Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Nadiem ke Prof Mu'ti, Apa yang Harus Diperbaiki di Dunia Pendidikan?

22 Oktober 2024   19:28 Diperbarui: 23 Oktober 2024   02:13 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Fokus pada Pengembangan Karakter

  • Permasalahan: Banyak sekolah masih terlalu fokus pada pencapaian akademik dan nilai ujian, sehingga kurang memperhatikan aspek pengembangan karakter siswa, seperti pendidikan adab, akhlak, keterampilan berpikir kritis, empati, dan kecakapan sosial. 
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Memperkuat program pengembangan karakter melalui kurikulum yang lebih holistik, serta memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan program sesuai dengan kebutuhan siswa. Pendidikan karakter yang mengedepankan agama, adab, dan akhlak sangat penting bagi pendidikan dasar di Indonesia, mengingat peranannya dalam membentuk generasi muda yang memiliki moralitas kuat sejak dini. Pendidikan karakter ini sebaiknya diintegrasikan dalam kurikulum secara komprehensif, mulai dari pembelajaran di kelas hingga kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa tidak hanya diajari secara teoritis, tetapi juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi dan rasa hormat harus menjadi fokus utama yang ditanamkan melalui pembiasaan positif di lingkungan sekolah. 

4. Ketimpangan Akses Teknologi dalam Pembelajaran

  • Permasalahan: Di era digital, ketimpangan akses terhadap teknologi masih menjadi isu besar. Beberapa sekolah di perkotaan telah memiliki akses internet yang baik, sementara banyak sekolah di daerah tertinggal masih belum memiliki akses yang memadai.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Peningkatan infrastruktur teknologi pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Mendorong program subsidi perangkat teknologi bagi sekolah dan siswa yang membutuhkan.

5. Evaluasi dan Asesmen yang Relevan

  • Permasalahan: Sistem evaluasi melalui ujian nasional telah digantikan dengan Asesmen Nasional, namun masih ada tantangan dalam memastikan bahwa asesmen tersebut benar-benar relevan dan mencerminkan kemampuan siswa secara komprehensif.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Memastikan asesmen yang ada bisa lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan pendidikan di masa depan. Fokus pada asesmen yang mengukur keterampilan praktis, literasi, dan numerasi, bukan hanya aspek kognitif.

6. Kurangnya Partisipasi Orang Tua dalam Pendidikan

  • Permasalahan: Masih kurangnya partisipasi aktif orang tua dalam proses pendidikan anak, terutama di daerah pedesaan. Hal ini dapat menghambat perkembangan anak di rumah dan di sekolah.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Membuat program yang melibatkan orang tua secara lebih aktif dalam kegiatan sekolah. Meningkatkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua agar tercipta lingkungan pendidikan yang mendukung di rumah.

7. Rasio Murid-Guru yang Masih Tinggi

  • Permasalahan: Di beberapa daerah, rasio murid terhadap guru masih terlalu tinggi, yang menyebabkan guru kesulitan memberikan perhatian individu kepada setiap siswa.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Menambah jumlah tenaga pendidik di sekolah-sekolah yang kekurangan guru, serta mengoptimalkan peran tenaga pendidik pendamping atau asisten guru.

8. Pemanfaatan Dana Pendidikan yang Kurang Efektif

  • Permasalahan: Masih ada permasalahan dalam pengelolaan dana pendidikan, seperti dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tidak selalu tersalurkan secara tepat dan efisien.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan. Menerapkan sistem monitoring yang lebih efektif agar penggunaan dana benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

9. Pendidikan Inklusif

  • Permasalahan: Pendidikan inklusif, khususnya bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, masih belum optimal diimplementasikan. Banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas dan tenaga pengajar yang sesuai.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Memperbanyak pelatihan bagi guru tentang pendidikan inklusif, serta meningkatkan fasilitas yang mendukung siswa dengan kebutuhan khusus agar mereka dapat belajar dengan nyaman.

10. Minat Baca yang Rendah

  • Permasalahan: Minat baca siswa di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Kurangnya perpustakaan yang memadai serta akses terhadap buku berkualitas menjadi salah satu penyebabnya.
  • Perbaikan yang Dibutuhkan: Meningkatkan akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas, menyediakan perpustakaan yang nyaman dan menarik di setiap sekolah, serta melibatkan komunitas dalam gerakan literasi.

Memang idealnya semua masalah harus dikelola dan dipimpin oleh ahlinya. Bahkan Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan umatnya, apabila segala urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya kiamat. Menteri Pendidikan baru ini diharapkan dapat melanjutkan kebijakan positif yang sudah ada, sambil mengatasi tantangan-tantangan ini dengan pendekatan yang lebih strategis, inovatif, dan inklusif, agar pendidikan dasar di Indonesia semakin merata dan berkualitas. 

Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia. Pendidikan adalah investasi terbaik bangsa ini yang bisa dibuat untuk masa depan bangsa dan negara.  Semoga pendidikan Indonesia bisa mengajarkan seseorang untuk berpikir dengan ahklak mulia, intensif dan kritis agar dapat memperbaiki kualitas akal sehat bangsa agar tidak salah dalam berkerja dan memiilih pemimpin dalam membangun yang bangsa besar ini. Karena tujuan pendidikan adalah pengetahuan bukan fakta, tetapi nilai hidup yang berkualitas. Karena pendidikan bukanlah pembelajaran fakta, tapi pelatihan pikiran untuk berpikir 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun