Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SBY Perfeksionis, Peragu atau Sangat Cermat ?

10 Maret 2011   01:03 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata penelitian menunjukkan seorang perfeksionis dapat beresiko memperpendek umur. Seseorang mencoba untuk menjadi sempurna akan mengalami stres mental yang jauh lebih tinggi. Peneliti menemukan, partisipan dengan level perfeksionisme tinggi mengalami peningkatan risiko kematian dini sebesar 51 persen.

Peneliti berteori bahwa tingkat stres tinggi yang dialami si perfeksionis akut berkontribusi membuat harapan hidup berkurang. Peneliti juga mencari tahu apakah usaha untuk menjadi sempurna dapat berdampak negatif pada mereka yang mengalami penyakit kronis. Hasilnya justru bertolak belakang. Pasien pengidap diabetes tipe 2 dengan level perfeksionisme tinggi justru memiliki risiko kematian 26 persen lebih rendah daripada mereka yang level perfeksionismenya rendah.

Dampak positif dari perfeksionisme. Perhatian yang tinggi terhadap kesehatan dengan melakukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menjalani pola hidup sehat dan teratur dapat mencegah banyak penyakit termasuk penyakit diabetes tersebut. Jika tidak berlebihan, perfeksionisme juga bisa membawa hal positif, seperti atlet yang latihan keras untuk bisa menjadi juara.

SBY perfeksionis ?

Untuk bisa memastikan bahwa SBY adalah seorang perfeeksionis sungguh tidak mudah.Meski banyak lawan politiknya sering menyerang kecermatan dan kehati-hatian SBY sebagai kelambanan. Tetapi kecermatan tinggi belum tentu milik iorang perfeksionuis. Meski belum tentu seorang perfeksionis tetapi beberapa ciri orang perfeksionis sebagain melekat dalam penampilan SBY.

SBY mempunyai dorongan bahwa segala sesuatu harus sempurna. Kebiasaan untuk meraih kesempurnaan dalam setiap langkahnya. Dalam proses kegiatan biasanya harus mengamati dan mengevaluasi hasil kerja anak buahnya secara detail dan sangat cermat. Kesalahan sedikitpun tidak bisa ditoleransi demi kesempurnaan hasil. Hal ini menjadi salah satu faktor pelaksana atau anak buahnya dalam pengimplementasiannya. Hal itu tidak menjadi masalah kalau anak buahnya juga adalah seorang perfeksionis.

Sikap mirip Perfeksionis SBY dalam penampilan dapat dilihat adanya cerita saat dia tidak mau pecinya miring ke kiri atau ke kanan. Jadi harus benar-benar dalam posisi pas lurus di tengah-tengah, untuk itu SBY selalu bertanya pada staf sekelilingnya sebelum tampil mengenakan peci tersebut.

Langkah yang dianggap perfeksionis lainnya adalah kebiasaan SBY selalu latihan berpidato seperempat jam sebelum tampil berpidato. Latihan itu direkam dan dievaluasi dalam team yang ditugaskan. Sedangkan terdapat staf lainnya yang bertugas menghitung lama pidato SBY. SBY sangat memperhatikan lama masa pidato ini karena tahu bahwa audiens kampanye itu hanya akan betah 7 menit saja mendengarkan pidato. Maka setelah 7 menit SBY akan langsung menghentikan orasinya.

Namun menurut Ahmad Mubarok seorang tokoh partai demokrat dalam acara interaktif di televisi bahwa kecermatan dan kehatia-hatian SBY itu banyak dampak positifnya. Saat tahun 2004 meski demokrat punya banyak kursi di parlemen tetapi jumlah menterinya sedikit. Kegusaran anggota partai tersebut ternyata sudah dicermati dan diperhitungkan SBY. S0ebaiknya kita sabar dan mengalah dulu nanti ke depan ada waktunya bagi partai demokrat. Ternyata terbukti, tahun 2009, demokrat dapat menempatkan menterinya lebih banyak lagi.

Tetapi bagi pihak tertentu sifat kecermatan dan kehati-hatian itu dianggap sebagai kelambanan, kurang percaya diri, peragu dan berbagai hal negatif lkainnya. Oleh mereka sifat positif seorang perfeksionis tidak pernah diungkapkan.

Kalau sulit dipastikan, apakah sebuah perfeksionis atau bukan tidak terlalu penting. Lebih penting adalah memaknai sikap positif seorang tokoh untuk dijadikan panutan. Memang bagi kelompok tertentu, mungkin setiap kebijakaan, uapan bahkan gerakan sekecil apapun adalah salah dan tidak benar. Tetapi sebaiknya secara fair harus melihat berbagai keberhasilan sosok SBY sehingga menjadi orang nomer satu republik ini bukan secara kebetulan dan nasib baik. Bila seandainya SBY seorang perfeksionis maka segala hal negatif dapat ditutupi dengan kecerdasan moral dan kecerdasan intelektualnya sehingga dapat mencapai puncak prestasi seorang manusia. Bila dicermati lebih dalam justru sikap kecermatan atau kehati-hatian dan disertai kecerdasan dan kerja keras adalah kunci keberhasilan SBY. Meskipun. Demkian selalu saja kehati-hatian dan kecermatan itu dianggap lawan politiknya sebagai kelambanan seorang SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun