Dok, anakku ngeces terus meski sudah usia sudah besar, disertai sering meludah kadang bajunya basah penuh ludah. Air liur berlebihan atau "sialorhea" atau "ngeces" pada bayi dan anak, banyak faktor penyebab faktor mulai dari yang tidak diketahui penyebabnya hingga yang diketahui penyababnya atau mulai gangguan yang ringan hingga tidak ringan. Gangguan sialorrhea yang ringan sebagian besar disebabkan karena hipersensitifitas saluran cerna hal ini sering terjadi pada anak dengan riwayat alergi khususnya alergi saluran cerna. Saat diperbaiki alerginya biasa keluhan sialorrhea akan membaik.
Sialorrhea juga dikenal sebagai hipersalivasi, sialorrhea melibatkan sekresi mulut yang berlebihan atau air liur. Biasanya, anak-anak menghasilkan hingga 1,5 liter air liur setiap hari, namun anak-anak dengan hipersalivasi dapat menghasilkan hingga 5 liter. Ada dua jenis sialorrhea: Sialorrhea anterior: Inilah yang biasa kita sebut dengan air liur. Air liur berlebih yang tumpah ke wajah dan pakaian anak, berpotensi menyebabkan masalah perawatan kulit dan sosialisasi. Sialorrhea posterior: Di sini, air liur tumpah ke saluran napas anak bukannya tertelan. Hal ini dapat menyebabkan iritasi paru-paru kronis dan masalah kesehatan lainnya.
Gangguan air liur berlebihan pada bayi ditandai bayi tampak sering "ngeces", air liur berlebihan sehingga harus memakai pelindung kain di dada. Pada bayi tampak sering mengeluarkan lidah atau sering menyembur k dengan baik.rena saat usia bayi tertentu liur berlebihan tetapi masi belum mempunyai refleks atau gerakan meludah. Pada anak besar selain "ngeces" hingga baju dan meja di sekolah basah oleh liur. Anak tampak sering meludah di berbagai tempat.
Kelenjar ludah utama meliputi kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual; yang terbesar adalah kelenjar parotis. Kelenjar ini mengeluarkan air liur yang berperan besar dalam pelumasan, pencernaan, imunitas, dan pemeliharaan homeostatis dalam tubuh manusia. Sekresi air liur kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual dikendalikan terutama oleh sistem saraf parasimpatis, meskipun persarafan simpatis mempunyai pengaruh yang kecil. Serabut parasimpatis berasal dari pons dan medula, dan bersinaps di ganglia otic dan submandibular. Serabut postganglionik yang berasal dari ganglionotik mengatur fungsi sekretori kelenjar parotis, sedangkan serabut postganglionik dari ganglion submandibular mengatur fungsi sekretori kelenjar submandibular dan sublingual. Persarafan simpatis kelenjar ini menghasilkan kontraksi serat otot di sekitar saluran air liur, yang meningkatkan aliran air liur..
Kelenjar ludah utama menyediakan 90% dari hampir 1,5 L air liur yang diproduksi setiap hari. Jika sekresi air liur tidak dirangsang, yaitu pada keadaan basal, 70% dari total sekresi air liur berasal dari kelenjar submandibular dan sublingual. Ketika dirangsang, sekresi air liur meningkat lima kali lipat, dengan kelenjar parotis menghasilkan jumlah air liur yang lebih banyak . Contoh sumber eksogen yang menimbulkan rangsangan adalah mengunyah]. Ada dua jenis air liur utama yang dihasilkan oleh tiga kelenjar ludah utama; air liur serosa diproduksi terutama oleh kelenjar parotis melalui rangsangan yang encer dan encer, sedangkan air liur kental diproduksi oleh kelenjar sublingual dan submandibular sepanjang hari yang lebih kental. Kedua bentuk sekresi ini bisa menimbulkan masalah. Air liur serosa menghasilkan air liur encer, terus-menerus tumpah dari sisi mulut, dan air liur kental mungkin berlendir dan lengket, sehingga lebih sulit dibersihkan dan menyebabkan sensasi tersedak, disertai rasa panik. Penting untuk membedakan antara air liur encer dan cairan lendir kental karena pilihan pengobatannya berbeda. Stimulasi reseptor kolinergik menghasilkan sekret yang encer dan serosa, sedangkan reseptor beta-adrenergik menghasilkan sekret yang kental dan kaya mukus. Oleh karena itu, dalam kasus sekresi air liur yang encer, antikolinergik dapat dipilih, sedangkan untuk sekresi lendir yang kental, penambahan beta blocker mungkin bermanfaat
PenyebabÂ
Gangguan sialorrhea bisa terjadi ringan hingga berat. Pada gangguan ringan biasanya disebabkan karena produksi air liur berlebihan, tubuh anak memproduksi terlalu banyak air liur atau lendir. Gangguan ringan ini sering terjadi pada anak dengan riwayat hipersensitifitas saluran cerna atau alergi saluran cerna. Gangguan sialorrhea ringan ini lebih banyak terjadi dan lebih sering dikeluhkan.Â
Gangguan ringan karena produksi air liur berlebihan yang terjadi pada anak dengan hipersensitifitas saluran cerna biasanya akan berkurang berkurang atau membaik setelah usia 3-5 tahun. Gangguan karena gangguan neurologis dan anatomi biasanya akan membaik atau berkurang setelah usia 3-5 tahun.
Gangguan yang tidak ringan biasanya disebabkan kondisi neurologis kondisi otak yang mendasari mempengaruhi kontrol otot di sekitar mulut dan tenggorokan dapat menyebabkan kesulitan menelan air liur. Contohnya termasuk Cerebral Palsy, Stroke, Cedera Otak Traumatis, dan Kelainan Perkembangan Otak. Penyebab tidak ringan biasanya disebabkan kelainan anatomi kesulitan fisik dalam menelan dapat disebabkan oleh masalah seperti lidah yang besar, bentuk rahang yang salah, kelainan tenggorokan, atau celah pada bibir, langit-langit, atau laring.
Gejala Hipersensitifitas Saluran cerna atau alergi saluran cerna diantaranya  adalah tampak anak mudah mual atau muntah bila batuk, menangis atau berlari. Sering nyeri perut sesaat dan bersifat hilang timbul, bila tidur sering dalam posisi "nungging" atau perut diganjal bantal Sulit buang air besar (bila buang air besar "ngeden", tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari). Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau dan baunya sangat menyengat, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing), pernah ada riwayat berak darah. Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau.
Penanganan
Bila gangguan sialorrhea  disertai dengan gangguan saluran cerna maka penanganan terbaik adalah memperbaiki gangguan saluran cerna yang ada. Jalan terbaik memperbaiki saluran cerna tersebut bukanlah dengan pemberian vitamin atau enzim pencernaan atau probiotik. Tetapi dengan mencari penyebabnya mengapa gangguan makan tersebut terjadi.  Intervensi dengan melaksanakan identifikasi penyebab makanan yang mengganggu sekaligus untuk memperbaiki saluran cerna. Metode yang dilakukan bukan dengan tes alergi atau pemeriksaan laboratorium tetapi dengan melakukan Oral Food Chalenge atau eliminasi provokasi makanan. Karena tes alergi dan pemeriksaan laboratorium tidak bisa memastikan penyebab alergi dan hipersensitifitas makanan.
Metode eliminasi provokasi tersebut adalah penderita harus mengkonsumsi makanan tertentu yang termasuk kategori aman untuk saluran cerna dan menghindari makanan yang beresiko menganggu pencernaan. Setelah dilakukan dalam waktu 3 minggu target yang harus dievaluasi adalah membaiknya gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut atau gangguan buang air besar. Saat saluran cerna tersebut membaik ternyata gangguan  sialorrhea, gangguan pencernaan, gangguan sulit makan, gangguan tidur, dan berbagai gangguan alergi yang lain juga ikut membaik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H