Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Negara Maju Karena Pemimpinnya Bukan Kekayaan Alamnya

25 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 25 Oktober 2024   19:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara yang kaya akan sumber daya alam, namun rakyatnya tetap banyak yang miskin, sering kali mencerminkan masalah tata kelola yang buruk dan kepemimpinan yang kurang efektif. Ethiopia menjadi contoh inspiratif bagaimana sebuah negara termiskin di dunia dapat bertransformasi dalam waktu dua dekade dengan kepemimpinan yang fokus pada integritas, transparansi, dan komitmen untuk memberantas korupsi. Reformasi yang tepat, kebijakan ekonomi yang mendukung pembangunan, dan keberanian untuk melakukan perubahan struktural berhasil mengangkat Ethiopia dari keterpurukan. Ini menunjukkan bahwa potensi kekayaan suatu negara tidak hanya terletak pada sumber daya alamnya, tetapi juga pada kualitas kepemimpinan yang mampu memanfaatkannya dengan baik untuk kemajuan rakyat.

Ethiopia memang memiliki perjalanan yang menarik dalam beberapa dekade terakhir. Setelah masa yang penuh tantangan, termasuk konflik internal dan kemiskinan yang parah, Ethiopia mengalami transformasi yang cukup signifikan. Salah satu tokoh kunci dalam proses ini adalah Perdana Menteri Abiy Ahmed, yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2019 atas upayanya dalam menciptakan perdamaian di wilayah Tanduk Afrika.

Keberhasilan pembangunan di Ethiopia menunjukkan bahwa kepemimpinan yang jujur, berorientasi pada integritas, dan berkomitmen untuk memberantas korupsi dapat membuat perbedaan besar bagi kemajuan suatu negara. Ethiopia telah berfokus pada pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas politik—hal-hal yang krusial untuk menarik investasi asing dan meningkatkan standar hidup.

Kasus ini juga memberikan pelajaran bagi negara-negara lain yang memiliki sumber daya alam melimpah, seperti Indonesia. Meskipun kekayaan sumber daya alam bisa menjadi potensi besar, hal itu saja tidak cukup jika tidak didukung oleh pemerintahan yang bersih, transparan, dan tidak korup. Keberhasilan Ethiopia dalam meraih pertumbuhan ekonomi dalam waktu yang relatif singkat memperkuat argumen bahwa kualitas kepemimpinan dan pemerintahan yang baik sangat menentukan masa depan suatu negara.

Indonesia Kaya Sumber Alam Tapi Miskin Rakyatnya

Untuk Indonesia, salah satu tantangan yang sering disebut adalah bagaimana memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara efisien dan adil, serta bagaimana meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan agar lebih transparan dan bebas dari korupsi. Dengan kepemimpinan yang kuat, berintegritas, dan memiliki visi jangka panjang, negara-negara berkembang memiliki peluang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang lebih baik.

Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, batubara, dan hasil tambang lainnya, masih menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kesulitan ekonomi ini adalah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menghambat pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Korupsi dapat merugikan negara miliaran dolar setiap tahunnya, mengurangi investasi asing, dan menghambat program-program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, tingginya tingkat utang dan defisit anggaran juga menunjukkan adanya pengelolaan keuangan yang kurang efektif, yang berdampak pada perekonomian secara keseluruhan, termasuk daya beli masyarakat yang melemah dan peningkatan kemiskinan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, kepemimpinan yang jujur, tegas, dan berkomitmen untuk memberantas KKN sangat diperlukan. Pemimpin yang berintegritas dapat menciptakan kebijakan yang lebih efektif dalam mengelola sumber daya alam, mengurangi ketergantungan pada utang, dan memastikan kekayaan negara digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Negara yang bebas dari korupsi memiliki peluang lebih besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil, menarik investor, dan menciptakan lapangan kerja yang layak, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun