Bukan harus dipaksa ikut orangtuanya berjuang membela presidennya di tengah puluhan ribu rakyat lainnya yang menolaknya.
Saat orangtua melaporkan orang lain yang dianggap mengintimidasi dirinya. Tetapi tidak disadari dia telah terperangkap kesalahan dirinya bahwa dia juga dapat diduga melakukan pelanggaran hak anak karena pemaksaan terhadap anak untuk memasuki medan perseteruan "bernuansa politik" perang kaos bertagar yang seharusnya tahu akan sangat panas dan tidak konduaif pada tumbuh dan berkembangnya anak.
Hal itu sebenarnya bukan delik aduan sehingga bisa langsung diselidiki dan disidik oleh kepolisian. Bila polisi tidak bertindak, hal ini akan jadi preseden buruk bagi anak Indonesia lainnya.
Semua orangtua kaos bertagar apapun tidak terkecuali, sebaiknya jangan menyeret anaknya memasuki gerahnya perseteruan politik manusia dewasa.
Trauma psikologis itu bisa saja akan membekas di masa depan, sehingga politik trpatri di otaknya sebagai aktifitas perseteruan fisik dan psikis yang negatif.
Semoga anak Indonesia dapat bermain dengan riang dan gembira menikmati indahnya usia anak. Bukan malah dipaksa ikut berjuang bersama orangtuanya demi memperjuangkan nafsu politik manusia dewasa yang penuh sorakan kata kasar dan ujaran kebencian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H