Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Haruskah Dalam Mobil Pribadi Memakai Masker?

17 September 2020   21:08 Diperbarui: 17 September 2020   21:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri senior pertahanan menambahkan bahwa mereka yang telah membayar denda kepada Kementerian Kesehatan (Depkes), setelah aturan penggunaan penutup wajah di tempat umum yang "ramai" mulai berlaku pada 1 Agustus, dapat mengajukan klaim pengembalian dana.

Dia menekankan bahwa memakai masker wajah hanya wajib di angkutan umum dan di "tempat umum yang ramai", tidak di mana-mana di luar rumah. Jika hanya di tempat umum, lapangan sepak bola adalah tempat umum luas, jika ada jarak sosial dan lapangannya begitu luas, tidak perlu memakai masker. Pemerintah merevisi aturan dengan  pengecualian pemakaian masker saat di rumah, kendaraan pribadi, saat melakukan aktivitas fisik dan anak-anak berusia dua tahun ke bawah

Angkutan umum yang mengharuskan seseorang mengenakan penutup muka antara lain bus, LRT, KTM, taksi, dan kendaraan e-hailing. Kementrian juga membuat daftar "tempat umum yang ramai" di mana seseorang harus memakai masker: pasar umum pasar malam, dan supermarket, Tempat wisata dan bioskop

Di Indonesia khususnya DKI Jakarta ketentuan bermasker di dalam mobil sebenarnya diatur lewat Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pada pasal 18 ayat (4) disebutkan bahwa masyarakat yang menggunakan mobil pribadi diwajibkan memakai masker. Mengingat polemik dan perbedaan rekomendasi dengan negara lain dan CDC tampaknya peraturan tersebut harus lebih didiskusikan dan dikonsultasikan dengan organisasi profesi seperti PABDI, IDAI atau IDI, Sebaiknya organisasi profesi juga segera mengeluarkan rekomendasi tentang aturan pemakian masker.

Pemerintah Indonesia tidak perlu malu untuk mengikuti jejak Malasya yang mau mengakui kesalahan penetapan aturan bahan mau mengembalikan uang denda akibat kesalahan aturan

Dalam pembuatan Pergub tersebut tentunya sudah melalui konsultasi dengan para pakar kesehatan. Tetapi tampaknya aturan mewajibkan pemakaian masker dalam mobil pribadi apalagi bila ayah misalnya seorang diri atau hanya berdua dengan anak dan isteri perlu didikusikan lebih lanjut. Karena, faktanya di dalam rumahpun sama seperti lingkungan di dalam mobil pribadi juga tidak memakai masker.  Mungkin aturan pemakaian masker tersebut berlaku bila di dalam mobil terdapat lebih dari satu orang atau banyak orang yang bukan berasal dalam keluarga dekat dalam satu rumah. Tetapi pergub sudah mengatur bahwa sebaiknya di dalam mobil pribadi tidak lebih dari 1 orang khsusnya keluarga dekat yang memang perlu untuk aktifitas keluar rumah.

Bila keanehan aturan dan polemik berkepanjangan ditakutkan akan menjadi kontraproduktif dalam penanganan wabah. Polemik tersebut dikawatirkan menganggu penerapan penegakan kedisiplinan, karena masyarakat dikawatirakan meremehkan aturan yang tidak rasional dan akan merembet pada kredibiltas petugas penegak aturan tersebut. 

Polemik aturan tersebut tampaknya harus dikonsultasikan ulang dengan pakar kesehatan yang kompeten. Bukan hanya berkonsultsi dengan satu pakar kesehatan saja. Sebaiknya polemik ini mengharuskan organisasi profesi kesehatan seperti IDI, IDAI atau PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) untuk segera mengeluarkan rekomendasi resmi tentang aturan pencegahan pennyakit covid khsusnya pemakaian masker secara detil da rinci agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat. Pemerintah tidak perlu malu atau kehilangan muka saat melakukan revisi aturan yang kontroversial.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun