Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Aspartam Tidak Aman ?

21 Februari 2011   00:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:25 12869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski MSG (Monosodium Glutamat) dan aspartam sudah dinyatakan aman oleh berbagai institusi kesehatan dunia tetapi keamanan untuk penggunaan masih disangsikan oleh masyarakat. Namun sertifikasi aman yang telah dikeluarkan oleh FDA dan FSA Eropa akhirnya tetap menyulut kontroversi. Penyelidikan lebih menyeluruh mulai banyak diusulkan untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara aspartam dan banyak efek negatif yang mungkin ditimbulkannya seperti sakit kepala, tumor otak dan limpoma. Semua penemuan ini, ditambahkan kemungkinan akan kebenaran bahaya aspartam membuat masyarakat mulai berpikir ulang untuk menggunakan aspartam. Bahkan pada tahun 2004 kontroversi penggunaan aspartam sampai didiskripsikan dalam film dokumenter Sweet Misery: A Poisoned World.

Aspartam telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi manusia dengan lebih dari sembilan puluh negara di seluruh dunia. FDA menunjukkan bahwa aspartam sebagai “salah satu bahan makanan yang telah banyak diuji dan dipelajari dengan seksama aditif makanan. Berdasarkan berbagai kajian ilmiah tersebut FDA pernah menyetujuinya dan menyatakan aspartam aman sebagai pemanis non-nutrisi.

Aspartam Dinyatakan Aman

Menurut berbagai institusi kesehatan dunia yang kredibilitasnya tidak diragukan lagi seperti US Food and Drug Administration (FDA), American Dietetic Association (ADA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), American Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) atau European Commission’s Scientific Committee on Food (SCF) telah merekomendasikan bahwa aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan. Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak, kecuali bagi penderita PKU (Penilketonuria).

Tahun 1981 aspartam mendapat persetujuan dari FDA untuk digunakan pada beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini, tentu banyak penelitian ilmiah yang harus ditinjau terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman untuk dikonsumsi, barulah FDA mau menyetujuinya. FDA telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian aspartam dalam makanan dan minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui penggunaannya. Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996 FDA menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan yang dapat digunakan dalam semua makanan dan minuman.

Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanina. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.

Menurut American Dietetic Association (ADA), pemanis aspartam aman dalam jumlah tertentu seperti yang direkomendasikan Food and Drug Administration (FDA). Hasil penelitian yang dilakukan FDA menyebutkan, aspartam masih dalam batas aman untuk manusia jika konsumsi per harinya sebanyak 50 mg/kg berat badan.

Menurut European Commission’s Scientific Committee on Food (SCF) pada tahun 1998 juga merekomendasikan bahwa aspartam aman. SCF juga telah melakukan review berbagai laporan penelitian terhadap 500 penelitian tentang aspartam sejak tahun 1998 hingga 2001. Hasil review tersebut menunjukkan, aspartam tetap aman dan tidak ada bukti kuat yang mengharuskan mereka mencabut pernyataan sebelumnya. Berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI), asupan aspartam yang direkomendasikan SCF adalah 40 mg/kg berat badan.

Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.

Setelah persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian lain yang dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, FDA tidak mengubah pendapatnya. Aspartam kini telah disetujui penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.

Bahaya Bagi penderita PKU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun