Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anakku Cerdas, Tapi Sulit Konsentrasi

22 Februari 2011   00:14 Diperbarui: 28 April 2024   14:00 79090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat manifestasi gangguan konsentrasi yang sangat banyak maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan penyebab dan gangguan lain yang menyertai. Terapi yang diterapkan terhadap penderita gangguan konsentrasi haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama.  

Bila gangguan tersebut tidak ringan penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna menjamin keberhasilan terapi.   Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita gangguan konsentrasi. Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan  pencernaan (Intestinal Permeability or "Leaky Gut Syndrome"), penanganan  alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif.  Penulis telah mengadakan penelitian terhadap penderita gangguan konsentrasi pada anak. Setelah dilakukan eliminasi penyebab gangguan alergi makanan selama 3 minggu ternyata didapatkan hasil peningkatan kemampuan konsentrasi anak. 

Suatu substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukup memuaskan pada beberapa kasus gangguan konsentrasi pada penderita ADHD. Kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa (memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinya dengan menggunakan golongan amphetamine. Namun pemberian berbagai terapi obat-obatan tersebut hanya menekan sementara tidak menyelesaikan masalah jangka panjang. Begitu obat dihentikan gangguan tersebut timbul lagi. 

Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral,  essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino  dan toksisitas Logam berat. Berbagai terapi inovatif saat mengklaim dapat memperbaiki  penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional  Cina seperti akupuntur. Ternyata berbagai terapi biomedis dan terapi inovatif itupun sampai sekarang belum terbukti secara klinis dan tidak banyak bermanfaat. Untuk mengatasi gejala gangguan perilaku yang menyertai pada  penderita gangguan konsentrasi dapat dilakukan dengan terapi okupasi. 

Ada beberapa terapi okupasi untuk memperbaiki gangguan konsentrasi dan gangguan perilaku  yang menyertai pada anak yang mulai dikenalkan oleh beberapa ahli perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory Integration (Ayres), snoezelen, neurodevelopment Treatment (Bobath), modifukasi Perilaku, terapi bermain dan terapi okupasi lainnya  Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih memfokuskan pada perunahan secara spesifik. 

Pendekatan ini cukup berhasil dalam mengajarkan perilaku yang diinginkan, berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agresif, emosi labil, self injury dan sebagainya. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri. Gangguan konsentrasi termasuk salah satu gejala klinik yang paling banyak dijumpai pada anak usia sekolah. 

Gangguan ini biasanya juga disertai gangguan perilaku lain. Sering dikatakan normal bila tidak disertai gangguan Autis, ADHD dan sejenisnya. Fenomena ini tampak seperti fenomena Gunung Es. Artinya yang tampak dipermukaan tidak banyak, tetapi begitu diamati secara cermat didalam lautan akan tampak sangat banyak dan luas. Ganggguan yang hanya tampak di permukaan dan menjadi kekawatiran para orang tua adalah ADHD, ADD, Austism atau Autis Spectrum Disease lainnnya Tetapi ganggguan perilaku lainnya yang tidak masuk kriteria diagnosis Autis atau ADHD dianggap normal  dan biasa itu ternyata sangat banyak terjadi dan tidak begitu diperhatikan. Gangguan perilaku tersebut seperti gangguan konsentrasi, keterlambatan bicara, gangguan emosi, gangguan tidur, impulsif dan agresif.

 Akhirnya dengan label normal tersebut ganggguan perilaku tersebut sering diabaikan penanganan oleh para klinisi dan orang tua. Padahal ganggguan perilaku tersebut bila tidak ditangani dengan baik dikemudian hari akan mengakibatkan ganggguan belajar dan mengganggu prestasi di sekolah. Dalam jangka panjang akan mengganggu pencapaian prestasi, gangguan sosialisasi, gangguan komunikasi dan kualitas penampilan sebagai manusia di kemudian hari. Manifestasi gangguan konsentrasi mulai yang ringan hingga yang berat. Pada gangguan ringan meskipun gangguan tersebut ringan dan tidak disertai gangguan perilaku lain seperti Autis dan ADHD, sebenarnya gangguan tersebut dapat beresiko mengalami gangguan di masa datang. 

PENANGANAN UMUM ORANG TUA DAN GURU SEKOLAH 

Penanganan di rumah dan sekolah, sebaiknya orang tua atau guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. Perilaku anak tersebut timbul bukan karena sifat nakal, tetapi kita harus sadar bahwa anak tersebut mempunyai gangguan dalam mengendalikan gejolak yang meledak ledak baik ucapan, perilaku dan gerakan motoriknya. Kerjasama ini juga penting karena anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. 

Dibutuhkan kesabaran dan bimbingan dari orang tua dan guru dengan gangguan konsentrasi Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan aturan dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak menatap mata  ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatk. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun