Meski bukan sebagai pengurus masjid atau marbut masjid kita harus peduli dalam memakmurkan masjid meski harus dimulai dengan melakukan hal yang kecil. Peduli terhadap masjid tidak harus dilakukan pengurus dan marbut masjid. Â Dalam kebersihan masjid tidak ada salahnya kita peduli dengan tidak membuang sampah sembarangan atau ikut memungut sampah di lantai untuk dimasukkan ke dalam sampah. Bila ada hal lain misalnya lampu tidak nyala, lantai basah, tembok kotor, kamar mandi kotor, ruangan masjid tidak rapih, suara sound sistem tidak bagus, ruangan masjid panas kita harus sigapn dan punya kepedulian untuk menyelesaikan masalah.Â
Bila kegiatan masjid yang tidak berjalan atau berhenti, jamaah harus ikut peduli untuk mengantisipasi hal tersebut. Bisa saja kita segera berkomunkiasi dengan sopan dan beretika kepada pengurus  paling tidak kita menanyakan ke pengurus apakah penyebab kegiatan tersebut terhenti, apakah yang bisa dibantu. Bila kita tidak bisa membantu dengan dana dan tenaga sendiri, kita bisa mencari jamaah lain untuk berkerjasama membantu menyelesaikan permasalahan di masjid.
Untuk menjadi pejuang Fisabilillah masjid, tidak harus menjadi marbut masjid tetapi peduli dan tergerak ikut memakmurkan masjid sesuai dengan kapasitas setiap orang yang berbeda. Kita bisa meneladani Ummu Mahjan dalam kepedulian terhadap masjid, hingga Rasulullah menyempatkan memberi penghormatan khusus di saat meninggalnya. Memakmurkan masjid bukan hanya kewajiban dan kewenangan pengurus atau marbut masjid. Semua umat atau jamaah berkewajiban menjadi pejuang fisabilillah masjid dan berhak mendapatkan identitas marbut masjid tanpa tanda jasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H