Dalam perhitungan statistik populasi penduduk dunia PBB, bayi yang lahir pada hari Senin (31/10/2011) adalah warga dunia yang ketujuh miliar. Hal itu terungkap dari sebuah laporan Kondisi Populasi Dunia 2011 yang dikeluarkan PBB. Jumlah penduduk dunia yang mencapai tujuh miliar itu dianggap bukan sekedar krisis, tapi juga sebagai momen untuk bertindak. Masyarakat dunia harus sadar bahwa angka itu merupakan tanda bahaya bagi dunia. Jumlah yang semakin banyak itu akan menimbulkan dampak pada pelaksanaan kehidupan berbangsa. Manusia harus menjamin kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan keamanan hak hidup berdampingan dengan sesamanya. Satu abad lalu jumlah populasi manusia hanya 1,65 miliar jiwa. Hanya dalam kurun waktu satu abad saja, jumlah populasi manusia ternyata mengalami penambahan hingga 4 kali lipat. Risiko ledakan penduduk akan semakin luar biasa pada tahun 2100, jumlah penduduk mencapai 10 miliar.Jumlah penduduk bumi ini akan sangat fantastis karena bumi akan semakin sesak oleh pertumbuhan penduduk yang sangat cepat itu. Negara-negara penyumbang penduduk bumi terbesar dan tercepat ada di negara-negara berkembang kawasan Asia dan Afrika seperti India, Pakistan, Tiongkok, Bangladesh, Nigeria, Ethiopia. Prediksi ramalan ini dibuat dengan asumsi angka kelahiran yang saat ini berjumlah 2,56 anak per satu ibu turun menjadi 2,02 anak per satu ibuJumlah ini akan terus meningkat dan diperkirakan pada 2020 dan 2030, akan mencapai angka 8 miliar jiwa. Dari 7 miliar manusia dunia, didominasi penduduk Asia, dengan jumlah yang mencapai 4,2 miliar. Kemudian menyusul Afrika dengan jumlah 1 miliar jiwa, dan Amerika Selatan dengan jumlah 600 juta. Jumlah penduduk, China tetap berada di urutan pertama terbanyak, yakni mencapai 1,3 miliar orang, kemudian India 1,2 miliar jiwa.Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Populasi penduduknya mencapai 237,6 juta orang pada 2010. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun. Artinya, setiap tahun jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang. Populasi penduduk Indonesia pada 1920 baru 49,3 juta orang. Pada 1960, tercatat 93,6 juta jiwa. Jumlah ini, dia melanjutkan, nyaris berlipat ganda dalam kurun waktu 30 tahun. Kecepatan pertumbuhan kembali melonjak pada dekade-dekade berikutnya. Pada 2000, penduduk Indonesia 206,2 juta jiwa. Dan sepuluh tahun berikutnya jumlah penduduk meroket menjadi 237,6 juta orang.Pola pertumbuhan penduduk makin hari makin cepat karena lemahnya pelaksanaan program Keluarga Berencana di lapangan. Jumlah petugas lapangan Keluarga Berencana kini cuma 24 ribu orang. Idealnya 41 ribu orang. Jumlah 82 ribu desa di Indonesia, seharusnya dua desa dilayani oleh satu petugas. Revitalisasi Keluarga Berencana harus mendesak dilakukan. Kampanye Keluarga Berencana dan penggunaan alat kontrasepsi harus lebih digiatkan lagi seperti jaman orde baru dulu.KemajuanDi balik pertumbuhan jumlah penduduk dunia terdapat kemajuan, seperti meningkatnya tingkat harapan hidup maupun menurunnya tingkat kelahiran. Tingkat harapan hidup rata-rata saat ini 68 tahun, meningkat dari 48 tahun pada masa 1950-an. Sementara tingkat kelahiran turun sampai setengah lebih, dari enam menjadi dua setengah. Perbaikan lain yang dicapai adalah adalah probalitas kematian anak pada saat lahir menurun karena perbaikan sarana kesehatan.PBB mengungkapkan proporsi orang yang hidup di daerah kumuh perkotaan di seluruh dunia telah menurun dari 39 persen tahun 2000) menjadi 33 persen tahun 2010. Namun jika dilihat dari jumlahnya justru bertambah sekitar 828 juta permukiman kumuh di seluruh dunia pada tahun 2010.Krisis MengancamBerbagai masalah akan selalu mengancam dan menghantui kehidupan manusia di dunia di tengah sesaknya penduduk bumi. Berbagai tantangan tersebut nampak berbeda antara satu dengan yang lain namun saling berkaitan. 5 tantangan besar yang dihadapi masyarakat Dunia Modern adalah Stabilitas keuangan, perubahan iklim, penyakit, terorisme dan perlucutan senjata nuklir.Dunia juga masih menghadapi tantangan berupa kekurangan air dan masih terdapatnya ketimpangan yang amat besar antara negara-negara dunia dalam akses terhadap pangan, air, dan perumahan, dan lapangan kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H