Gangguan Pertumbuhan Fisik Sarapan yang sehat memberikan nutrisi penting seperti protein, kalsium, dan zat besi, yang mendukung pertumbuhan anak. Tanpa sarapan, asupan nutrisi harian bisa berkurang, mempengaruhi kesehatan tulang dan perkembangan otot. Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan secara konsisten dapat menghambat pertumbuhan fisik anak karena tubuh tidak mendapatkan asupan energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal. Sarapan pagi adalah sumber awal energi, protein, vitamin, dan mineral penting, seperti kalsium dan zat besi, yang mendukung perkembangan tulang, otot, dan organ tubuh. Sebuah studi di Journal of Nutrition menemukan bahwa anak-anak yang tidak sarapan memiliki asupan nutrisi harian yang lebih rendah secara keseluruhan, yang dapat mengakibatkan penurunan massa otot, kepadatan tulang, dan fungsi organ. Kekurangan asupan gizi ini bisa berdampak pada tinggi dan berat badan yang tidak optimal serta memperlambat laju pertumbuhan dibandingkan dengan anak-anak yang sarapan secara rutin. Selain itu, efek positif sarapan pagi lebih nyata pada anak-anak yang dianggap kekurangan gizi, yang biasanya didefinisikan sebagai satu standar deviasi di bawah tinggi atau berat badan normal menurut usia menggunakan referensi Pusat Statistik Kesehatan Nasional (NCHS) AS.
Penyebab
Beberapa penyebab utama anak-anak melewatkan sarapan pagi antara lain:
- Tidak Merasa Lapar: Banyak anak tidak merasa lapar di pagi hari, karena gangguan pencernaan berupa FGID (Functional Gastrointestinal Disease), GERD (Gastroesophageal Refluks Disease atau alergi gastrointestinal dengan keluhan mual, tidak nyaman di perut, begah, kembung, mudah diare, konstipasi atau nyeri perut. Gangguan ini bisa berdampak sulit makan atau kenyang pada pagi hari dan siang baru membaik
- Keterbatasan Waktu: Rutinitas pagi yang sibuk atau terburu-buru menuju sekolah membuat banyak anak tidak memiliki cukup waktu untuk sarapan
- Kurangnya Kebiasaan dan Dukungan dari Keluarga: Sarapan sering kali tidak menjadi prioritas dalam kebiasaan keluarga. Anak yang tidak dibiasakan sarapan sejak kecil cenderung melanjutkan kebiasaan ini seiring bertambahnya usia
- Alasan Pribadi: Beberapa anak merasa tidak menyukai makanan di pagi hari atau ingin menghindari makanan tertentu untuk mengontrol berat badan, terutama pada remaja perempuan
Penanganan
- Strategi ilmiah untuk menangani anak yang sulit sarapan melibatkan pendekatan multifaset, mulai dari edukasi nutrisi hingga pengaturan pola makan yang fleksibel. Pertama, orang tua dan anak perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya sarapan melalui pendidikan gizi yang menyenangkan, misalnya dengan memanfaatkan media visual atau permainan sederhana yang menjelaskan manfaat sarapan untuk energi dan konsentrasi di sekolah. Selanjutnya, pendekatan perilaku seperti meal planning dapat diterapkan dengan melibatkan anak dalam memilih menu sarapan sehat yang mereka sukai, sehingga meningkatkan antusiasme mereka untuk makan. Selain itu, pemberian porsi kecil dengan makanan yang mudah dicerna di pagi hari, seperti smoothie atau roti dengan selai kacang, dapat membantu anak yang mengalami mual atau kurang nafsu makan di pagi hari. Terakhir, penelitian menunjukkan bahwa pola tidur yang teratur dan cukup penting untuk meningkatkan selera makan pagi, sehingga memastikan anak tidur lebih awal dapat membantu kesiapan mereka untuk sarapan di pagi hari.
- Edukasi Nutrisi: Mengedukasi anak dan orang tua tentang pentingnya sarapan bagi kesehatan dan fungsi kognitif dapat meningkatkan kepatuhan anak untuk sarapan. Pendidikan ini bisa dilakukan di sekolah atau melalui kampanye kesehatan di Masyarakat. Mengembangkan rutinitas yang memungkinkan anak-anak bangun sedikit lebih awal dan membuat sarapan lebih menyenangkan serta variatif juga dapat mendorong kebiasaan sarapan yang konsisten. Mempersiapkan menu sarapan yang mudah dan cepat dikonsumsi, seperti Friend Fresh, Â Bubur Ayam, Bubur Oat, Sereal, susu dan lainnya
- Penyediaan Sarapan di Sekolah: Pada anak dengan gangguan pencernaan seperti FGID, GERD dan Alergi Gastrointestinal mengalami kehilangan nafsu makan saat pagi hari, tapi saat siang hari akan berkurang. Sehingga pemberian sarapan pagi jam 9-10 atau saat istirahat pertama sekolah sangat penting bagi mereka yang sulit sarapan pagi hari. Program sarapan gratis atau bersubsidi di sekolah efektif membantu anak-anak mendapatkan sarapan bergizi, terutama di wilayah dengan tantangan sosio-ekonomi
- Konsultasi hhusus ke dokter subspesialis khusus seperti Ahli gastroenterology Anak, Ahli alergi Imunologi Anak dan Ahli Gizi anak pada kasus GERD, FGID dan alergi gastrointestinal yang membuat kehilangan nafsu makan saat pagi hari.
Secara keseluruhan, penelitian terkini menunjukkan bahwa sarapan adalah komponen penting untuk mendukung kesehatan fisik, mental, dan akademik anak. Tanpa sarapan, anak-anak berisiko mengalami penurunan konsentrasi, gangguan mood, melemahnya imunitas, serta pertumbuhan fisik yang terhambat akibat kurangnya asupan nutrisi penting pada awal hari.
 Untuk menangani tantangan ini, strategi ilmiah seperti edukasi nutrisi, perencanaan menu yang melibatkan anak, serta pengaturan pola tidur yang teratur telah terbukti efektif.Â
Penelitian juga menyarankan agar orang tua dan sekolah bekerja sama untuk membentuk kebiasaan sarapan yang sehat, misalnya dengan menyediakan opsi sarapan yang menarik dan bergizi, sehingga anak-anak dapat memulai hari dengan energi dan kesiapan belajar yang optimal. Membiasakan sarapan dapat menjadi langkah preventif jangka panjang dalam mendukung keberhasilan akademik dan kesehatan anak secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H