Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hak Anak Tertuang Jelas dalam Quran dan Hadits

3 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 5 Mei 2024   08:24 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penafsiran Tafsr Al-Was karya Wahbah Az-Zuail mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan hak-hak anak yaitu: QS. Al-Isr' [17]: 31 menjelaskan tentang larangan membunuh anak terutama anak perempuan. QS. Luqman [31]: 12-19, dalam nasihatnya menyatukan asas-asas akidah, syariat, dan akhlak, memuliakan keagungan Allah swt. 

QS. Al-Baqarah [2]: 233, menjelaskan dengan air susu ibu, tubuh seorang anak terbentuk, tabiat ibu mengalir kedalam diri anak dan anak akan terdidik dalam akhlak dan watak sang ibu. Seorang ayah wajib memberikan nafkah kepada anaknya sesuai dengan kebutuhan sang anak atau sesuai dengan kesanggupan ayahnya. QS. Al-Azb [33]: 5, menjelaskan bahwa seorang anak harus di nasabkan kepada ayah kandungnya. QS. At-Tahrim [66]: 6, menjelaskan harus melatih diri dan keluarga (untuk menunaikan amal shaleh) agar terhindar dari api neraka.

Jika seorang pria dan seorang wanita sama-sama mengabdikan hidup mereka untuk beribadah dan menyenangkan Pencipta mereka, maka hak-hak setiap anak yang mereka miliki secara otomatis terjamin. Menyembah Tuhan berarti menaati perintah-Nya dan perintah-Nya termasuk menjamin hak-hak anak. Dengan menikah daripada melakukan hubungan terlarang, pasangan tersebut sudah mulai mendapatkan hak-hak anak-anak mereka di masa depan. Seorang anak berhak mengetahui dan memahami garis keturunannya.

Ketika seorang anak dikandung, ia mempunyai hak untuk hidup. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan bahwa semua kehidupan adalah suci. Mengakhiri kehamilan tidak diperbolehkan karena takut tidak mampu menghidupi anak atau anak lainnya secara finansial. Tuhanlah yang menjadi Penyedia dan Pemelihara segala kehidupan.

"...janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena kemiskinan -- Kami yang memberi rezeki untukmu dan mereka". (Quran 6:151)

Ketika mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilan, penting untuk diingat bahwa memiliki anak adalah anugerah dari Tuhan dan semua anugerah tersebut hendaknya diterima dengan suka cita dan rasa syukur. Ada banyak orang di dunia saat ini yang tidak dapat memiliki anak, oleh karena itu ketika Tuhan memberkati sebuah keluarga dengan satu anak, hal itu harus menjadi alasan untuk merayakan dan membahagiakan. Namun, anak bukanlah mainan atau harta benda. Bersama mereka ada tanggung jawab yang besar.

Al-Qur'an dan hadis shahih Nabi Muhammad SAW berbicara dengan jelas tentang tanggung jawab membesarkan seorang anak. Merupakan kewajiban bagi orang-orang beriman untuk membesarkan dan merawat anak-anak dengan membesarkan mereka sebagai manusia yang berakhlak mulia dan bertakwa. 

Aman dalam pengetahuan bahwa mereka adalah anggota umat manusia yang berharga, dan keluarga khusus mereka. Mengabaikan kewajiban ini berpotensi menjauhkan seseorang dari jalan kebenaran dan menjauh dari Tuhan. "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api (neraka) yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang diatasnya terdapat malaikat-malaikat (yang ditunjuk) yang keras (dan) keras, yang tidak durhaka (dalam menjalankan) Perintah-perintah yang mereka terima dari Allah, namun lakukanlah itu. yang diperintahkan kepada mereka" (Quran 66:6)

Nabi Muhammad bersabda, "Masing-masing kamu adalah penggembala dan masing-masing kamu bertanggung jawab terhadap kawanannya. Penguasa adalah seorang gembala dan bertanggung jawab atas kawanannya. Seorang laki-laki adalah gembala keluarganya dan bertanggung jawab atas kawanannya. Seorang wanita adalah gembala rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kawanannya". 

Mengasuh dan membesarkan anak dengan baik merupakan kewajiban orang tua dan tidak selalu mudah. Faktanya, Tuhan mengingatkan kita dalam Al-Qur'an bahwa anak-anak bahkan bisa menjadi cobaan besar bagi orang tuanya. Kemenangan dan kesengsaraan hidup adalah sebuah ujian, tidak terkecuali anak-anak. Hal-hal tersebut dapat mendatangkan kegembiraan yang besar dan terkadang juga dapat membawa kesedihan yang besar. Tuhan dalam hikmah-Nya yang tak terbatas tidak pernah meninggalkan manusia sendirian dan tak mampu menghadapi segala cobaan hidup.

"Hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan, padahal Allah di sisi-Nya adalah pahala yang besar (Surga)." (Quran 64:15). Mengikuti ajaran Islam memungkinkan seorang mukmin menghadapi semua peristiwa kehidupan termasuk cobaan, kesengsaraan dan kemenangan. Nasihat Islami yang benar dalam membesarkan dan membesarkan anak mencakup seluruh aspek kehidupan. Sama seperti Islam itu sendiri, ini adalah nasihat holistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun