Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Bila Bayiku Gagal Tumbuh Saat minum ASI

12 Maret 2012   08:39 Diperbarui: 3 Mei 2024   13:37 77525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah awal yang harus dipastikan adalah apakah memang si bayi minumnya tidak banyak. Salah satu yang harus dilakukan adalah mendeteksi masalah sulit makan dan sulit minum pada bayi. Minum ASI hanya sebentar sekitar 5- 10 menit tapi sering. Dari pihak ibu dapat diamati bahwa produksi ASI masih banyak sering tersisa dan masih dapat dipompa setelah anak selesai minum. Bila dibandingkan kakak atau saudara kandungnya jumlah minum ASI sedikit dan sebentar. Saat usia 0-6 bulan bila pernah punya riwayat minum formula kemampuan minum hanya 60-75 cc sekali minum atau saat usia 6 – 1 tahun hanya 90 cc sekali minum. Biasanya disertai gangguan kenaikkan berat badan saat usia 0-4 bulan kenaikkan Berat badan setiap bulan hanya naik < 800 gram. Kenaikan berat badan lebih jelek setelah usia 4-6 bulan. Pada gambar grafik kenaikan BB tidak pernah pada posisi di garis paling atas (KMS) Grafik kenaikkan BB agak datar setelah usia 6 bulan. Gangguan lain adalah Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak dan menepis suapan dari orangtua atau sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut. Makan berlama-lama dan memainkan makanan. Kesulitan menelan hanya mau makan makanan cair, lumat dan tidak berserat. Kesulitan mengunyah tetapi langsung menelan makanan.   Seorang bayi bisa mendapatkan susu kurang dari yang ia butuhkan jika mengisap lemah, jika ada lidah-dasi, atau jika bayi telah kesulitan bernapas. Bila karena faktor kemampuan bayi minum yang tidak banyak maka hal ini disebabkan karena permasalahan gagal tumbuh pada bayi. Penyebab gagal tumbuh pada bayi dibagi menjadi penyebab endogen dan eksogen. Penyelidikan awal harus mempertimbangkan penyebab fisik, asupan kalori dan penilaian psikososial.

  • Faktor Endogenous (organik): adalah karena masalah fisik atau mental dengan anak sendiri. Hal ini dapat berkaitan dengan masalah dengan sistem pencernaan seperti gas dan refluks asam adalah kondisi menyakitkan yang dapat membuat anak tidak mau mengambil nutrisi yang cukup. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan lambat adalah infeksi kronis seperti infeksi saluran kencing, masalah jantung tidak terdiagnosis, masalah neurologis, cystic fibrosis, dan gangguan metabolisme. Kekurangan vitamin B12 merupakan penyebab yang jarang dari gagal tumbuh, tetapi mungkin terjadi jika ibu makan diet vegan yang ketat atau telah memiliki operasi bypass usus. Cystic fibrosis, diare, penyakit hati, penyakit celiac dan membuat lebih sulit bagi tubuh untuk menyerap nutrisi. Penyebab lainnya adalah kelainan bentuk fisik seperti langit-langit mulut sumbing dan dasi lidah. Alergi susu sapi atau alergi makanan lainnya dapat menyebabkan gagal tumbuh endogen. Juga metabolisme dapat dinaikkan oleh parasit, asma, infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi demam lainnya, atau penyakit jantung sehingga menjadi sulit untuk mendapatkan kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori yang lebih tinggi.
  • Faktor Exogenous (nonorganic): hal ini disebabkan oleh tindakan pengasuh. Contohnya termasuk ketidakmampuan fisik untuk memproduksi ASI yang cukup, menggunakan isyarat bayi hanya untuk mengatur menyusui sehingga tidak menawarkan cukup banyak minum (sindrom bayi mengantuk), ketidakmampuan untuk mendapatkan formula jika diperlukan, sengaja membatasi asupan kalori total (sering untuk apa pandangan pengasuh sebagai anak lebih estetis), dan tidak menawarkan cukup sesuai usia makanan padat untuk bayi dan balita di atas usia 6 bulan.
  • Campuran: Namun, untuk memikirkan hal sebagai dikotomis dapat menyesatkan, karena kedua faktor endogen dan eksogen dapat hidup berdampingan. Misalnya seorang anak yang tidak mendapatkan gizi yang cukup dapat bertindak konten sehingga perawat tidak menawarkan frekuensi pemberian makan yang cukup atau volume, dan anak dengan refluks asam berat yang tampak kesakitan saat makan dapat membuat pengasuh ragu-ragu untuk menawarkan pemberian makan yang cukup .

Gangguan Fungsi Saluran Cerna Sebagai Faktor Resiko Penyebab gagal Tumbuh Pada Bayi Gangguan kenikan berat badan pada bayi menyusui seringkali disebabkan karena kemampuan minum ASI yang sedikit. Gangguan ini seringkali terjadi pada bayi dengan gangguan fungsi saluran cerna atau imaturitas saluran cerna atau ketidak matangan saluran cerna belum sempurna. Gangguan ini sering terjadi pada penderita alergi makanan, gangguan hipersensitif saluran cerna lainnya seperti seliak. Ternyata saat gangguan fungsi saluran cerna tersebut membaik diikuti perbaikan bermakna kemampuan minum bayi dan kenaikkan berat badan pada bayi. Pada keadaan seperti ini biasanya bayi tampak sehat, lincah dan bahkan sangat pintar. Manifestasi Klinis Gangguan fungsi saluran cerna yang harus dikenali pada bayi gagal tumbuh adalah:

  • Sering muntah/kembung, sering “cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden /mulet”, REWEL / GELISAH/COLIC terutama malam hari), 
  • BAB sering atau BAB tidak tiap hari sering sulit atau “ngeden”. 
  • Warna feses Hijau atau kadang hitam dan bau sangat tajam. 
  • Pada bayi dengan gangguan seperti ini biasanya tampilan perutnya tampak perut rata atau cekung atau sebaliknya perutnya tampak cembung lebih besar 
  • Mulut sensitif. Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru. Produksi air liur meningkat, sehingga sering “ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.

Manifestasi klinis lain yang menyertai pada bayi dengan hipersensitif saluran cerna

  • Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau. 
  • Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak  
  • Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski menggunakan AC keringat tetap banyak terutama di dahi
  • Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna sedikit bentukan kristal yang menempel di papok atau diapers . Hal ini sering dianggap infeksi saluran kencing, saat diperiksa urine seringkali normal bukan disebabkan karena darah.
  • Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
  • Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa keputihan/keluar darah dari vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih 

PERILAKU YANG SERING MENYERTAI PADA BAYI DENGAN HIPERSENSITIF SALURAN CERNA

  • GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kakuBreath Holding spell : bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG normal)
  • GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN  Usia < 1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan. Usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti (“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri. Usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala. Sering kebentur kepala atau jatuh dari tempat tidur.
  • GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tba-tiba duduk dan tidur lagi,
  • AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan  sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menarik puting susu ibu dengan gusi atau gigi, menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut. Tampak gampang seperti gemes atau menggeram
  • GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas bermain, memainkan mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Bila minum susu sering terhenti dan teralih perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar

Penyebab Ke dua: Masalah Pemberian dan produksi ASI

  • Bila tidak terdapat kondisi yang pertama tersebut di atas maka gangguan kenaikkan berat badan tersebut boleh dicurigai sebagai permasalahan pemberian AIi yang salah atau karena produksi ASI yang kurang.
  • Penyebab produksi ASI kurang seringkali disebabkan karena riwayat operasi payudara sebelumnya atau kegagalan dari payudara untuk berkembang dengan baik selama masa remaja juga dapat menyebabkan masalah dengan produksi susu.
  • Penjadwalan minum susu yang berlebihan atau membatasi menyusui telah mengakibatkan gagal tumbuh dalam beberapa bayi muda.
  • AAP merekomendasikan bahwa bayi diberi makan segera setelah mereka menunjukkan tanda-tanda kelaparan seperti berusaha makan tangan mereka atau menjadi lebih aktif, dan tentunya mereka harus diberi makan jika mereka menangis. Tanda kenaikan berat badan rendah atau jika bayi kehilangan lebih dari 7% dari berat lahir atau belum kembali berat badan lahir dengan pemeriksaan minggu 2 ,
  • Bayi dengan gagal tumbuh akan membutuhkan makanan ekstra saat ibu bekerja mengusahakan suplai ASI.

Penanganan

  • Bayi yang tidak berkembang seperti yang diharapkan saat pemberian ASI harus dievaluasi oleh tim spesialis intervensi dini, dokter rehabilitasi medis, dokter anak minat tertentu sesuai dengan gangguan pada bayi, dokter bayi anda, dan tim laktasi harus bekerja sama sebagai tim untuk memaksimalkan pertumbuhan bayi
  • Bila penyebabnya dicurigai karena faktor kemampuan minum ASI yang buruk maka harus diidentifikasi penyebabnya. Bila manifestasi gangguan saluran cerna terdapat pada bayi maka sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter anak minta alergi anak atau gastroenterologi anak. Bila terdapat gangguan organik lainnya harus dikonsultasikan pada dokter anak dengan peminatan yang sesuai.
  • Bila gangguan kenaikkan berat badan hanya semata karena faktor yang kedua atau karena jumlah ASi kurang maka dapat dikonsultasikan pada dokter anak atau konselor laktasi
  • Tidak ada salahnya untuk menawarkan menyusui bayi lebih hanya untuk memastikan dia tidak lapar. Ini akan membantunya tumbuh terbaik. Untuk bayi untuk tumbuh dengan baik sementara menyusui, penting untuk mendapatkan bantuan baik dengan teknik kait.
  • Jika bayi Anda tidak membutuhkan makanan tambahan, yang terbaik adalah untuk merangsang suplai dan membantu bayi belajar untuk menyusui lebih baik.
  • Jangan terburu-buru mencari penyebab lain yang sangat banyak bila sudah ditemui gangguan fungsi saluran cerna. Sayangnya gangguan fungsi saluran cerna tersebut seringkali selama ini dianggap normal. Karena pemeriksaan berbagai macam penyebab gangguan gagal tumbuh sangat banyak dan menyita biaya sangat besar. Bila gangguan fungsi saluran cerna pada bayi membaik biasanya akan diikuti kemampuan minum membaik dan kenaikkan berat badan yang membaik. Bila tidak membaik bisa saja dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab lainnya dengan melakukan konsultasi ke dokter spesialis anak tertentu sesuai kecurigaan yang ditemui.
  • Hal yang terpenting adalah jangan terburu-buru menganggap ASI kurang atau menambahkan susu formula dan memberi makanan tambahan sebelum usia 6 bulan sebelum masalah utamanya terdeteksi dan tertangani dengan baik. Karena bila terjadi kesalahan mencari penyebabnya maka akajn mengorbankan manfaat ASI yang luar biasa bagi bayi anda.

References:

  • American Academy of Pediatrics Work Group on Breastfeeding Breastfeeding and the Use of Human Milk. Pediatrics 1997 Dec 100(6):1035-9.
  • Glass, RP, Wolf, LS: Incoordination of Sucking, Swallowing and Breathing as an Etiology for Breastfeeding Difficulty; Journal of Human Lactation 10(3):185-189.
  • Mukkada VA, Haas A, Maune NC, Capocelli KE, Henry M, Gilman N, Petersburg S, Moore W, Lovell MA, Fleischer DM, Furuta GT, Atkins D. Feeding dysfunction in children with eosinophilic gastrointestinal diseases. Pediatrics. 2010 Sep;126(3):e672-7. Epub 2010 Aug 9.
  • Haas AM. Feeding disorders in food allergic children. Curr Allergy Asthma Rep. 2010 Jul;10(4):258-64.
  • Stolze I, Peters KP, Herbst RA. Histamine intolerance mimics anorexianervosa. Hautarzt. 2010 Sep;61(9):776-8. German.
  • Lukefahr JL. Underlying illness associated with failure to thrive in breastfed infants. Clin Pediatr (Phila). 1990 Aug;29(8):468-70.
  • Morton JA. Ineffective suckling: a possible consequence of obstructive positioning. J Hum Lact. 1992 Jun;8(2):83-5.
  • Neifert MR. Prevention of breastfeeding tragedies. Pediatr Clin North Am. 2001 Apr;48(2):273-97.
  • Powers NG. Slow weight gain and low milk supply in the breastfeeding dyad. Clin Perinatol. 1999 Jun;26(2):399-430.
  • Snyder JB. Bubble palate and failure to thrive: a case report. J Hum Lact. 1997 Jun;13(2):139-43.
  • Wiessinger D, Miller M. Breastfeeding difficulties as a result of tight lingual and labial frena: a case report. J Hum Lact. 1995 Dec;11(4):313-6.
  • Willis CE, Livingstone V. Infant insufficient milk syndrome associated with maternal postpartum hemorrhage. J Hum Lact. 1995 Jun;11(2):123-6.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun