis : Sandi, Instruktur Teknik Pengelasan SMK 2 Banda Aceh [caption id="attachment_104599" align="aligncenter" width="300" caption="Kunjungan Kedutaan Jerman"][/caption] [caption id="attachment_104602" align="aligncenter" width="300" caption="Aplikasi Skill Teknik Pengelasan dalam Membuat Pagar Besi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun