Pemilihan kepala daerah secara serentak untuk tingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia tinggal menghitung jam, bilik suara akan mulai dibuka pada pukul 7am – 1pm waktu setempat pada tanggal 9 Desember 2015. Detik-detik menjelang hari – H pencoblosan membuat jantung para pasangan calon berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang,bak lirik lagu Ahmad harap-harap cemas sekalipun sebagian ada yang sibuk mengecek persiapan tim sukses dan para relawan pendukung, ada juga yang sowan ke orang tua, para kiyai tuan guru untuk meminta restu dan doa. Ada pula yang mencari dukun untuk meminta jampi-jampi supaya menang kompetesi jadi bupati/walikota.
Saat ini, semua tim sukses dari masing-masing calon bisa jadi sedang bermanuver ria menebar ajakan sembari membawa uang, sabun, rokok, dan kebutuhan lain tergantung lokasi penyebaran. Tentu pemberian ini tidak gratis, si penerima wajib menuruti kata tim sukses untuk besok mencoblos si Anu.
Banyak masyarakat yang memang memilih bukan karena benar-benar mengharapkan pemimpin yang bisa menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, sosok pemimpin yang TATAS (cerdas)TUHU (Do more, talk less) dan sosok pemimpin yang TRASNE (kasih saying kepada rakyatnya), akan tetapi memegang prinsip “yang penting ada uang rokok dll” itu yang akan mereka pilih. Tak dapat dipungkiri menjelang pemilihan esok, segala cara dilakukan oleh masing-masing tim sukses pasangan calon, biasanya sih serangan fajar atau strategi bergerilya pada malam hari.
Satu lagi cara yang sangat unik bagi tim sukses ini, banyak masyarakat yang datang ke TPS belum tahu siapa yang akan mereka pilih, masih galau alias gamang. Sebelum memasuki area TPS, tim sukses biasanya akan menghampiri calon pemilih lalu kemudian disodori uang atau rokok dengan berpesan untuk memilih calon A atau B, ini memang pemandangan yang biasa. Kegiatan pemilihan atau pencoblosan di desa-desa memang tidak se ketat di kota-kota, sekalipun sama-sama punya panwas.
Negeri ini memang belum bisa bersih dari praktik-praktik di atas, butuh proses lumayan lama untuk pen-transferan ilmu dan pemahaman kepada jamaah akar rumput ini (grass root). Menang dan kalah dalam kompetisi adalah keniscayaan. Dalam hal pemilukada bupati ataupun walikota, kalau yang menang adalah mereka yang memang benar layak bibit, bobot dan bebet-nya, iya tak apa. Akan tetapi bila yang menang adalah mereka yang bukan seharusnya, sungguh sakitnya 5 tahun. Peran tim sukses dalam upaya pemenangan jagoannya memang sangat besar. Tim sukses rela kurang tidur, kurang waktu untuk keluarga demi memudahkan jalan kemenangan untuk calon bupati/walikota yang dijagokan. Minimnya informasi yang sampai ke masyarakat akar rumput tentang sosok calon pemimpin daerahnya, membuat mereka hanya ikut-ikutan saja, ikut kata tim sukses. Syukur-syukur kalau tim sukses ini mengajak kepada calon yang tepat, kalau salah ataupun kurang tepat, maka 5 tahun ke depan bersiap-siaplah ‘sakit’.
Mari memilih dengan cerdas, pilihlah bukan karena uang rokok yang diberikan kepada Anda, tapi lihatlah bibit, bobot dan bebet-nya serta visi misi yang dibarengi dengan komitmen sungguh-sungguh. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa meng-anugerahkan setiap daerah pemimpin-pemimpin yang TATAS, TUHU dan TRASNE dan sudah teruji Bibit, Bobot dan Bebet-nya.
SELAMAT MEMILIH!
JUNJUNG TINGGI SPORTIFITAS!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H