Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI Vs KITA: Mengkritisi Kaum Pengkritik

24 Agustus 2020   07:47 Diperbarui: 24 Agustus 2020   07:46 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan kelompok lainnya akan didominasi oleh kelompok Islam yang bukan dari kelompok Islam tradisional, kelompok nasionalis yang idealis dan independen dan kelompok non partisan partai politik. Kelompok nasionalis dan kelompok partisan politik ini biasanya akan mudah berpindah haluan tergantung angin besar bertiup demi kepentingan individu dan kelompoknya.

Kutub besar kelompok masyarakat ini tampaknya sulit disatukan apalagi dalam masalah perbedaan pendapat tentang masalah sosial, politik dan ekonomi saat terjadi wabah pandemi ini. Perbedaan pendapat tentang masalah politik atau SARA akan lebih mudah memicu konflik horizontal yang besar di antara masyarakat. 

Perbedaan kedua kutub besar dalam masyarakat tersebut mengakibatkan selama ini terus terjadi saling curiga dan saling paranoid yang kuat. Kelompok satu selalu mencurigai isu komunisme, kelompok lainnya mencurigai isu khilafah. Kedua isu tersebut selama ini digunakan sebagai senjata utama oleh masing kelompok untuk saling membungkam dan saling menghancurkan. Bahkan ke dua isu itu digunakan untuk saling adu domba umat mayoritas negeri ini.

Perseteruan pendapat dan argumentasi di alam demokrasi adalah hal yang biasa selama semua kelompok sadar bahwa tidak saling menghina, tidak memfitnah, tidak berkata kasar terhadap kelompok lainnya. Perbedaan pendapat di alam demokrasi tidak masalah selama tidak ada upaya provokasi emosi dan fisik untuk melanggar hukum dan tindakan anarkisme.

Apa yang kita pahami tentang negara demokrasi di negeri ini bukanlah seperti apa yang dipahami oleh orang Athena di zaman Pericles. Gagasan Yunani, Romawi, abad pertengahan, dan Renaisans bercampur dengan gagasan abad-abad berikutnya untuk menghasilkan campuran teori dan praktik yang seringkali sangat tidak konsisten. 

Untuk mengembangkan teori demokrasi yang memuaskan akan menuntut kita untuk menggali asumsi-asumsi dalam teori bayangan, menundukkannya pada pemeriksaan serta analiis kritis, dan mencoba menyusun kembali teori demokrasi menjadi keseluruhan yang koheren. Dalam mengidentifikasi dan mengeksplorasi asumsi yang menjadi landasan untuk membangun teori demokrasi yang koheren, argumen kritikus demokrasi, baik yang bermusuhan maupun simpatik akan menjadi sangat berharga.

Sebagai negara demokrasi negeri ini sebenarnya masih harus belajar banyak. Baik para pengkritik dan pihak yang dikiritik serta pendukungnya. Para pengkritik yang bijaksana akan melakukan kritik dengan santun penuh data, fakta dan solusi. Pihak yang dikritik yang mulia harus berhati dingin dan berjiwa besar bahwa manusia itu tempatnya salah dan menerima kritik adalah untuk kebaikan bersama.

Masalahnya saat ini feodalisme masih terus mengangakangi demokrasi,  Kebanyakan kita lebih suka dihancurkan oleh pujian daripada diselamatkan oleh kritik. Bila jiwa tidak demokratis tidak ingin menerima kritik dapat dilakukan cara mudah yaitu dengan tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa. Sehingga semakin tinggi pohon, semakin banyak bunyi yang ditimbulkan, semakin banyak dampak yang ditimbulkan maka angin kritik bertiup semakin kencang adalah keniscayaan

Kritik adalah seperti suara alam ketika alam dirusak oleh tangan tangan jahil manusia. Kritik adalah gigitan sekelompok semut ketika mereka diinjak oleh ketidak adilan sosial, ekonomi dan politik. Kritik adalah suara perut rakyat, ketika rakyat kelaparan akibat negara yang kaya raya semua harus impor karena salah kelola. Kritik adalah suara kebenaran ketika kesewenang wenangan menyumbat luapan demokrasi rakyat.

Sebenarnya kebuntuan demokrasi seperti saat ini adalah anomali kehidupan bernegara yang harus dihadapi dengan jiwa demokratis. Jiwa demokratis seharusnya menerima kritik dengan diskusi yang santun penuh fakta dan data dengan niat tulus yang akan menghasilkan solusi yang cerdas. 

Bukan dengan melawan dengan aktifitas fisik dan narasi yang tidak santun dan demokratis, Bila dalam diskusi tersebut merasakan ada sinyal singal  kebenaran segera merenung dan berkaca diri mengapa selama ini memuja ketidak benaran. Bila tidak sepakat jangan merasa menang sendiri dan menghujat individu pribadi lawan diskusi dengan kalimat fitnah yang tidak bijak. Seharusnya sebagai rakyat yang sehat di negara demokrasi ini, bukan mengkritisi para pengkritik tetapi mengkritisi kebijakan penguasa yang menelantarkan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun