Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Deteksi Dini dan Penanganan Transgender Pada Anak Sekolah

4 Mei 2024   07:30 Diperbarui: 5 Mei 2024   08:24 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat anak  mengungkapkan identitasnya, berikan respons dengan cara yang tegas dan mendukung. Pahami bahwa meskipun identitas gender tidak dapat diubah, identitas gender sering kali terungkap seiring berjalannya waktu seiring dengan semakin banyaknya orang yang mengetahui tentang diri mereka sendiri.

Terima dan sayangi anak apa adanya dan berusahalah untuk membuat anak berperilaku secara kodratnya secara bertahap. Cobalah untuk memahami apa yang mereka rasakan dan alami, tapi terus diarahkan dengan sabar perilaku yang sesuai kodratnya meski tidak sempurna. Sekalipun ada perbedaan pendapat, mereka memerlukan dukungan dan pengakuan untuk berkembang menjadi remaja dan orang dewasa yang sehat.

Bela anak  ketika mereka dianiaya. Jangan meremehkan tekanan sosial atau intimidasi yang mungkin dihadapi anak.  Perjelas bahwa hinaan atau lelucon berdasarkan gender, identitas gender, atau orientasi seksual tidak dapat ditoleransi. Ekspresikan ketidaksetujuan  terhadap lelucon atau hinaan semacam ini ketika  menemukannya di komunitas atau media.

Waspadai tanda-tanda bahaya yang mungkin mengindikasikan perlunya dukungan kesehatan mental, seperti kecemasan, rasa tidak aman, depresi, rendahnya harga diri, dan masalah emosional apa pun pada anak dan orang lain yang mungkin tidak memiliki sumber dukungan. Jangan sekalipun diubungkan anak  dengan organisasi, sumber daya, dan acara LGBTQ, karena akan lebih berat menjerumuskan ke hal negatif padahal masih bisa diluruskan

Jangan sekalipun memberikan akses ke berbagai buku, film, dan materi—termasuk yang secara positif mewakili individu dengan keragaman gender. Jangan pernah menjadikan  selebriti dan panutan LGBT yang membela komunitas LGBT, dan orang-orang pada umumnya yang menunjukkan keberanian dalam menghadapi stigma sosial. Jangan pernah membiarkan anak dan remaja membuat komunitas LGBT dan melakukan aktifitas apapun meski itu aktifitas positif dan kebaikan. Anak anak diberi pengertian bahwa mengapa harus dijauhkan dari kelompok tersebut, meski anak bisa lebih nyaman dengan kelompok tersebut.

Dukung ekspresi diri anak secara optimal sesuai bakat dan minatnya . Terlibat dalam percakapan dengan mereka seputar pilihan pakaian, perhiasan, gaya rambut, teman, dan dekorasi ruangan dengan mengarahkan ke arah sesuai kodratnya tetapi tidak harus memaksa dengan keras. Jangkaulah pendidikan, sumber daya, dan dukungan jika merasa perlu memperdalam pemahaman 

Perawatan afirmatif gender didasarkan pada keyakinan bahwa semua anak mendapat manfaat dari cinta dan dukungan. Tujuan dari layanan afirmatif gender bukanlah pengobatan; yaitu mendengarkan seorang anak dan, dengan bantuan orang tua dan keluarga, membangun pemahaman. Dokter anak memberikan perawatan afirmatif gender dengan menciptakan lingkungan yang aman di mana emosi, pertanyaan, dan kekhawatiran yang rumit terkait gender dapat diapresiasi dan dieksplorasi. Perawatan afirmatif gender paling efektif dalam sistem kolaboratif dengan akses terhadap layanan medis, kesehatan mental dan sosial, termasuk layanan khusus sumber bagi orang tua dan keluarga.

Dukungan kesehatan mental untuk anak-anak dengan keragaman gender

Dukungan atau penolakan pada akhirnya hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap identitas gender remaja; namun, hal ini mungkin sangat mempengaruhi kemampuan remaja untuk secara terbuka berbagi atau mendiskusikan kekhawatiran tentang identitas dan perasaan mereka. Identitas dan ekspresi keberagaman gender bukanlah gangguan mental, namun menekan kekhawatiran gender dapat membahayakan kesehatan dan perkembangan emosional anak dan mungkin berkontribusi pada tingginya tingkat depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Sebagian besar upaya bunuh diri remaja terkait dengan isu gender dan seksualitas, khususnya perasaan penolakan. Sayangnya banyak individu gay, lesbian, biseksual dan transgender mencoba bunuh diri selama hidup mereka.

Sebagai orang tua, bahkan ketika kesulitan untuk memahami dan mungkin tidak bisa memahaminya secara langsung, peran yang paling penting adalah memberikan pengertian, rasa hormat, dan cinta tanpa syarat kepada anak. Hal ini membangun kepercayaan dan menempatkan pada posisi yang lebih baik untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seorang remaja transgender hanya memiliki satu orang yang mendukung hidupnya, hal ini akan sangat mengurangi risiko bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun