Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anakku Hanya Mau Minum Susu, Ternyata Gangguan Oral Motor

18 Juni 2012   00:40 Diperbarui: 28 April 2024   21:07 9071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila gangguan oral motor disertai dengan gangguan saluran cerna maka penanganan terbaik adalah memperbaiki gangguan saluran cerna yang ada. Jalan terbaik memperbaiki saluran cerna tersebut bukanlah dengan pemberian vitamin atau enzim pencernaan atau probiotik. Tetapi dengan mencari penyebabnya mengapa gangguan makan tersebut terjadi. Di Picky Eaters Clinic Jakarta dilakukan intervensi dengan melaksanakan identifikasi penyebab makanan yang mengganggu sekaligus untuk memperbaiki saluran cerna. Metode yang dilakukan bukan dengan tes alergi atau pemeriksaan laboratorium tetapi dengan melakukan Chalenge Test atau eliminasi provokasi makanan. Karena tes alergi dan [pemeriksaan laboratorium tidak bisa memastikan penyebab alergi dan hipersensitifitas makanan. 

Metode eliminasi provokasi tersebut adalah penderita harus mengkonsumsi makanan tertentu yang termasuk kategori aman untuk saluran cerna dan menghindari makanan yang beresiko menganggu pencernaan. Setelah dilakukan dalam waktu 3 minggu target yang harus dievaluasi adalah membaiknya gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut atau gangguan buang air besar. Saat saluran cerna tersebut membaik ternyata gangguan nafsu makan anak membaik, gangguan mengunyah anak berkurang bhkan gangguan lain yang menyertai seperti gangguan tidur, gangguan emosi, gangguan konsentrasi atau gangguan morotik kasar juga ikut membaik. Intervensi lain yang dilakukan adalah dengan melakukan terapi motor oral. Dengan melakukan intervensi Massage Oral, Sensory diets, Talk Tools oral motor program, Beckman oral motor program, Oral Placement Therapy, M.O.R.E. oral motor program, Sara Rosenfeld-Johnson horn and straw program atau SOS program (Sequential Oral Sensory Feeding Program). Dengan berbagai metode tersebut selain dilakukan intervensi juga diajarkan agar anak dilatih untuk memperbaiki gangguan oral motor dengan latihan sederhana di rumah. Rekomendasi lain yang harus diperhatikan, karena anak mengalami gangguan mengunyah menelan maka anak kesulitan dalam mengkonsumsi makanan berserat, berbau amis dan terlalu manis. Sehingga sebaiknya makanan yang berbau amis seperti ikan laut, atau hati sapi harus diupayakan supaya bau amisnya berkurang. Selain itu sebaiknya makan yang dengan rsa manis harus dikurangi dengan diganti yang asin, tetapi jangan berlebihan dalam pemberian garam. 

Kontroversi

Dalam penanganan gangguan ini memang terjadi banyak beda pendapat baik orangtua atau dikalangan klinisi sekalipun karena sampai saat ini faktor penyebab gangguan itu belum terungkap secara jelas. Seringkali dilakukan advis untuk menghentikan susu karena dianggap bahwa tidak mau makan hanya karena terlalu banyak minum susu. Tetapi saat minum susu dihentikan anak tetap tidak mau makan bahkanterjadi berat badan anak merosot drastis. Hal ini terjadi memang karena sulit makan tersebut bukan karena kebanyakan susu tetapi karena gangguan mual dan gangguan oral motor pada anak.

Pada anak dengan gangguan oral motor dengan tampilan sulit makan dan berat badan yang sulit naik sering mendapat vonis overdiagnosis tuberkulosis atau TB atau TBC. Overdiagnosis artisanya belum tentu mengalami infeksi TB atau bahasa awamnya fleks tetapi anak sudah divonis TB. Hal ini terjadi karena dalam menegakkan diagnosis TB tidak mudah dan gejala yang terjadi pada anak sangat mirip penyakit TB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun