Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susu Kambing Bukan untuk Pengobatan Alergi dan Bukan Pengganti Susu Sapi

29 April 2024   07:15 Diperbarui: 29 April 2024   09:17 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mitos dan kesalahan terbesar yang sering dipahami dan dikampanyekan bahwa susu kambing lebih aman dan digunakan sebagai  pengganti susu bila dinyatakan alergi atau  Alergi Susu Sapi. Padahal susu kambing tidak berbeda jauh dengan susu sapi. Anak yang alergi susu sapi pasti alergi susu kambing juga, sebaliknya bila tidak alergi susu kambing pasti atidak lergi susu sapi juga. Faktanya susu sapi dan susu kambing tidak jauh berbeda. protein susu kambing mirip dengan struktur protein susu sapi. Lebih dari 90 persen sistem imun menyebabkan reaksi terhadap susu kambing atau keju kambing pada seseorang dengan alergi susu sapi. 

Saat ini masih banyak opini atau artikel di media cetak dan media maya yang dikatakan orang awam, penjual susu kambing  bahkan klinisj yang mengganggap bahwa pemberian susu kambing dianggap dapat sebagai pengganti alergi susu sapi. Bahkan sebagian besar masyarakat yang bergelut dalam bisnis Multi Level Marketing atau penjual susu kambing mengklaim bahwa susu kambing dapat menyembuhkan alergi susu sapi. 

Tenyata opini yang terbangun selama itu salah dan tidak ilmiah sehingga dapat beresiko cenderung menyesatkan dan membahayakan pasien penderita alergi susu sapi. Bila penderita alergi susu sapi diberi susu kambing juga akan menganggu karena susu sapi dan susu kambing sama. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan pemberian susu kambing pada penderita alergi dapat mengancam jiwa. Berbagai penelitian menunjukkan protein susu kambing mirip dengan struktur protein susu sapi. Kalaupun selama ini penderita alergi susu sapi mengggunakan susu kambing aman. Sangat mungkin diagnosis alergi susu sapi yang diberikan sebelumnya salah. Karena selama ini seringkali terjadi kesalahan overdiagnosis alergi susu sapi, tidak mengalami alergi susu sapi tetapi divonis alergi susu sapi.  Sebaliknya bila pemberian susu kambing tidak bermasalah artinya penderita tidak alergi susu sapi atau susu sapi bisa dikonsumsi. 

Dalam beberapa dekade belakangan ini prevalensi dan perhatian terhadap alergi susu sapi semakin meningkat. Susu sapi sering dianggap sebagai penyebab alergi makanan pada anak yang paling sering Beberapa penelitian di beberapa negara di dunia prevalensi alergi susu sapi pada anak dalam tahun pertama kehidupan sekitar 2%. Sekitar 1-7% bayi pada umumnya menderita alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sedangkan sekitar 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran ternyata menggunakan bahan dasar susu sapi.

Saat gejala alergi muncul seringkali susu sapi dianggap sebagai penyebab.  Padahal menurut banyak penelitian di beberapa negara di dunia prevalensi alergi susu sapi pada anak dalam tahun pertama kehidupan sekitar 3% atau dari 100 anak hanya 3 anak yang mengalami alergi susu sapi. Tetapi faktanya penderita alergi yang divonis alergi susu sapi atau overdiagnosis susu sapi sangatlah besar dan banyak. Dalam penelitian penulis sekitar 80-90% anak  mengalami overdiagnosis alergi sapi hanya dengan dugaan atau kecurigaan dan dengan cara yang salah dalam mendiagnosis. Dampak yang terjadi bila mengalami overdiagnosis alergi susu sapi tidak berbahaya kesehatan. Kesalahan diagnosis tersebut hanya berdampak pada masalah ekonomi. Pengeluran biaya pembelian susu menjadi mubazir karena  susu formula khusus hipoalergenik jauh lebih mahal dibandingkan susu biasa

Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu atau bayi da anak terkena infeksi virus juga dapat mengakibatkan gangguan manifestasi alergi.

Penderita alergi seringkali mengalami overdiagnosis alergi susu sapi, yang seharusnya tidak alergi susu sapi divonis alergi susu sapi. Paling sering terjadi saat keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada alergi kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Tetapi saat itu langsung divonis alergi susu sapi. Padahal sebelumnya sudah beberapa bulan mengkonsumsi susu sapi tidak menimbulkan gangguan.

Secara klinis dan laboratoris seringkali sulit untuk memastikan anak menderita alergi susu sapi. Karena dalam keadaan tertentu tes alergi khusus tes kulit dan tes darah masih belum bisa memastikan adanya alergi susu sapi atau tidak. Hal inilah yang sering menjadikan perbedaan pendapat dan kontroversi tentang vonis alergi susu sapi apada bayi dan anak

Selain itu tidak mudah untuk menentukan pemilihan susu yang terbaik untuk anak tersebut. Seringkali sulit memastikan apakah seseorang alergi susu sapi atau intoleransi atau bereaksi terhadap kandungan tertentu dari kandungan yang ada di dalam formula. Dalam menghadapi kasus seperti ini beberapa klinik alergi anak melakukan Oral Food Challenge atau eliminasi provokasi terbuka sederhana. Secara awal penderita diberikan susu ekstensif hidrolisat. Bila gejala alergi membaik selanjutnya dilakukan provokasi formula berturut turut yang lebih beresiko seperti soya, parsial hidrolisat, dan susu formula yang minimal kandungan AA, DHA, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Formula yang paling tepat adalah yang tidak menimbulkan gangguan. Bila timbul gejala pada salah satu formula tersebut kita harus pilih formula satu tingkat lebih aman di atasnya. Bila susu parsial hidrolisa dan soya timbul gangguan dilakukan provokasi terhadap susu laktosa dan lemah rantai tunggal (Monochain Trigliceride/MCT).

Beberapa alternatif pilihan untuk pengganti susu sapi sangat bervariasi tergantung kondisi setiap anak. Susu pengganti tersebut meliputi ASI, susu soya, susu ektensif hidrolisa, susu parsial hidrolisat, sintesi asam amino dan sebagainya.

Susu Kambing Bukan Pengganti Alergi Susu Sapi

Sebuah pertanyaan besar dan permasalahan sering dialami orang tua anak-anak dengan alergi susu sapi saat mereka mencari pengganti yang cocok untuk susu sapi. Sayangnya, karena protein susu kambing mirip dengan struktur protein susu sapi. Lebih dari 90 persen sistem imun menyebabkan reaksi terhadap susu kambing atau keju kambing pada seseorang dengan alergi susu sapi .

Pessler tahun 2014 mengungkapkan terdapat reaksi silang yang bermakna antara sapi dan susu kambing meski reaksi silang yang mengancam jiwa seelumnya belum pernah dilaporkan. Tetapi Pessler mengungkapkan penelitia yang mengejutkan. Bayi berusia 4 bulan yang mengalami alergi protein susu sapi dengan tidak ada paparan sebelum susu kambing sebelumnya terjadi anafilaksis setelah mengkonsumsi susu kambing komersial. Setelah pengujian skin prick menunjukkan reaksi tertentu terhadap susu kambing. Dengan demikian, silang alergenisitas antara sapi dan protein susu kambing dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Individu alergi terhadap protein susu sapi harus menghindari susu kambing dan produk susu kambing.

Penelitian yang dilakukan Infante Pina juga mengeluarkan peringatan bahwa penggunaan susu kambing tidak dapat direkomendasikan untuk pasien dengan alergi susu sapi tanpa penyelidikan kemungkinan toleransi oleh dokter spesialis yang berkopeten. Namun sekitar 25% pasien yang mentoleransi protein kambing, susu kambing bisa menjadi pengganti yang sangat baik pada anak-anak yang lebih tua dari 2 tahun

Pada tahun 1939 pada penelitiannya Bukit melaporkan bahwa melaporkan bahwa 25 dari 44 bayi dengan eksim yang menjalani tes tusuk kulit positif terhadap susu protein whey sapi ternyata juga meunjukkan hal yang identik tes kulit hasil positif terhadap fraksi whey dari susu kambing. Pada tahun 1983 Juntunen dan Ali-Yrkko melakukan tes provokasi di 28 anak-anak dengan intoleransi protein susu sapi, dan menemukan 22 juga toleran terhadap susu kambing. Kesamaan antigenik yang ditandai antara sapi dan protein susu kambing menunjukkan bahwa susu kambing tidak mungkin ditoleransi di sebagian besar anak-anak dengan intoleransi protein susu sapi asli itu. Demikian juga susu domba dan susu kerbau terdapat sebuah kesamaan antigenik antara sapi dan domba -lactoglobulins.

Rodrguez del Ro P dalam penelitian tahun 2012 mengungkapkan prevalensi tinggi (26%) alergi susu kambing dalam populasi anak penderita alergi susu sapi yang diobati dengan oral immunotherapy. Toleransi alergi susu kambing harus dinilai dalam rangka untuk memberikan saran nutrisi yang akurat dan meminimalkan asupan disengaja yang dapat mengancam jiwa. IgE spesifik ke kasein susu sapi, kambing dan susu domba merupakan penanda yang baik dari alergi. Meskipun oral immunotherapy alergi susu sapi adalah pengobatan khusus untuk alergi susu sapi. Tetapi hal itu mungkin tidak efektif terhadap alergi terhadap susu mamalia lainnya.

Penelitian yang dilakukan Rodrguez del Ro P juga mengungkapkan bahwa ciri-ciri alergi susu kambing berbeda dari alergi susu sapi karena pengaruh pada anak-anak muncul kemudian. Produk susu sapi tidak menimbulkan manifestasi klinis pada pasien alergi susu kambing, tetapi tidak sebaliknya pasien alergi susu sapi, biasanya bereaksi silang alergi susu kambing. Dalam semua anak penderita alergi susu kambing terjadi pengikatan antibodi IgE caseins tetapi bukan protein whey. Selain itu, IgE spesifisitas dan afinitas tinggi untuk alergi susu kambing dan lebih rendah untuk caseins susu sapi meskipun urutan homologi mereka ditandai. Dokter dan individu alergi harus menyadari bahwa alergi susu kambing memerlukan penghindaran ketat susu kambing dan produk susu diturunkan karena reaksi bisa parah meski hanya mengkonsumsi dosis minimal makanan yag terkandung.

Mendiagnosis Alergi

Bila anak mengalami gejala alergi sebaiknya tidak langsung mendiagnosis sebagai alergi susu sapi. Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter yang berpengalaman dibidang alergi dan imunologi. Diagnosis pasti alergi makanan hanya dipastikan dengan Double Blind Placebo Control Food Chalenge (DBPCFC) atau Oral Food Challenge atau dengan eliminasi provokasi makanan. Penghindaran makanan atau susu sapi penyebab alergi tidak dapat dilakukan hanya atas dasar hasil tes kulit alergi, apalagi dengan tes alergi lainnya yang tidak terbukti secara ilmiah. Seringkali hasil yang didapatkan tidak optimal karena keterbatasan pemeriksaan tersebut dan bukan merupakan baku emas atau gold Standard dalam menentukan penyebab alergi makanan.

Selain mengidentifikasi penyebab alergi makanan, penderita harus mengenali pemicu alergi. Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi.  Pencetus alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan. Penanganan terbaik pada penderita alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebabnya. Pemberian obat-obatan anti alergi dalam jangka panjang adalah bukti kegagalan dalam mengidentifikasi makanan penyebab alergi. Mengenali secara cermat gejala alergi dan mengidentifikasi secara tepat penyebabnya, maka gejala alergi dapat dihindarkan.

Cara melakukan Oral Food Challenge terbuka dan sederhana adalah dengan menghindari semua makanan sekitar 30 makanan yang dicurigai penyebab alergi. Penghindaran makanan ini juga harus dilakukan ibu saat memberi ASI, karena protein makanan penyebab alergi bisa ditranfer melalui ASI. Makanan yang dihindari banyak tetapi terdapat 100 makanan lebih pengganti alergi yang jumlah dan variasinya banyak,  gizi, protein dan kandungan gizinya juga tinggi. Eliminasi tersebut dilakukan dlaam 3 minggu. Saat hal itu dilakukan dengan disiplin dan ketat maka berbagai gangguan dan gejala alergi membaik. Pada gejala alergi yang ringan, setelah 3 minggu bisa dilakukan provokasi pemberin susu sapi sambil diamati gejalanya dalam beberapa hari berikutnya. Semua perlakuan ini tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan atas rekomendasi dan dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman di bidangnya. Kesalahan mencari penyebab biasanya hanya menghindari beberapa makanan saja. Selain itu kesalahan yang terjadi meski menghindari banyak makanan tetapi masih sekali-sekali melakukan cheating atau hidden (tersembuyi) ada makanan yang terkandung tetapi dikonsumsi dalam kandungan makanan lainnya

Selain itu tidak mudah untuk menentukan pemilihan susu yang terbaik untuk anak tersebut. Seringkali sulit memastikan apakah seseorang alergi susu sapi atau intoleransi atau bereaksi terhadap kandungan tertentu dari kandungan yang ada di dalam formula. Dalam menghadapi kasus seperti ini beberapa klinik alergi melakukan Oral Food Challenge seperti di atas. Secara awal penderita diberikan susu ekstensif hidrolisat. Bila gejala alergi membaik selanjutnya dilakukan provokasi formula berturut turut yang lebih beresiko seperti soya, parsial hidrolisat, dan susu formula yang minimal kandungan AA, DHA, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Formula yang paling tepat adalah yang tidak menimbulkan gangguan. Bila timbul gejala pada salah satu formula tersebut kita harus pilih formula satu tingkat lebih aman di atasnya. Bila susu parsial hidrolisa dan soya timbul gangguan dilakukan provokasi terhadap susu laktosa dan lemah rantai tunggal (Monochain Trigliceride/MCT).

Jadi susu kambing bukanlah alternatif yang aman untuk penderita alergi susu sapi. Demikian juga untuk alasan yang sama, juga tidak susu domba atau susu kerbau. Anda dapat mendiskusikan dengan ahli alergi anak apa yang mungkin menjadi pilihan pengganti susu sapi. Sebuah opsi untuk bayi akan menjadi ekstensif dihidrolisis , susu formula berbasis susu sapi , di mana protein susu sapi secara ekstensif rusak , sehingga kurang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh dan cenderung menyebabkan reaksi . Karena formula ini juga merupakan sumber nutrisi yang baik , banyak ahli alergi akan merekomendasikan anak-anak pada diet terbatas tetap pada mereka melampaui usia satu tahun .

Setelah siap untuk menyapih dari formula , pilihan pada saat itu mungkin termasuk susu kedelai atau susu beras , dengan asumsi anak Anda tidak juga memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Untuk memastikan bahwa semua kebutuhan nutrisi terpenuhi , itu pasti adalah ide yang baik untuk mendiskusikan pilihan dengan alergi anak atau ahli gizi .

Pemberian ASI ekslusif terbukti dapat mengurangi resiko alergi, tetapi harus diperhatikan diet ibu saat menyusui Selain itu juga disertai tindakan lain misalnya pemberian imunomodulator, Th1-immunoajuvants, probiotik. Tindakan ini bertujuan mengurangi dominasi sel limfosit Th2, diharapkan dapat terjadi dalam waktu 6 bulan.

Referensi

  • Pessler F, Nejat M. Anaphylactic reaction to goat's milk in a cow's milk-allergic infant. Pediatr Allergy Immunol. 2004 Apr;15(2):183-5.
  • Rodrguez del Ro P, Snchez-Garca S, Escudero C, Pastor-Vargas C, Snchez Hernndez JJ, Prez-Rangel I, Ibez MD. Allergy to goat's and sheep's milk in a population of cow's milk-allergic children treated with oral immunotherapy. Pediatr Allergy Immunol. 2012 Mar;23(2):128-32.
  • Savilahti E .Cow's milk allergy. Allergy 1981; 36:37-88. Infante Pina, Tormo Carnice R, Conde Zandueta M.Use of goat's milk in patients with cow's milk allergy. An Pediatr (Barc). 2003 Aug;59(2):138-42.
  • Pessler F, Nejat M. Anaphylactic reaction to goat's milk in a cow's milk-allergic infant. Pediatr Allergy Immunol. 2004 Apr;15(2):183-5.
  • Rodrguez del Ro P, Snchez-Garca S, Escudero C, Pastor-Vargas C, Snchez Hernndez JJ, Prez-Rangel I, Ibez MD. Allergy to goat's and sheep's milk in a population of cow's milk-allergic children treated with oral immunotherapy. Pediatr Allergy Immunol. 2012 Mar;23(2):128-32.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun