Semua pihak yang pro dan kontra selalu menyuarakan demi kepentingan rakyat dan atas nama rakyat. Pihak pro kenaikkan BBM juga berpendapat demi kebaikan keuangan negara dan demi kebaikkan jangka panjang maka dengan berat hati BBM harus naik. tetapi pihak yang tolak kenaikkan harga BBM juga mengatakan demi rakyat kecil yang sudah terhimpit beban ekonomi akan semakin menjerit. Berbagai kehebatan silat lidah para politikus yang mengatasnamakan rakyat menolak BBM, seringkali masih harus dipertanyakan kebenarannya. Banyak yang meyakini bahwa penolakan kenaikkan harga BBM di kalangan politisi hanya demi tebar pesona dan kepentingan kelompok politik belaka. Tetapi apapun niat baik untuk membela rakyat sulit diukur rakyat yang mana dan seberapa besar perwakilan atas nama rakyat yang diklaim tersebut. Di dalam kalangan rakyat sendiripun juga pasti ada yang menolak tetapi sebaliknya juga ada kelompok rakyat yang tidak keberatan BBM naik karena realitas ekonomi yang dihadapi bangsa ini. Bila sulit menilai rakyat mana yang diwakili atau menilai dukungan rakyat maka jalan tengahnya konflik itu harus diselesaikan atas nama rakyat melalui forum demokrasi di DPR. Bila penyelesaian melalui forum rakyat itu juga masih tidak memuaskan maka sulit untuk menyalahkan DPR karena mereka adalah jelmaan suara rakyat. Bila DPR tidak dianggap jelmaan suara rakyat maka yang salah adalah sistem dan mengapa dahulu rakyat memilih mereka. Tetapi apapun stigma buruk terhadap DPR, suara DPR inilah yang saat inimasih dianggap suara rakyat. Dalam sistem demokrasi kita tidak ada institusi lain yang menjadi jelmaan suara rakyat.
Ketidak puasan dalam perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Sebaiknya semua pihak yang berkonfrontasi harus dengan bijak dan berjiwa demokratis untuk saling menghargai pendapat pihak lain dengan alasan yang sama-sama logis dan memang sulit disatukan. Seharusnya pihak yang memenangkan opsi kedua tidak harus menghina dan meremehkan pendapat yang kalah. Karena pihak yang kalah mempunyai alasan tersendiri dan juga memperjuangkan demi rakyat kecil. Tetapi sebagai pihak yang kalah juga harus siap kalah dengan menghargai alasan kaum pro kenaikkan BBM dengan pertimbangan demi menyelamatkan keuangan negara demi kepentingan rakyat yang lebih luas dan jangka panjang.
Rakyat harus menyadari sampai kapanpun akan sulit menolak bom waktu kenaikkan BBM ini. Bangsa ini harus menyadari di masa depan siapapun presidennya tidak akan mungkin tidak menaikkan harga BBM yang terus merangkak naik. Meski lebih kompleks, sebenarnya kenaikkan harga BBM ini hampir mirip dengan kenaikkan harga komoditas lainnya. Tetapi kenaikkan harga BBM bukan sekedar fenomena ekonomi saja. Hal ini menjadi rumit karena harga BBM tersandera subsidi sehingga proses sosial politik lebih dominan. Di pihak lain bagi pihak yang pro kenaikkan BBM juga harus menyadari bahwa beban ekonomi yang sangat berat membuat rakyat kecil menderita. Adalah wajar bagi seorang manusia Indonesia akan tercabik emosi, rasa amarah, kesal dan apriori terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam menaikkan harga BBM.
Bangsa ini tersandera dengan subsidi sehingga bom waktu kenaikkan BBM ini akan mengancam setiap saat. Kalaupun sekarang tidak dinaikkan pasti beberapa tahun lagi akan naik dengan kondisi yang sama. Alasan bahwa saat ini ekonomi rakyat belum siap tidak bisa dijadikan pertimbangan logis. Karena justru saat ini ekonomi Indonesia sedang berkembang pesat. Sampai kapanpun alasan ekonomi rakyat tidak akan siap pasti akan ada. Karena masyarakat miskin di Indonesia sampai 20-30 tahun ke depanpun pasti masih ada. Bila tidak terjadi kenaikkan harga BBM selain membenai keuangan negara, bila bangsa ini selalu dimanjakan dengan subsidi maka nantinya anak cucu kita akan mewarisi keadaan yang lebih menakutkan lagi saat terjadi krisis energi. Mungkin pil pahit hari ini dengan kenaikkan BBM dapat membuat bangsa ini sadar bahwa ketergantungan terhadap subsidi BBM harus diputus dengan melakukan inovasi energy alternatif lainnya.
Pendapat dua kubu tersebut tidak bisa disatukan dan dinegosiasikan sehingga jalan demokrasi melalui forum rapat di DPR harus dihormati. Hasil itu nantinya pasti tetap saja akan membuat persepsi dan kecurigaan dari pihak tertentu dengan berbagai tuduhan dan sikap paranoid klainnya. Bila masih saja ada pihak yang tidak dengan jiwa demokratis terus memaksakan kehendaknya sangat mungkin masih ada maksud terselubung bukan demi kepentingan rakyat. Karena bila hal itu terjadi terus maka konflik itu akan terus berkembang yang justru mengganggu rakyat dan membuat bangsa ini semakin terpuruk dengan konflik berkepanjangan. Bila dicermati demonstrasi dan konflik sosial di masyarakat sebenarnya lebih banyak demi kepentingan kelompok dan individu daripada kepentingan rakyat. Konflik sosial tersebut seringkali keluar dari substansi masalah kenaikkan BBM yang membuat rumit dan tidak fokus melebar ke banyak masalah.
Inilah saatnya semua elemen bangsa harus belajar dari drama demokrasi konflik besar BBM ini. Setiap perteruan politik dan konfrontasi besar di republik ini muaranya adalah saluran demokrasi dan politik di DPR. Tindakan anarkis dan kerusuhan adalah pengalaman buruk yang dapat menjadi guru terbaik bahwa untuk menyuarakan pendapat harus memahami etika dan hukum dengan tidak memaksakan kehendak. Saling kecam dan saling menghina adalah pengalaman tidak baik dalam berdemokrasi dalam menyuarakan pendapat secara santun. Bila pelajaran berharga ini dapat diambil hikmahnya maka bangsa ini akan menjadi negara demokrasi yang kuat yang menjadikan modal besar untuk memajukan bangsa ini. Selamat kepada semua rakyat Indonesia yang telah berjuang demi rakyatnya. Akhirnya drama perjuangan itu diakhiri dengan drama demokratis yang sangat elegan membuahkan hasil paling optimal di antara semua pilihan tersulit lainnya. Demi Rakyat, Hormati Hasil Demokrasi Konflik BBM ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H