Lidah itu seperti singa kelaparan, jika kamu membiarkannya lepas di alam terbuka, ia akan mengancam dan melukai seseorang. Seorang  yang bermoral dan beretika adalah orang yang tidak menyakiti orang lainnya dengan lisan dan tangannya.  Lidah hanyalah otot kecil yang lembut dan lemah. Namun, ia mampu merusak ikatan persaudaraan yang paling kukuh dan menghancurkan hubungan persahabatan yang paling kuat. Para sufi yang bijak juga mengingatkan bahwa tidak ada yang lebih pantas dipenjarakan selain daripada lidah. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang menjaga lisannya karena lisan dapat membuat orang bisa tersinggung. Keselamatan manusia ada pada menjaga lisan.
Bagaimana Sebaiknya BersikapÂ
Kontroversi anjay ini sebenarnya bukan sekedar masalah pemidanaan seperti yang dungkapkan Komnas PA. Mungkin saja ini sebuah peringatan Sang Pencipta pada semua ciptaannya untuk introspeksi tentang bahaya lisan. Selama peradaban manusia masih mengabaikan agama, etika, moral dan dipenuhi emosi dan kata umpatan maka anjay bukan sebuah kata eufemisme terakhir. Kata seperti anjir, bences dan janci akan terus berkembang dalam bahasa lisan pada manusia yang tidak mau berpikir.
Karena anjay adalah multi tafsir dan secara etimologis berasal dari kata anjing, apapun niat dan tujuannya sebaiknya bisa menghindari kata tersebut. Baik di lingkungan pergaulan anak muda apalagi berkomunikasi dengan lingkungan luas atau khususnya orangtua atau orang yang patut dihormati. Berbahasa dan ungkapan lisan adalah pilihan seorang manusia apakah dia akan dimuliakan oleh Sang Pencipta dan dihargai oleh sesama manusia.Â
Banyak pilihan kata lain yang bersahabat yang diajarkan orangtua dan budaya beradab para nenek moyang. Banyak alternatif kata lain yang dianjurkan agama serta akan dihormati mahluk sesama dan dimuliakan Sang Pencipta. Misalnya anjay bisa diganti "hebat bro", "keren friend" atau "Kocak Guys". Atau anjay diganti Masya Allah, Astagfirullah, Puji Tuhan dan lainnya
Ajaran agama apapun apapun khususnya khususnya agama Islam mengumpat adalah hal yang sangat dilarang dan tidak disukai Allah. Itulah sebabnya bahaua lisan mengumpat telah diturunkan surah khusus bernama al humazah. Surat ini khusus untuk memperingatkan umat muslim untuk tidak mengumpat dan berkata kasar kepada orang lain. Pendidikan budaya daerah manapun dan pendidikan etika moral dari siapapun baik nenek moyang atau orangtua pasti akan  selalu mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan berhati-hati dalam berucap. Â
Al-Hasan Al-Bashri  ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah pernah mengingatkan bahwa, Lidah orang yang cerdas berada di belakang hatinya: ketika dia ingin berbicara, dia berpikir terlebih dahulu. Jika kata-katanya akan bermanfaat untuk kebaikannya, dia mengatakannya, dan jika merugikannya, dia tidak akan berbicara. Sementara hati orang yang bodoh berada di belakang lidahnya: ketika dia hanya berpikir untuk mengatakan sesuatu, dia mengatakannya begitu saja, tanpa peduli apakah itu bermanfaat ataukah tidakÂ
Sibukkan lisanmu dengan sesuatu yang bermanfaat sebelum ia menyibukkanmu dengan sesuatu yang tidak berguna dan berbahaya. Lidah itu sangat kecil dan ringan, tapi bisa mengangkatmu ke derajat paling tinggi dan bisa menjatuhkanmu di derajat paling rendah. Lidahmu adalah penerjemah akal pikiranmu
Lidah seseorang itu dapat memberitahu tentang putih hatinya. Lisan seseorang bisa mengambarkan hitam kepribadiannya. Â Kebijaksanaan dan kepribadian yang mulia adalah sebuah pohon yang tumbuh bersemi di hati dan berbuah di lidah. Â Lidah itu sangat kecil dan ringan, tapi bisa mengangkatmu ke derajat paling tinggi dan bisa menjatuhkanmu di derajat paling rendahÂ
Siapa yang tidak bisa mengendalikan lidahnya, berarti tidak bisa memahami agamanya. Ketika lidah seseorang menjadi tenang dan ramah, maka hatinya menjadi saleh dan bersih. Lidah seorang yang bijak terletak di belakang hatinya. Kebanyakan dosa manusia itu disebabkan karena lidahnya.Â
Ketika kamu belajar mendisiplinkan lidahmu, maka kamu akan berhenti mengamati, menilai, dan mencela orang lain. Kemudian kamu akan fokus pada kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirimu sendiri. Sibukkan lisanmu dengan sesuatu yang bermanfaat sebelum ia menyibukkanmu dengan sesuatu yang tidak berguna dan berbahaya,