Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anakku Cerdas, Tapi Sulit Konsentrasi

22 Februari 2011   00:14 Diperbarui: 28 April 2024   14:00 79090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua si Bagas sempat kawatir ketika mendapat keluhan dari guru kelas. Saat kegiatan di kelas, si anak yang berusia 5 tahun tersebut tidak bisa diam dan tidak bisa konsentrasi, sering mengganggu temannya dan  sering tidak menyelesaikan pekerjaan menulis dan mewarnai. Kakaknya pun demikian banyak guru mengatakan dia cerdas tetapi seringkali prestasi di sekolahnya kedodoran terus bahkan terancam tidak naik kelas. Gangguan konsentrasi bervariasi mulai ringan hingga berat. Banyak gejala ringan sering dianggap normal dan diabaikan, meskipun  dapat mengakibatkan gangguan prestasi di sekolah dan kualitas hidup di masa depan padahal anak termasuk tergolong cerdas. Kelompok anak yang mengalami keadaan seperti ini sering divonis sebagai anak malas, cuek, keras kepala, suka membantah  dan tidak peduli.  Keluhan gangguan konsentrasi tersebut akhirnya sempat dikonsultasikan ke seorang profesional. Ternyata, hasilnya anak dinilai dalam keadaan normal, bukan ADHD atau ADD. Dikatakan sang profesional memang se usia anak tersebut sedang dalam periode melakukan ekplorasi. Orang tua jadi bingung, mengapa dikatakan normal ? Sedangkan teman lain di kelas kok bisa diam dan bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Meskipun anak lain yang berperilaku seperti anaknya juga tidak sedikit. Penyebab kesulitan konsentrasi masih belum terungkap secara jelas, karena banyak faktor yang mungkin dapat mempengaruhi. Gangguan neurologi atau Malfungsi organik otak berperanan sebagai penyebab. Gangguan neurofungsional tersebut adalah gangguan persepsi diantaranya adalah tidak bisa membedakan "figure" dan "latar belakang",  tidak mampu mengolah makna apa yang didengar atau dilihat sehingga anak tidak berminat,  tidak memahami urutan perintah (minimun 3 perintah). Beberapa peneliti mengungkapkan faktor genetik ikut berpengaruh. 

1598406985010-2048x608-5f53277cd541df487e458553.jpg
1598406985010-2048x608-5f53277cd541df487e458553.jpg
GANGGUAN KONSENTRASI 

Pada anak usia sekolah gangguan konsentrasi tampak pada gejala cepat bosan terhadap pelajaran atau sulit mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di kelas sehingga di kelas sering mengobrol, sering bengong (melamun), tidak peduli, sangat cuek dan bila dipanggil beberapa kali baru menoleh.  Anak juga sering mengalami kehilangan barang di sekolah , tidak teliti, lupa perintah guru di sekolah dan suka terburu-buru. Meskipun mudah lupa atau short memory loss tetapi biasanya anak golongan seperti ini ingatan memori lamanya sangat bagus dan tajam. 

Meskipun pada umumnya penderita gangguan konsentrasi mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi. Seringkali tampak anak tidak memperhatikan pelajaran tetapi bila ditanya bisa menjawab dengan benar. Di rumah anak tampak tidak bisa belajar lama, bila belajar harus dalam keadaan tenang atau biasanya saat tengah malam. 

Sebaliknya biasanya bisa bertahan lama  pada hal yang disukai seperti menonton televisi, baca komik atau main game.  Karena anak dengan gangguan konsentrasi  tertentu tidak terganggu bila menghadapi hal yang disukai tetapi akan sangat bosan terthadap hal yang tidak disukai. Akibatnya dalam pelajaran sekolah akan didapatkan mata pelajatran tertentu sangat tinggi tetapi pelajaran lainnya sangat jelak. 

Hal lain yang dijumpai di sekolah adalah sering sering lupa atau kehilangan barang. Nilai pelajaran naik turun drastis. .Anak tampak sering terburu-buru sehingga mengakibatkan perilaku tidak mau antri. Tidak teliti sehingga dalam mengerjakan soal sering salah bukan karena tidak bisa tetapi karena ketidak telitiannya. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik. 

Gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala atau suatu manifestasi penyimpangan perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang, dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain. 

Kualitas penampilan gangguan konsentrasi bisa yang ringan hingga berat  Kualitas konsentrasi atau pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yang paling berat adalah over exklusif dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrem. Misalnya pada bayi yang sedang memperhatikan kancing bajunya dan tidak mempedulikan rangsangan lain. 

Kondisi tidak ringan ini terjadi pada penderita Autis. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja, dan terganggu oleh suatu rangsangan yang mungkin tidak adekuat. Hal ini dinamakan kesulitan perhatian atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Kelompok dengan derajat ringan terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lain yang lebih adekuat  

Kondisi normal adalah pola yang paling baik karena anak mampu memperhatikan sesuatu dan mengalihkannya terhadap yang lain pada saat yang tepat tanpa kehilangan daya konsentrasi, pola ini merupakan pola normal perkembangan mental anak secara matang. Derajat ringan inilah yang sering terjadi pada anak usia sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun