Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Napas Bunyi Grok-Grok, Alergi pada Bayi?

28 April 2024   06:38 Diperbarui: 28 April 2024   18:15 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kasus hipersensitifitas saluran napas ini, biasanya pada perkembangannya beresiko terjadi infeksi saluran napas yang lebih tidak ringan dan lebih sering dibandingan anak lainnya. Pada kasus tertentu dengan Riwayat otangtua asma, bayi mengalami TRDN (Transient Tachipneu Of The Neborn) atau sesak saat baru lahir berisiko mengalami asma dan rhinitis di kemudian hari. 

Editing pribadi
Editing pribadi

Sesak segera setelah lahir hingga saat usia 3 hari, biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari. Keluhan ini sering dianggap infeksi paru atau terminum air ketuban. Gangguan ii pada foto rontgen tanpak disertai kelenjar thimus membesar. Bila sesak berat kadang sulit dibedakan dengan paru-paru tidak mengembang (Like RDS). 

Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asma (sering batuk/bila batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia prasekolah.

Alergi makanan dianggap sebagai pendahulu asma dalam konteks atopic march, namun hubungan antara fenotip alergi makanan bayi dan fungsi paru-paru serta asma pada masa kanak-kanak. Beberapa klinisi mencermati hubungan antara sensitisasi makanan dan alergi makanan yang dikonfirmasi dengan tantangan (Oral Food Challenge) pada masa bayi, serta alergi makanan yang persisten dan teratasi hingga usia 6 tahun, dan risiko defisit fungsi paru-paru dan asma pada usia 6 tahun.

Kenali Gejala Alergi Pada Bayi dan Dampak Yang Menyertai

Sebagian besar bayi dengan alergi selalu diserai gangguan hipersensitifitas saluran cerna baik ringan atau lebih. Beberapa tanda dan gejala hipersensitif saluran cerna pada bayi diantaranya adalah Gastrooesepageal Refluks (GER) , Sering MUNTAH/gumoh, kembung,"cegukan", sering hiccup atau cegukan, buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah atau kolik menagis berkepanjangan dan menangis keras melengkin lebih dari 15 menit. 

Biasanya terjadi karena perutnya tidak nyaman atau sakit. Keluhan ini timbul terutama mulai sore hari hingga malam hari dan puncaknya saat dini hari atau saat subuh. Nyeri perut atau malam gelisah ini biasanya akan berkurang setelah usia 3 bulan. Beberapa bayi mengalami BAB lebih 3 kali perhari, feses cair, terdapat seperti biji cabe, sering berak sedikit sedikit tapi sering. BAB tidak tiap hari, Feses warna hijau,hitam dan berbau, disertai ngeden. 

Saat BAB sering "ngeden atau tampak sering muleta dengan menggerakkan tangan ke atas. Bila bayi sering ngeden yang kuat, biasanya disertai Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis atau hidrokel. Pada usia setelah 3-6 bulan tampak bayi mengalami air liur berlebihan. Produksi air liur meningkat, sehingga sering "ngeces ("drooling" atau sialore) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut

Pada bayi dengan hipersensitifitas saluran cerna tampak beberapa tanda di sekitar mulut. Tampak lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Lidah atau mulut sering timbul putih, bibir kering dan kadang kehitaman sebagian. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru.

Gejala lain yang sering menyertai adalah Hipersensifitas Kulit pada bayi. Timbul bercak kasar atau bintik kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok, badan tangan dan kaki serta kerak di daerah rambut. Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang keluar cairan telinga sedikit dan sedikit berbau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun