Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Pink Eye, Mata Merah yang Tidak Perlu Antibiotika

6 Maret 2012   13:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:26 19682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mata bayi atau anak belekan dan sedikit merah di ujungnya, meski ringan serigkali membuat orangtua panik. Tidak tanggung-tanggung selain dokter anak juga dikonsultasikan ke dokter ahli mata. Akhirnya ke dua dokter memberi obat yang berbeda. Sedangkan orangtua yang memperhitungkan biaya dalam menangani kesehatan anak, hanya membeli obat tetes mata antibiotika sendiri langsung ke apotik. Padahal sebagian besar kasus infeksi mata tersebut adalah "Pink Eye" yang bisa disebabkan alergi, iritasi atau virus flu yang menyertai gangguan saluran napas dan tidak memerlukan pengobatan khusus seperti antibiotika tetes mata atau antibiotika minum per oral. Penanganan Pink Eye pada umumnya cukup dibersihkan kapas atau kain basah hangat yang bersih bila timbul kotoran mata. Gangguan mata merah dan belekan paling sering dialami oleh anak-anak atau sering disebit Pink Eye. Pink eye atau conjungtivitis adalah kemerahan dan bengkak pada selaput mata yang menutupi putih mata dan selaput pada bagian dalam kelopak mata. Pink Eye seringkali disebabkan karena virus, alergi atau iritasi. Paling kasus infeksi virus, sering gangguan ini disertai infeksi saluran napas atas lainnya seperti Common Cold, Flu atau Influenza. Pada penyakit flu yang sering mengalami tampilan gangguan mata seperti ini sering disebabkan karena virus berjenis norovirus. Gejala Flu Yang Sering Menyertai Pink Eye Flu biasa yang juga dikenal sebagai nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut atau pilek adalah virus penyakit menular dari atas sistem pernapasan yang mempengaruhi terutama hidung dan mata. Beberapa virus tertentu atau anak yang mempunyai riwayat alergi khususnya sensitif mata akan dapat menimbulkan gejala Pink Eye. Gejala-gejala yang terjadi biasanya berupa batuk , sakit tenggorokan , pilek , dan demam yang biasanya akan membaik dalam 5-7 hari. Lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu biasa, yang rhinoviruses adalah yang paling umum. Gejala khas adalah batuk , pilek , hidung tersumbat dan sakit tenggorokan , kadang disertai sakit otot , kelelahan , sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan . Sakit tenggorokan hadir dalam sekitar 40% kasus dan batuk pada sekitar 50%, ementara sakit otot terjadi pada sebagian besar penderita. Pada orang dewasa dan anak tertentu, biasanya tidak disertai demam haynya terasa meriang atau sumer Bila dikur suhu normal. Tetapi orang dan anak lainya sdengan daya tahan tubuh rendah bisa terjadi demam tinggi. Batuk biasanya ringan dibandingkan dengan yang menyertai influenza. Batuk dan demam menunjukkan kemungkinan lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa, ada banyak kesamaan antara dua kondisi. Sejumlah virus yang menyebabkan flu biasa juga dapat mengakibatkan dalam infeksi tanpa gejala . Warna dahak atau sekresi hidung dapat bervariasi mulai dari jernih, kuning ke hijau dan tidak dapat mempresentasikan atau memprediksi penyebab virus tertentu. Meski jarang bila disebabkan oleh bakteri, anak-anak dengan mata Pink Eye bisa menampakan kotoran mata hijau dari mata dan bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata bawah akan merah. Pada penderita konjungtivitis bakteri, harus sering menghapus drainase dari mata anak Anda. Dalam kasus jarang seperti ini bisa diberikan antibiotika Penyakit virus ini adalah penyakit menular yang paling sering pada manusia dengan dewasa rata-rata tertular pilek 2-3 tahun dan sedangkan pada orang dan anak tertentu khususnya penderita alergi ada yang mengalami rata-rata antara enam dan dua belas kali dalam sebulan. Tidak Perlu Antibiotika Tidak ada pengobatan khusus untuk Pinks Eye yang kadang disertai flu ini. pada umumnya sebagian besar disebabkan karena virus, sedangkan sebagian kecil lainnya disebabkan karena bakteri. Sebenarnya sebagian besar kasus tidak memerlukan pemberian antibiotika. Tetapi faktanya sering terjadi overdiagnosis dan overtreatment, justru sebagian dokter memberi antibiotika tetes mata atau bahkan antibiotika minum. Seperti pada virus flu lainnya justru sebagian dokter tidak mau berspekulasi meski penyebab yang paling sering virus tetapi selalu saja diberikan antibiotika. Konjungtivitis alergi dapat diobati dengan obat alergi yang khas, dan tetes topikal, seperti Patanol dan Alocril. Pinks Eye juga juga bisa disebabkan oleh iritasi, seperti asap dan debu. Meski jarang bila bakteri dicurigai sebagai penyebab Pik Eye mungkin memerlukan antibiotik, baik topikal tetes atau salep atau antibiotik oral jika anak memiliki lain infeksi bakteri lainnya seperti infeksi telinga. Apa pun penyebabnya, biasanya harus sering menghapus setiap kotoran mata dengan kapas basah dengan air hangat atau kain lembab hangat dan setelah itu harus cuci tangan karena dapat menularkan ke orang lain. Tidak seperti sakit mata merah atau conjunctivitis lainnya yang disebabkan karena virus juga. Pada penyakit mata merah atau conjunctivitis cepat sekali menular dalam kontak dekat atau satu rumah dengan infeksi mata merah yang sama. Namun pada Pink eyes sangat berbeda dengan mata merah uang disebabkan karena infeksi virus lainnya. Biasanya pada pinks eyes jarang sekali menularkan infeksi mata pada kontak dekat lainnya. Hanya saja pada orang dewasa bisa tertular gejala flu dalam bentuk ringan seperti badan pegal, sakit kepala dan bersin tetapi tidak pada gangguan mata. Penyakit infeksi virus ini bisa ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Infeksi pada Pin Eye ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun. Referensi:

  • Am Fam Physician. 2010 Jan 15;81(2):145. Patient information. Pink eye: what you should know.
  • Pink Eye and Your Child. About.com pediatric

Artikel Terkait Lainnya

supported by CHILDREN GRoW UP CLINIC Yudhasmara Foundation Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 - 44466102. MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103. email : judarwanto@gmail.com narulita_md@yahoo.com, http://childrengrowup.wordpress.com WORKING TOGETHER SUPPORT FOR STRONGER, SMARTER AND HEALTHIER CHILDREN BY EDUCATION, CLINICAL INTERVENTION, RESEARCH AND NETWORKING INFORMATION. Advancing of the future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social health and well being for fetal, newborn, infant, children, adolescents and young adult

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun