Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri dan Keanehan Penolakan Ruhut

25 September 2013   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:26 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penolakan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III DPR membuat berita besar di jagad politik Indonesia. Terdapat misteri dan keanehan dalam penolakan tersebut. Pertama sangat jarang seorang ketua komisi ditolak karena merupakan jatah fraksi dan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam aturan. Keanehan lainnya para penolak selalu tidak konsisten mengemukan penolakan terhadap Ruhut. Keanehan terbesar justru fraksi "oposisi" seperti PDIP tidak ada resistensi sedikitpun bahkan menyetujui dan mengahargai keputusan partai demokrat dalam mengangkat Ruhut. Demikian juga dalam pertemuan antar fraksipun juga tidak ada penolakan. Bila keanehan itu ada tampaknya ada alasan lain yang masih misterius, mengapa Ruhut ditolak. Tampaknya ada alasan pribadi dan bukan karena kepentingan politik partai tetapi kepentingan individu para politisi

Tidak Konsisten dan Keanehan

Keanehan utama adalah dalam kepentingan partai npolitik tampaknya tidak ada resistensi terhadap Ruhut. Hal terjadi karena partai politik bila para ketuanya tidak ingin digoyang partai lainnya harus mengikuti kesepakatan bersama. Sesuai Pasal 52 Ayat 8 (UU MD3) bahwa pergantian pimpinan komisi dapat dilakukan oleh fraksi yang bersangkutan untuk selanjutnya ditetapkan dalam rapat komisi yang dipimpin oleh pimpinan DPR. Priyo Budi Kusumo, Wakil ketua fraksi mengatakan bahwa suasana lobi fraksi jauh lebih dingin, berbanding terbalik dengan suasana dalam rapat. Hal ini menunjukkan bahwa secara kepentingan politik partai dan kelompok besar sebenarnya penunjukan tersebut tidak masalah.

Keanehan terbesar adalah selama ini partai oposisi PDIP adalah partai paling keras sebagai penentang Partai Demokrat. Selama ini setiap salah benar partai Demokrat selalu digugat tanpa ampun. Tetapi saat ini justru partai yang paling keras terhadap partai Demokrat itu tanpoa banyak cincong menyetujui dan menghargai partai Demokrat untuk mengangkat Ruhut.

Hal aneh lainnya bila dicermati para penolak Ruhut tidak konsisten dalam memberikan alasan dan pertimbangan penolakannya. Pada umumnya mereka mengatakan bukan masalah individu tetapi saat lain mengatakan karena masalah kapabilatas dan tidak ingin komisi III sebagai komisi badut. Bahkan alasan lain mengatakan aturan pengangkatannya ilegal,

Syarifuddin Suding, Ketua Fraksi Hanura yang juga anggota Komisi III DPR "Menyangkut penugasan Ruhut Poltak Sitompul, saya katakan bahwa Komisi III ini adalah komisi yang sangat dinamis dan strategis, tentang hukum. Kita mengharapkan bahwa ketua adalah yang betul-betul memiliki kapabilitas yang bisa mengakselerasi. Saya tidak menginginkan komisi ini menjadi komisi badut. Atas nama fraksi Hanura, kami menolak penunjukan Ruhut sebagai Ketua Komisi III," "Saya tak ingin Komisi III jadi komisi dagelan atau komisi badut. Fraksi Hanura menolak penunjukan Ruhut sebagai Ketua komisi III. Jika tak capai mufakat maka berdasarkan suara terbanyak," ungkap Ketua Fraksi Hanura yang juga anggota Komisi III DPR, Syarifuddin Suding, menantang voting penetapan Ruhut jadi ketua komisi bergengsi itu. Tetapi saat lainnya Sudung mengatakan aturan DPR dalam menganggkat ketua Fraksi ilegal. Desmon Mahesa dari Gerindra bahkan menyinggung alasan aneh lainnya tentang masalah soal kumpul kebo. Bambang Susetyo dari Golkarpun sering tidak konsisten dalam menolak Ruhut. Suatu saat mengatakan karena yang ditolak bukan karena Ruhutnya, tetapi karena sistemnya jatah-jatahan. Tetapi suatu saat lain Banmbang mengatakan alasan lain penolakan mengatakan bahwa "Komisi III pasti akan tambah lucu ke depan,"

Alasan tidak rasional lainnya, Ahmad Kurdi anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP mengatakan karena alsan mendapat SMS dia menolak Ruhut. "Saya kira akan lebih terhormat kalau Pak Ruhut mundur. Saya mendapat banyak SMS katanya nanti akan berantakan kalau Komisi III dipimpin Ruhut," "Karena dulu kan Pak Ruhut sering meminta Anas untuk mundur, jadi lebih baik Pak Ruhut juga mundur," tegas Kurdi.

Sedangkan Anggota Komisi III dari Fraksi PPP, Ahmad Yani juga tidak konsisten dalam memberikan alasan penolakannya. Suata saat mengatakan bahwa penolahkan daia bukan masalah indivisu tetapi mengkritisi mekanisme penunjukan Ketua Komisi Hukum di DPR. Yani menolak model pemilihan ketua komisi berdasarkan keputusan fraksi mutlak, karena seharusnya ketua komisi dipilih dari dan untuk anggota, dan harus dikomunikasikan. Tetapi alasan lain mengatakan bahwa Ruhut bisa kerja kolektif dan kolegial, dia kan one man show sehingga tidak bisa kolektif kolegial, tapi kan bisa saja berubah karakternya,"

Alasan yang aneh lainnya para penolak Ruhut sangat keras dan tidak mau memberikan kesempatan sedikitpun untuk mencoba Ruhut apakah benar yang dikawatirkan selama ini. Sudung misalnya saat ditanyakan apakah kalau curiga menjadi komisi Badut maka tidak saja dicoba dulu Ruhut memimpin, bila memang jadi badut maka Ruhut diganti. Tetapi jawaban keras dan inkonsisten terjadi dengan mengatakan bahwa tidak ada coba-coba dalam pengangkatan ketua komisi III.

Pendukung

M Nurdin. Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, juga memberikan dukungannya untuk Ruhut. Nurdin menyatakan fraksinya siap mendukung keputusan Fraksi Partai Demokrat yang menunjuk Ruhut sebagai pengganti Pasek. "Pada prinsipnya PDI-P menghargai keputusan Fraksi (Demokrat) bahwa Pak Ruhut yang dipercayakan," ungkap Nurdin. Andi Azhar, anggota Komisi III asal Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam rapat tersebut, Andi mengusulkan agar rekan-rekan di komisinya memberikan kesempatan kepada Ruhut untuk memimpin Komisi III. Saan Mustopa, Anggota Fraksi Partai Demokrat di Komisi III, juga melontarkan pembelaan untuk Ruhut. Saan meminta semua anggota Komisi III menghormati keputusan fraksinya dan menerima Ruhut sebagai Ketua Komisi III yang baru. "Demokrat telah menugaskan Ruhut Sitompul untuk menjadi Ketua Komisi III. Dengan segala kerendahan hati kami hargai Ruhut Sitompul jadi Ketua Komisi III," ujar Saan.

Ikon Politikus Kontroversial

Saat Ruhut namanya di depak dari kepengurusan partai Demokrat. Tapi hebatnya beberapa saat kemudian Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari langsung mengatakan bahwa Partai Golkar kapan pun bisa saja menerima Ruhut Sitompul jika Ruhut memang berkeinginan kembali berkiprah di partai berlambang pohon Beringin itu. Ditambahkannya jika Ruhut mau kembali ke Golkar, Golkar pun tidak akan mempersoalkan kutu loncat perlaku pollitiknya. Kehebatan dan keunikan Ruhut dibalik politikus yang kontroversial, spontan dan keras ternyata merupakan aset berharga bagi partai politik di Idonesia. Namun dibalik keunikan sosok tersebut sebagai ikon politikus kontrovesial saat ini menjadi tumbal pertarungan politik tingkat tinggi antara SBY vs Anas

Tampaknya kehebatan Ruhut dalam dunia politik akan diperebutkan partai lainnya. Dibalik perilaku kontroversialnya harus diakui dia adalah ikon politisi Indonesia yang spontan, jujur, berani, keras, mempunyai dan sangat kontroversial. Apalagi Ruhut telah dikenal lama sebagai seorang selebritis dan aktor film selain sebagai pengacara terkenal. Modal terkenal, ahli hukum dan berani sebenarnya menjadikan sosok Si Poltak tersebut sebagai aset politikus yang sangat luarbiasa dan tiada tandingannya ketika partainya diserang secara kasar, tidak santun dan tidak rasional oleh lawan politiknya. Justru kunci tebar pesona partai politik di media adalah kemenangan pertarungan komunikasi politik di media masa yang seringkali tidak fair, tidak logis, tidak ilmiah tidak santun dan berbagai hal buruk lainnya. Selama ini dengan cerdas si Ruhut selalu memenangkan pertarungan komunikasi politik tersebut meski sering diikuti dampak kontroversi yang hebat.

Dalam aktifitas komunikasi politik partai Demokrat sering berbenturan dan berlawanan dengan partai lawannya. Berbagai serangan lawan partai politik terdiri dari berbagai karakter bisa serangan lawan dilakukan. Bila lawan politiknya berlaku cerdas, ilmiah, santun dan logis. Maka hal itu akan dihadapi oleh politikus Demokrat yang cerdas, santun dan tidak emosional. Misalnya dalam pertarungan komunikasi politik di media musuhnya Amin Rais maka lawannya adalah Anas Urbaningrum atau I Madek Pasek. Tetapi tak jarang serangan lawan politik tersebut dilakukan oleh orang yang tidak santun, emosional, tidak ilmiah dan hanya selalu mencari kesalahan lawan politik tanpa menggunakan logika waras dan tidak beretika. Contohnya bila lawan debat poltiknya Permadi atau pengkritik seperti Sujiwo Tejo maka Ruhutlah yang dijadikan andalan. Sosok seperti Ruhut yang paling diandalkan di Partai Demokrat untuk melawan serangan yang berkarakter seperti itu. Karakter Ruhut yang berdarah Batak, tampaknya cocok sekali digunakan untuk menangkal serang politik yang keras, kasar dan sering tidak santun. Tetapi sayangnya dibalik kehebatan Ruhut dalam melawan musuh politiknya itu berdampak pada internal partai ketika kebiasaan yang terbuka, spontan dan keras dalam menyikapi langkah politiknya. Mungkin bagi masyarakat Sumatra perilaku bahasa Ruhut sebagian tidak akan melanggar etika, tetapi ketika suara itu terdengar oleh telinga orang Jawa yang cenderung kalem dan pelan maka dianggap tidak santun. Jadi perbedaan tersebut hanyalah masalah perdaban budaya. Meskipun sebagian juga kadang tidak bisa diterima budaya universal dan etika universal.

Tampaknya spontanitas dan keberanian Ruhut yang sangat impulsif itu tidak dapat dikendalikan oleh siapapun di dalam partai ketika opininya yang sangat keras menyambar siapa saja di dalam partai yang dianggapnya menganggu dan tidak sejalan dengan langkah politik yang diyakininya. Siapapun politikus baik di internal partai atau musuh politiknya akan dilibasnya dengan perkataan yang keras dan controversial ketika dia diserang secara langsung. Jangankan musuh politiknya seperti Gayus Lumbun, Permadi atau musuh profesinya seperti Hotman Paris atau Hotma Sitompul bahkan teman politik internal partaipun seperti Amir Syamsudin, I Made pasek atau Anas Urbaningrum pernah habis dilawannya dengan perkataan emosional dan kontroversialnnya. Bahkan negarawan sekelas Mahfud MD atau Amin Rais pun berani dilibasnya ketika mereka menyerang partai Demokrat dan SBY. Tetapi bila dicermati Ruhut adalah seorang yang gentlemen dan sportif. Pada umumnya dia tidak akan berkata kasar dan keras bila pihak lain tidak memulai mencari gara-gara apalagi menyerang sosok SBY dan harga dirinya. Maka dengan tegas, keras dan cenderung kasar dia akan membela habis-habisan. Sosok Ruhut Sitompul di dalam jajaran Partai Demokrat, termasuk “Bemper Paling hebat” bagi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam berbagai forum Ruhut selalu secara terbuka menunjukkan komitmen dukungan dan pujian kepada SBY. Sikap serupa juga menonjol saat menjadi anggota Panitia Angket Century DPR RI. Untuk masalah loyalitas emosional tersebut tampaknya belum ada politisi Partai Demokrat yang menyamai Ruhut. Bila pihak lawan debatnya orang yang santun dan logis maka ucapan yang keluar dari mulut si Poltak juga keluar dengan apik dan cerdas. Sehingga bila si Ruhut berperilaku demikian maka lawan politiknya pasti akan berkomentar bahwa” selama ini Ruhut ngomong baru satu ini yang benar. Bahkan Mahfud pun ketika berdebat di media meski tudak berhadapan langsung pernah mengatakan bahwa lebih terhormat dihina Ruhut daripada dipuji Ruhut.

Misteri

Melihat fakta keanehan kiprah para politikus DPR tersebut seperti inkonsistensi, tidak rasional, dan didominasi kepentingan individu tentunya ada alasan lain yang tidak pernah terungkap mengapa Ruhut ditolak. Bila para parta politik oposisi seperti PDIP tidak menolak maka alasan universal penolakan pata penolak Ruhut harus dipertanyakan lagi. Bila dala pertemuan dan lobi fraksi tidak ada resistensi maka individu yang menolak Ruhut patut diperhatikan lebih dalam.

Melihat beberapa fakta politik tersebut banyak para pengamat mencurigai ada alasan lain yang tidak terungkap mengapa Ruhut ditolak. Selama ini Ruhut dikenali selain kontroversial dan sering dianggap melanggar etika sopan santun. Apalagi bila dilihat dari sisi budaya Jawa maka ceplas ceplos Ruhut melanggar etika. Tetapi sisi positif lainnya adalah sangat loyal, spontan, tanpa basa-basi, keras, tanpa kompromi dan konsisten. Meski sering membuat pelanggaran etika tetapi sikap keras, tanpa kompromi dan konsisten tersebut seharusnya menjadi modal untuk menjadi orang jujur dan taat aturan. Bila hal ini benar sebenarnya Ruhut adalah sosok tepat untuk menggebrak para koruptor DPR dan bisa memperbaiki citra DPR sebagai lembaga terkorup. Bila dicermati selama ini Ruhut akan bicara baik dan benar saat berbicara masalah serius. Tetapi sebagai seorang karakter yang impulsif dan emosional, kelemahan paling besar Ruhut adalah saat emosinya digoyang maka Ruhut akan berucap dan bertindak sangat kontrovesial.

Bahkan dengan spontan, tegas tanpa tedeng aling-aling, Ruhut Sitompul menilai aksi penolakan oleh rekan-rekannya di Komisi III DPR pasca diangkat menjadi Ketua Komisi, Karena anggota tersebut sudah tidak bebas lagi berbuat korup. Ruhut menilai, penolakan terhadap dirinya adalah bukti banyak anggota Komisi III yang khawatir dengan kehadirannya sebagai pimpinan Komisi III. "Ini kan orang-orang yang kepingin maunya ditugaskan orang yang lemah. Biar saja mereka suka-suka kan DPR lembaga terkorup kedua setelah polisi kalau Ruhut yang pimpin gawat, bisa tidak bisa gerak mereka. Kalau aku, jangankan beda fraksi, satu partai aku sikat semua," ujar Ruhut saat dikonfirmasi, Kamis (19/9/2013). Ruhut menyebut dengan adanya penolakan rekan-rekannya di Komisi III semakin memperkuat adanya permainan kotor di Komisi III.

Menolak Ruhut sebagai ketua komisi III adalah hak politik setiap anggota. Tetapi bila penolakan tersebut sudah tidak mengikuti aturan yang telah disepakati bersama. Dan bila berbagai alasan yang dikemukakan tidak rasional dan tidak konsisten maka pendapat Ruhut bahwa para penolaknya sudah tidak bebas lagi berbuat korup maka harus jadi perhatian masyarakat. Bila Tuhan sudah memberi jalan kepada Ruhut untuk tetap menjadi Ketua Komisi III, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Mungkin saja Ruhut adalah tangan Tuhan untuk menghancurkan para koruptor di DPR. Tetapi bila memang nantinya Ruhut tidak jadi dillantik sebagai ketua Komisi III maka bisa saja alasan para peniolak Ruhut adalah benar adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun