Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Eufemisme Anjay, Sebagai Introspeksi Bahaya Lisan

6 September 2020   07:28 Diperbarui: 6 September 2020   13:23 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak pandai menjaga lisan adalah bukti tidak pandai menjaga hati. Jaga hatimu, maka lisan juga ragamu akan terjaga. Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan banyak berzikir kepada Allah. Itulah betapa pentingnya menjaga lidah. Bahkan dikatakan bahwa lebih baik diam, jika tidak mampu  berucap baik. 

Berbicaralah hanya ketika kata-kata yang kamu ucapkan lebih indah daripada diam. Sibukkan lisanmu dengan sesuatu yang bermanfaat sebelum ia menyibukkanmu dengan sesuatu yang tidak berguna dan berbahaya. Sepanjang lisan disibukkan dengan berdzikir atau memuji Sang pencipta, ia akan aman dari ucapan dan kebohongan yang tidak pantas, karena ia tidak pernah diam. Sama halnya dengan hati, jika tidak disibukkan dengan cinta kepada Allah, maka ia akan mencintai makhluk.

Jadi berhenti dan meneruskan berucap anjay adalah pilihan manusia khususnya anak muda. Bila tidak ingin menyakiti teman atau komunitas lainnya masih ada kata keren lain yang positif. Bila tidak dinilai buruk oleh kelompok yang beradab dan beretika sebaiknya diganti dengan banyak pilihan kata yang keren. Bila kita semua mau berpikir bahwa fenomena ini adalah peringatan Allah tentang bahaya lisan. Maka "kesantunan eufemisme" anjay adalah sebuah pilihan bahasa lisan lisan tidak baik. Eufemisme anjay adalah sebuah instropeksi bahaya lisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun